Curhat Volunteer Asian Games: Tambah Teman hingga Dimaki Wartawan

28 Agustus 2018 20:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendaftaran Volunteer Asian Games 2018 (Foto:  INASGOC)
zoom-in-whitePerbesar
Pendaftaran Volunteer Asian Games 2018 (Foto: INASGOC)
ADVERTISEMENT
Perhelatan olahraga akbar setiap empat tahun sekali, Asian Games, menjelma sebuah magnet yang menjadi daya tarik khalayak. Tak hanya di Indonesia yang didaulat sebagai tuan rumah Asian Games, ajang olahraga yang melibatkan 45 negara di Asia ini juga tak lepas dari perhatian publik internasional. Wajar saja jika Asian Games jadi bahan perbincangan hangat akhir-akhir ini.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum Asian Games digelar, gembar-gembor untuk ikut terlibat menjadi volunteer juga santer dipublikasikan, salah satunya lewat media sosial. Ajakan untuk menjadi volunteer lewat media sosial ini kemudian diketahui oleh Clara (23), seorang fresh graduate lulusan Universitas Atma Jaya, Jakarta.
“Jadi pas lihat ada kata-kata Asian Games di media sosial kan penasaran tuh itu apa acaranya, browsing dulu, enggak tahunya acara itu cukup besar dan bergengsi. Pengin terlibat aktif aja menjadi salah satu yang bisa menyukseskan acara tersebut,” ungkap Clara.
Lain dengan Clara, seorang mahasiswi S2 dari Universitas Negeri Jakarta, Deca (24), mengetahui dibukanya kesempatan untuk mendaftar volunteer Asian Games tersebut dari seorang teman yang juga sudah mendaftar terlebih dulu.
ADVERTISEMENT
Alasan Deca untuk menjadi volunteer ini awalnya disarankan oleh teman sang ayah sekaligus keinginannya untuk menambah pengalaman dan koneksi.
“Waktu jalan-jalan ke Palembang, ada teman ayah yang menyuruh untuk coba jadi volunteer. Aku pikir ini ide bagus, sekalian bisa nambah pengalaman dan koneksi, akhirnya coba ikutan dan alhamdulillah lulus deh,” ujar Deca.
Untuk menjadi volunteer di ajang bergengsi sekelas Asian Games ini juga tidaklah mudah. Deca dan Clara harus melewati serangkaian proses seleksi yang cukup panjang. Clara mengatakan, semua rangkaian seleksi dan training wajib diikuti.
“Kalau ada salah satu yang enggak diikuti, berarti dia dianggap gugur,” jelasnya.
Namun, menjadi volunteer di perhelatan sebesar Asian Games ini bukanlah cuma-cuma. Kabarnya, para volunteer ini juga mendapat bayaran yang lumayan besar.
ADVERTISEMENT
Baik Deca dan Clara mengaku, mendapat Rp 300 ribu perhari, akumulasi tersebut didapat dari Rp 150 ribu untuk transportasi, dan Rp 150 ribu untuk uang makan.
Untuk masalah jangka waktu, Clara memperkirakan, dari mulai pendaftaran online hingga briefing mengenai jobdesc dia harus menjalaninya selama kurang lebih empat bulan.
Proses seleksi panjang
Pendaftaran Volunteer Asian Games 2018 (Foto:  INASGOC)
zoom-in-whitePerbesar
Pendaftaran Volunteer Asian Games 2018 (Foto: INASGOC)
Deca menambahkan, proses seleksi dimulai dari mendaftar via online di website resmi Asian Games, kemudian berkas-berkas persyaratan yang dikirim calon volunteer akan diseleksi oleh panitia. Jika diterima, calon volunteer tersebut akan dikirim email untuk mengikuti undangan psikotes dan forum group discussion (FGD).
Setelah lulus tahap psikotes dan FGD, barulah mereka resmi menjadi volunteer. Tapi, masih ada dua sesi training atau pelatihan yang harus diikuti.
ADVERTISEMENT
Pertama, adalah General Training (GT) 1 tentang nilai-nilai olahraga. Dalam training tersebut, volunteeri diberi informasi lebih lanjut mengenai Olympic dan Asian Games secara keseluruhan. Selanjutnya, GT 2 yang lebih memfokuskan tentang individu volunteer, seperti etiket volunteer, bagaimana cara berkomunikasi, tempat wisata di Jakarta, dan interpersonal skills volunteer.
“Begitu selesai GT2, baru kita dikabari divisi yang kita masuki via email. Kebetulan, aku masuk divisi media and public relations di daerah Jakarta Suburb (Jawa Barat). Lalu, kita dikabari lagi untuk ikut Job Specification Training (JST) di Bandung untuk mendapat pengetahuan lebih tentang divisi Media & PR serta jobdesc-nya,” papar Deca.
Dimaki wartawan
Renovasi di Stadion Si Jalak Harupat. (Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
zoom-in-whitePerbesar
Renovasi di Stadion Si Jalak Harupat. (Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Dalam Asian Games 2018 ini, Deca dipercaya sebagai koordinator team Media dan Public Relation untuk Football Men di Jalakharupat, Kabupaten Bandung. Dia menjelaskan, tugasnya lebih fokus ke wartawan tulis maupun fotografer lapangan.
ADVERTISEMENT
“Jadi kita yang melayani mereka dan berusaha mengatur wartawan agar mereka tetap patuh pada peraturan yang berlaku,” tuturnya.
Tidak jauh berbeda dengan Deca, Clara juga diminta untuk menangani media. Namun, jika Deca mengurusi bagian public relationnya, Clara mengurusi bagian transportasi untuk media.
Dia dan timnya, menangani para wartawan dari media press center (MPC) ke venue pertandingan atau ke hotel.
Tak jarang, Clara mendapat omel dari para wartawan karena permintaan mereka yang tidak terpenuhi. Bahkan, di awal kerja menjadi volunteer, dia juga kerap kebingungan tidak tahu harus melakukan apa karena tidak adanya arahan yang jelas dari atasan. Dirinya pun pernah ‘kena semprot’ salah satu wartawan yang sempat membuatnya emosi.
“Saya kan hanya menjalankan tugas, kalau bapak mau marah-marah sama atasan saya aja yang bikin peraturan,” Clara mendengus kesal.
ADVERTISEMENT
Deca pun punya pengalaman saat kesulitan dalam menyiasati fasilitas yang terbatas saat sedang bertugas di venue pertandingan. Dia bahkan merasa seperti sedang melakukan KKN, semacam pengabdian pada masyarakat desa, saking sulitnya keberadaan fasilitas yang memadai.
Namun, sebagaimana hidup, bekerja juga pasti selalu ada momen suka dan tidak melulu duka.
Deca merasa dengan terlibatnya di ajang Asian Games ini, dia bisa kenal dengan beberapa wartawan media luar negeri, bertemu banyak orang, hingga bersahabat dengan teman satu tim maupun tim lain.
“Yang paling penting sih, kita dapet pengalaman yang cuma ada sekali dalam seumur hidup. Kapan lagi bisa jadi bagian dari event terbesar kedua di dunia kalo bukan sekarang?” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Clara, meski harus kena omel atasan atau wartawan, dirinya jadi belajar banyak soal problem solving. Dia tak memungkiri, salah satu momen menyenangkan dari Asian Games ini adalah bertemu banyak orang dan menambah teman.
ADVERTISEMENT
“Senang bangetlah bisa berkontribusi di ajang sebesar ini. Menjadi volunteer itu salah satu ‘a must experience’ dalam hidup,” pungkasnya.