Cerita Mereka yang Tetap Berpuasa di Sekolah Nasrani

24 Mei 2018 21:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toleransi Beragama (Foto: Mohammad Ayudha/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Toleransi Beragama (Foto: Mohammad Ayudha/Antara)
ADVERTISEMENT
Puasa tentu akan lebih mudah dijalani ketika semua orang melakukannya. Terlebih saat Ramadhan, rutinitas normal yang biasa dilakukan setiap hari seolah menyesuaikan dengan jadwal puasa. Warung-warung atau kedai yang menjual makanan akan mulai buka menjelang beduk Magrib. Kalau pun tetap buka, tempat mereka pasti dipenuhi dengan gorden untuk menghormati orang-orang yang sedang berpuasa.
ADVERTISEMENT
Proses belajar mengajar di beberapa sekolah pun berlangsung lebih singkat dari biasanya. Namun, tidak di sekolah yang mayoritasnya beragama nasrani.
kumparan berkesempatan untuk bertanya pada beberapa pelajar muslim yang menjalankan ibadah puasa di tengah banyaknya teman-teman mereka yang tidak berpuasa.
Ramadhan telah tiba (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ramadhan telah tiba (Foto: Thinkstock)
Tidak bisa ditampik, bahwa puasa memang membuat tubuh kita jadi lemas karena lapar dan kurangnya cairan dalam tubuh. Untuk menghemat energi, tidur jadi kegiatan favorit saat puasa. Namun, bermalas-malasan dan tidak produktif tentu saja tidak bisa dilakukan selama kita masih harus bersekolah.
Seperti yang dialami Mory, alumni dari SMP Yuwati Bhakti dan SMA Mardi Yuana Sukabumi ini mengaku tidak ada pengurangan dalam waktu belajar mengajar. Semua berjalan normal seperti biasanya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ketika pelajaran olahraga Mory terpaksa mengikutinya.
“Meski puasa, jam 12 tetap disuruh olahraga futsal, voli, lompat jauh, kalau enggak (dilakukan) nanti enggak dapat nilai,” kenang Mory.
Godaan untuk membatalkan puasa pun tak jarang menghampiri Mory. Saat dia masih duduk di bangku SMP misalnya, setelah lelah berlarian bermain futsal, Mory pun tak tahan untuk membeli minum.
“Habis futsal siang-siang, bayangin aja. Nah, kebetulan ada tukang es buah lewat, langsung aja dibatalin, soalnya haus haha,” katanya berseloroh.
Takjil favorit masyarakat Indonesia (Foto: Instagram @monica_y_listia)
zoom-in-whitePerbesar
Takjil favorit masyarakat Indonesia (Foto: Instagram @monica_y_listia)
Namun, Mory berterus terang, membatalkan puasa hanya pernah dia lakukan ketika masih SMP. Saat sudah menjadi pelajar SMA, Mory justru selalu menamatkan puasanya meski harus menahan lapar, haus dan rasa lelah.
ADVERTISEMENT
Selain harus tetap mengikuti pelajaran, menahan lapar dan dahaga di tengah mayoritas yang tidak berpuasa jadi tantangan tersendiri bagi pelajar muslim di sekolah nasrani.
Kantin di sekolah tetap buka, aroma masakan yang tercium juga bisa mengganggu konsentrasi belajar, meskipun tentu saja ini bukan jadi alasan.
Hal tersebut dirasakan pula oleh Bintang, pelajar kelas 11 di SMA Kolese Gonzaga, Jakarta.
“Kalau puasa harus lebih banyak sabar, beberapa teman masih ada yang suka lupa aku lagi puasa terus ngajakin makan. Tapi aku pribadi enggak masalah sih,” cetusnya.
Ilustrasi toleransi beragama (Foto: Patathomas/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi toleransi beragama (Foto: Patathomas/Flickr)
Menjadi pelajar muslim yang harus berpuasa di sekolah nasrani memang jadi sebuah anomali. Namun, bukan berarti pelajar muslim ini tidak dihargai selama menjalankan ritual keagamannya. Toleransi tetap dijunjung tinggi dan ditampilkan oleh para pelajar yang mayoritasnya bergama nasrani.
ADVERTISEMENT
Hal ini dialami oleh Mory. Ketika bel istirahat berbunyi, para pelajar yang tidak berpuasa lantas pergi ke kantin untuk santap siang. Lucunya, teman-teman yang tidak berpuasa ini meminta maaf pada Mory karena menghargai dia yang sedang berpuasa.
“Terus teman-teman juga enggak ada yang menjerumuskan buat batal puasa, malah pada support gitu,” tutur Mory.
Meski sekolahnya adalah sekolah nasrani, namun banyak pelajar yang berbeda keyakinan di luar nasrani. Sifat kekeluargaan pun tumbuh dan para pelajar jadi saling belajar untuk menghormati satu sama lain.
Indahnya toleransi juga dirasakan Dini, salah satu pelajar muslim di salah satu sekolah nasrani di Padang ini misalnya. Dia bercerita, ketika Ramadhan tiba, teman-teman kelasnya turut berpartisipasi mengadakan buka puasa bersama. Bahkan, sebelum libur lebaran, para pelajar di sekolah tersebut mengadakan acara silaturahmi untuk saling bermaafan.
ADVERTISEMENT
Selain cerita menyentuh soal toleransi yang terjalin lewat cerita teman-teman kita di atas, apakah kamu juga pernah mengalami hal serupa?