news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Daftar Panjang Ramalan Kiamat yang Gagal

21 September 2017 19:44 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kiamat (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kiamat (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Mulai dari suku adat, kelompok agama, hingga ilmuwan berulang kali memprediksi dan mewanti-wanti akan datangnya kehancuran di muka bumi ini.
ADVERTISEMENT
Berbagai prediksi kiamat bisa jadi membuat kiamat serasa makin dekat dan nyata, atau malah dicap hoaks yang tak perlu dipercaya --mengingat banyaknya ramalan kiamat yang gagal.
Kini masyarakat, di dunia maya setidaknya, kembali dihebohkan dengan ramalan kiamat dari David Meade. Ahli numerologi asal Amerika Serikat itu mengklaim kiamat akan terjadi dua hari lagi, yakni pada 23 September 2017.
Badai Harvey di Texas (Foto: REUTERS/Rick Wilking)
zoom-in-whitePerbesar
Badai Harvey di Texas (Foto: REUTERS/Rick Wilking)
Prediksi Meade berdasarkan perhitungan ayat-ayat dan kode numerik dalam Alkitab. "Yesus hidup selama 33 tahun, nama Elohim, yang merupakan nama Tuhan bagi orang Yahudi, disebutkan 33 kali (dalam Alkitab)," tutur Meade kepada The Washington Post pekan lalu.
Angka 33 itu diduga sebagai angka penting. Meade kemudian menggunakan angka itu yang dikonversi menjadi jumlah hari untuk menghitung tanggal terjadinya kiamat.
ADVERTISEMENT
Ia jumlahkan 33 hari dengan tanggal terjadinya Gerhana Matahari Total pada 21 Agustus lalu, yang dipercayainya sebagai pertanda. Lahirlah tanggal 23 September sebagai hari kehancuran dunia.
Menurut Meade, dalam surat Lukas 21:25-26 ada kutipan yang tampaknya sesuai dengan peristiwa Gerhana Matahari Total yang tampak di AS bulan lalu. Selain itu, juga terjadi bencana badai Harvey yang menghancurkan Texas dan berbagai bencana lainnya yang menimpa Benua Amerika.
Upaya mencari tahu tanggal terjadinya kiamat bukan kali ini saja terjadi. Bahkan sejak abad kedua, ramalan-ramalan akhir dunia telah diproduksi. Mulai dari mereka yang mengaku mendapat wahyu hingga klaim perhitungan berdasar kitab suci.
Laman brittanica.com mencatat setidaknya ada 10 ramalan yang telah gagal memprediksi terjadinya hari kehancuran itu.
ADVERTISEMENT
Suku Maya
21 Desember 2012 ditandai sebagai akhir dari Siklus Besar dari kalender panjang suku Maya. Banyak orang mengartikan itu sebagai akhir dari dunia alias kiamat.
Ketika ramalan tersebut tak terbukti, spekulasi lain pun lahir.
Situs berita indiatimes melansir, prediksi tersebut meleset karena kalender suku Maya memiliki perbedaan 1.260 dengan kalender Masehi yang kita gunakan.
Anthony Aveni, ahli Mesoamerika Kuno dari Colgate University menyatakan, “Sejauh yang kita tahu, orang-orang Mesoamerika termasuk suku Maya di dalamnya tidak memperhitungkan tahun kabisat.”
Setelah dihitung ulang, kiamat diperkiraan terjadi pada 4 Juni 2016. Prakiraan itu kembali meleset, atau justru orang-orang yang salah mengartikan?
Dikutip dari majalah National Geographic edisi Juni 2012, cendekiawan suku Maya Ricardo Agurcia mengatakan, “Hanya ada satu tanggal monumental bagi suku Maya di 2012. Itu tentang kelahiran kembali dan awal mula sebuah siklus, bukan kematian (kiamat).”
ADVERTISEMENT
Arkeolog William Saturno memperkuat pernyataan tersebut dengan menjelaskan bahwa ramalan yang dibuat pada 813 dan 814 setelah Masehi itu memproyeksikan Bumi akan bertahan selama 7.000 tahun.
Harold Camping
Penyiar radio sekaligus misionaris di California, Amerika Serikat, ini setidaknya telah 12 kali mencoba meramalkan terjadinya kiamat. Camping yang lahir pada 19 Juli 1921 mencari tahu waktu terjadinya kiamat dengan melakukan berbagai perhitungan berdasarkan Bibel.
Ramalannya terkenal pada 1992. Kala itu ia menerbitkan buku yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 6 September 1994. Ketika peristiwa tersebut tak terbukti, ia menjawab bahwa perhitungannya salah ketika itu.
Ia datang kembali dengan prediksi tanggal yang baru. Camping mengatakan bahwa pada 21 Mei 2011 Yesus Kristus akan kembali ke Bumi untuk menyelamatkan manusia yang tengah dilanda api dan penyakit selama lima bulan.
ADVERTISEMENT
Ramalan Camping ini begitu terkenal berkat publikasinya melalui Family Radio yang dipimpinnya sejak 1958.
Setelah 21 Mei 2011 terlalui tanpa terjadi apapun, ia menolak diwawancarai. Diketahui kesehatannya terus menerus turun akibat strok yang menyerangnya pada Juni.
Camping datang kembali dengan prediksi tanggal kiamat terbaru, yakni 21 Oktober 2011. Namun pada 16 Oktober 2011, ia berhenti dari Family Radio dan tak bisa ditemui.
Ketika prediksinya tak terbukti, ia menyatakan pada media bahwa dirinya merasa berdosa telah memprediksi hari kiamat. “Aku kini lebih sungguh-sungguh membaca Bibel, bukan untuk mencari tanggal kiamat. Tapi untuk memperkuat keimananku,” ujarnya dalam wawancara khusus dikutip dari situs christianpost.
Camping mengembuskan nafas terakhirnya pada 15 Desember 2013.
Ilustrasi UFO. (Foto: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi UFO. (Foto: pixabay.com)
Hong Min Chen
ADVERTISEMENT
Pria asal Taiwan kelahiran 1955 ini mendirikan sebuah sekte agama baru yang menggabungkan Kristen, Budha, teori konspirasi UFO, serta agama tradisional. Alirannya disebut Chen Tao atau True Way.
Chen pernah berkhotbah menyatakan Tuhan akan muncul di saluran TV Amerika Serikat pada 31 Maret 1998 untuk mengumumkan kehadiran dirinya minggu depan melalui wujud Chen.
Pada Agustus 1997 ia kemudian pindah ke Amerika Serikat demi untuk menyambut kedatangan Tuhan. Situs berita bbc.com melansir setidaknya 2.000 orang tahun itu pindah dari Taiwan ke Texas, Amerika Serikat.
Kedatangan mereka memicu kekhawatiran akan terjadinya bunuh diri massal serupa yang pernah dilakukan oleh sekte Gerbang Surga, yang juga percaya pada UFO.
ADVERTISEMENT
Namun hal itu tak terjadi. Dalam pidatonya, Chen mengatakan, jika Tuhan batal datang ke Amerika Serikat maka mereka akan kembali pulang ke Taiwan.
Tak banyak diketahui setelah itu, selain dari beberapa orang yang kesulitan pulang ke Taiwan karena masalah visa. Diprediksi dua per tiga anggota keluar dari sekte Chen Tao pasca-kegagalan ramalan tersebut.
Ilustrasi Komet (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Komet (Foto: Thinkstock)
Komet Halley
Kita tahu bahwa Komet Halley melintasi Bumi setiap 76 tahun sekali. Pada 1910, jarak kedekatan komet ini dengan Bumi mengkhawatirkan banyak pihak.
Media The San Fransisco Call di Amerika Serikat menambah kecemasan dengan menurunkan berita berjudul, “Ilmuwan: Komet Bisa Membunuh Semua Kehidupan di Bumi”. Banyak orang kemudian panik menghadapi informasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan sebuah kelompok di Oklahoma berusaha mengorbankan seorang perawan untuk mengusir malapetaka. Sementara itu, kantung udara mendadak menjadi komoditas dagang.
Namun, melintasnya Komet Halley akhirnya sesuatu yang biasa tanpa terjadi apapun selain hujan meteor Aquarid Eta yang kemudian mewarnai malam.
Yesus terbang ke langit (Foto: John Singleton Copley)
zoom-in-whitePerbesar
Yesus terbang ke langit (Foto: John Singleton Copley)
William Miller
William Miller lahir pada 15 Februari 1782. Ia adalah seorang penulis, pendeta, sekaligus perwira militer.
Ia mulai berkhotbah di usia 49 tahun. Miller menyatakan Yesus Kristus akan turun ke Bumi pada 1843. Ia pun menarik setidaknya 100.000 orang pengikut yang memercayai ramalannya tersebut.
Ketika ramalannya gagal terbukti, ia menghitung ulang dengan merevisi tahun kedatangan Yesus menyelamatkan manusia menjadi 1844. Namun, revisi itu pun tak jua terbukti.
ADVERTISEMENT
“Aku menunggu setiap hari Selasa, menanti Yesus tiba. Namun itu tak terjadi. Aku bersujud selama dua hari tanpa merasakan sakit, tapi penuh dengan kekecewaan,” ujar Henry Emons, pengikut Miller, seperti dikutip dari brittanica.com.
Kekecewaan besar para Millerites, sebutan untuk penganut Miller, dijawab oleh Miller. Ia mengatakan, “Tahun pengharapan telah sesuai dengan nubuat. Tapi mungkin ada kekeliruan dalam memahami kronologi Alkitab. Hal itu sangat manusiawi, salah menentukan tanggal dan ketidaksesuaian lain.”
Miller tak pernah menyerah atas kepercayaannya, ia yakin bahwa kedatangan Yesus Kristus telah sangat dekat hingga akhir hayatnya pada 20 Desember 1849.
Joanna Southcott
Ketika berusia 42 tahun, Joanna mengatakan ia mendengar suara-suara yang berisi prediksi akan masa depan. Perempuan kelahiran Inggris 1750 itu menyatakan bahwa pada 1799-1800 akan terjadi gagal panen dan kelaparan.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian menulis buku dan memiliki kurang lebih 100.000 pengikut. Pada 1813, ia mengumumkan bahwa tahun depan dirinya akan melahirkan seorang mesias di usianya yang ke 64.
Bukan kelahiran, namun justru kematian yang dialami Joanna pada 27 Desember 1814.
Ayam (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ayam (Foto: Pixabay)
Ayam Betina
Alkisah pada 1806, seekor ayam betina di Leeds, Inggris, mengeluarkan telur bertuliskan “Kristus akan datang”. Sontak hal tersebut membuat banyak orang penasaran dan ketakutan.
Kemudian diketahui bahwa telur itu adalah rekayasa sang pemilik, Mary Bateman. Ia menuliskan pesan itu dengan tinta korosif lalu memasukkan kembali si telur ke tubuh ayam yang malang.
Ia dikenal sebagai pencuri dan penipu, mengaku memiliki kekuatan supranatural. Di tahun itu pula Bateman ditahan karena upaya pembunuhan yang dilakukannya. Ia dihukum gantung pada 1809.
ADVERTISEMENT
666
Di abad ke-17, banyak orang ketakutan kiamat akan terjadi pada 1666. Hal itu dikarenakan tafsir terhadap Bibel yang menyebut 666 sebagai angka setan.
Di tahun itu terjadi kebakaran besar pada 2 hingga 5 September di London. Sekitar 13.000 rumah, 87 gereja, dan sebagian besar kota hancur. Mereka percaya itulah akhir dari dunia.
Setelah kebakaran usai, dilaporkan jumlah korban hanya 10 orang.
Ilustrasi kebakaran (Foto: Ernie/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebakaran (Foto: Ernie/Pixabay)
Johannes Stöffler
Johannes Stöffler adalah matematikawan, ahli astrologi, dan pendeta ternama asal Jerman. Lahir pada 10 Desember 1452, ia aktif berkorespondensi dengan para humanis terkemuka. Bersama Johannes Reuchllin, mereka berdua menulis tentang horoskop.
Pada 1499, Stöffler memprediksi akan datangnya banjir besar di seluruh dunia pada 20 Februari 1524. Tanggal tersebut lahir dari analisanya yang menyebut seluruh planet saat itu akan sejajar di bawah naungan rasi Pisces, yang merupakan simbol air.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang ilmuwan terkemuka pada masanya, ramalan Stöffler yang disebarkan melalui pamflet di kota-kota membuat banyak orang khawatir. Count von Iggleheim, bangsawan Jerman bahkan membangun kapal tiga tingkat demi mengantisipasi bencana banjir itu.
Ketika tiba tanggal yang diramalkan, hujan turun namun banjir besar yang ditakutkan tak kunjung terjadi. Stöffler wafat tujuh tahun kemudian karena terserang wabah penyakit yang melanda desanya.
Montanisme
Gerakan Kristiani pada abad ke-2 ini dimulai di Frigia, yang kini masuk wilayah Turki. Montanus, sang pendiri, mengaku bahwa ia diberi wahyu yang mengatakan bahwa kedatangan Kristus akan segera tiba.
Prinsip Montanus disebut Parakletos, Roh Kebenaran, yang disebutnya akan segera datang dan mewujud dalam tubuh Montanus.
ADVERTISEMENT
Hingga meninggalnya Montanus pada tahun 200, Montanisme tetap bertahan hingga pertengahan abad ke-3. Bahkan sebuah gereja Montanis tetap berdiri sampai abad ke-8.
Ilustrasi bencana alam (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bencana alam (Foto: Pixabay)
Berbagai ramalan kiamat itu, menurut Lorenzo DiTommaso, profesor agama di Universitas Concordia, lahir sebagai penyelesaian masalah segala sesuatu.
“Masalah tampak semakin besar, sementara tak ada solusi apapun yang terasa bisa dilakukan. Kita tidak lagi melihat diri kita, sebagai manusia, bisa menyelesaikan berbagai persoalan itu,” ujar DiTommaso seperti dikutip dari laman livescience.com.
DiTommaso menyatakan, dari sudut pandang agama, malapetaka sebagai cara untuk menyelesaikan semua persoalan bukanlah kekacauan, melainkan kepastian.
Sementara berdasarkan polling yang dilakukan Reuters pada 2012, satu dari tujuh orang di dunia percaya bahwa dunia akan segera berakhir.
ADVERTISEMENT
“Kiamat akan datang, baik karena kehendak Tuhan, bencana alam atau peristiwa politik, apapun alasannya. Satu dari tujuh orang di dunia percaya, kiamat akan datang,” ujar Keren Gottfried yang mengadakan polling untuk Reuters.
Apakah karena iman atau didorong oleh berbagai persoalan dunia --yang tiada henti seolah tak ada ujung-- lalu kita mencari tahu kapan dunia berakhir?