Bijak Bermedia Sosial, Mendulang Untung Tanpa Buntung

25 Mei 2018 18:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi Instagram. (Foto: Reem Baeshen/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi Instagram. (Foto: Reem Baeshen/Reuters)
ADVERTISEMENT
Kasus pemuda yang menghina Presiden Joko Widodo lewat sebuah unggahan di Instagram, merupakan salah satu contoh bahwa media sosial bisa menjadi pedang bermata dua. Terutama dengan kondisi seperti sekarang. Ceroboh berkata sedikit saja bisa jadi masalah, apalagi yang terang-terangan menghina?
ADVERTISEMENT
Kalau ditarik beberapa waktu ke belakang, kasus serupa memang sudah cukup banyak terjadi. Sebagai anak muda yang bijak, seharusnya kita sudah bisa menjadikan hal tersebut sebagai contoh sekaligus pelajaran untuk tidak mengulanginya kembali.
Jika memang alasannya adalah kebebasan berekspresi, enggak ada salahnya juga buat menyampaikan kritik kita lewat media sosial dalam bahasa yang lebih santun dan terstruktur. Selain enak dilihat, pesan yang ingin disampaikan juga mungkin akan lebih mudah dimengerti. Bukan dengan cara yang justru cenderung serampangan.
Namun, kejadian tersebut juga jangan lantas dijadikan sebagai momok yang menakutkan untuk bermedia sosial. Asal mengerti cara menggunakannya dengan bijak, media sosial, khususnya Instagram, justru bisa menjadi tempat yang potensial bagi berkumpulnya berbagai hal yang positif sekaligus menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dialami Shofani (23) salah satunya. Mahasiswa desain asal Bandung ini, berhasil mengubah sesuatu yang awalnya iseng-iseng, menjadi sejumlah rupiah melalui Instagramnya.
Keahliannya dalam membuat karya ilustrasi digital yang dimilikinya, ternyata mulai membuahkan hasil setelah beberapa orang mengetahui beragam karya yang ia unggah ke akun Instagram pribadinya.
"Sebenarnya awalnya aku cuma bikin fanart. Terus mulai ada yang minta digambarin gitu, dan ternyata dia mau bayar. Terus lumayan banyak yang nanyain setelah itu," ungkap Shofani kepada kumparan pada Jumat (25/5) siang.
Dari situ, ia mulai belajar untuk lebih serius menjalani hobinya, dengan membuka akun yang memang diperuntukkan untuk memposting berbagai macam portofolio yang dimilikinya. Menurutnya, setelah menjalaninya untuk beberapa waktu, ia pun mengaku bahwa uang yang didapatkan dari hal tersebut cukup untuk menambah uang jajannya.
ADVERTISEMENT
"Intinya ya lakuin aja, jangan takut enggak laku, jangan takut buat mulai," lanjutnya.
Hal yang senada pun dialami Shabila (24). Gadis pemilik akun Instagram bernama @arrestabila itu, justru berhasil memanfaatkan platform tersebut untuk membangun kariernya sebagai seorang social media influencer. Meskipun awalnya hanya merupakan sebuah hobi.
Instagram. (Foto: Wokandapix via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Instagram. (Foto: Wokandapix via Pixabay)
"Awalnya aku enggak nyangka banyak yang ngasih komen, likes, dan engage sama postingan aku. Tapi ternyata ada yang nge-feature foto aku waktu itu. Dari situ mulai kenal banyak fashion influencer," tutur perempuan yang akrab disapa Abil kepada kumparan pada Jumat (25/5) siang.
Perlahan, hobi Abil memposting beragam foto Outfit of the Day-nya (OOTD) pun mulai menunjukkan hasil yang positif. Abil mengatakan, sejak saat itu ia sudah mulai menerima berbagai macam barang endorse, meskipun sifatnya belum berbayar.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, Abil pun semakin lebih serius menekuni hal tersebut. Ia bahkan mulai belajar berbagai macam hal yang berkaitan dengan bidangnya secara lebih profesional, termasuk dalam segi bisnisnya.
"Kalau misalnya ditanya menguntungkan apa enggak, ya menguntungkan...Aku juga (kerja) ngantor sekarang, tapi aku juga ngejalanin berbagai job dari endorse-an, dan itu, secara finansial, ngebantu banget," tambahnya.
Meski begitu, ia tak lantas menjadi urakan, dan melupakan tanggung jawab moral dalam menjalani hobi yang saat ini menjadi profesinya tersebut. Menurutnya, ia cukup sering menolak beberapa tawaran brand yang memang sekiranya ia anggap akan membawa dampak buruk bagi mereka yang melihat postingannya.
"Karena begini, audiens aku enggak semuanya orang dewasa, ada juga yang masih di bawah umur. Kalau misal mereka lihat yang dia follow melakukan hal yang enggak seharusnya dilakukan lalu berdampak ke kehidupan dia, itu sih masalah," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Jaga manner, balik lagi ke postingan yang positif. Bebas deh mau kayak apa di kehidupan nyata, terserah. Tapi kalau di Instagram, apalagi kalau tujuannya membangun karier sebagai influencer, pengaruhilah orang-orang sama hal yang positif. Jangan posting yang mungkin menurut kamu biasa aja, tapi menurut orang lain mungkin enggak," tutupnya.
Intinya, sih, kembali lagi. Berekspresi secara bebas itu memang hak milik setiap orang. Tapi, ada baiknya juga jika kita tetap mempertimbangkan dampak yang mungkin akan ditimbulkan ke depan dari perilaku kita di media sosial. Toh, lebih enak sepertinya kalau dikenal karena sesuatu yang baik.