news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dear Fresh Graduate, Ini 5 Kesalahan Fatal Saat Kirim Lamaran Kerja

12 November 2018 19:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jangan Terlalu Berekspektasi  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jangan Terlalu Berekspektasi (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bagi pencari kerja, surat lamaran menjadi kunci agar dapat lolos ke tahap berikutnya, hingga mendapatkan posisi dalam sebuah perusahaan. Namun ada sejumlah kesalahan fatal yang enggak disadari sering dilakukan oleh pelamar, dan membuat peluang diterima pupus sirna.
ADVERTISEMENT
Terkait kesalahan fatal pada lamaran kerja ini, kumparan lantas menanyakan langsung kepada Dinar Syarita yang telah bekerja sebagai Recruitment Specialist selama tiga tahun. Berikut lima kesalahan fatal yang sering dilakukan saat kirim lamaran kerja.
1. Enggak menulis subject email
Dinar mengatakan, ada beberapa pelamar yang mengirim email lamaran kerja tanpa mencantumkan subject. Padahal, subject email adalah hal penting agar perekrut mengetahui tujuan pelamar.
"Subject itu yang pertama akan muncul di notifikasi si penerima. Kalau subject kosong, maksud kamu kirim email apa? Logikanya begitu," kata dia.
Menurut Dinar, subject email yang ideal ialah dengan menuliskan lamaran disertai posisi yang dituju. Disarankan juga untuk mempertegas subject email dengan informasi magang, atau bekerja penuh waktu.
ADVERTISEMENT
"Enggak harus panjang, enggak harus tulis nama juga. Tulis saja tujuannya apa, yang penting orang yang menerima email paham," lanjutnya.
2. Mengosongkan badan email
Meski sudah menyertakan CV dan portofolio, bukan berarti kamu melupakan body email alias badan email. Badan email ini berisi sekitar dua sampai tiga paragraf yang menjelaskan tentang dirimu, pengalaman kerja, serta keahlian yang kamu miliki.
"Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris itu enggak masalah, yang penting kamu harus bisa 'menjual' dirimu. Jangan sampai badan email kosong, itu fatal," sebut Dinar.
Ia menyebut, kesalahan ini enggak dilakukan oleh fresh graduate saja, tapi juga orang-orang yang telah memiliki pengalaman kerja. "Menulis badan email itu memang butuh waktu, enggak semua orang bisa merangkai kata yang indah. Tapi intinya bukan kata-kata indah, yang penting bisa membuat orang paham posisi yang diinginkan apa, pengalamannya apa saja, dan ekspektasinya apa. Sesederhana itu enggak apa-apa, jangan sampai kosong," terang Dinar.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, jangan sampai juga kamu menulis ejaan yang salah alias typo. Dinar sering menemui kesalahan penulisan ini dalam badan email berbahasa Inggris.
"Kamu mau menunjukkan nilai plus dengan bahasa Inggris. Tapi kalau typo, jadi minus. Cek dulu ejaannya, baru grammar," tegasnya.
3. Menulis informasi di CV yang enggak berhubungan dengan lamaran kerja
Enggak jarang, orang menulis semua informasi dalam hidupnya di CV. Membuat CV terlihat panjang dan padat dengan tulisan.
Padahal, CV yang panjang bukan berarti CV yang ideal. "Menulis pencapaian yang enggak berhubungan dengan posisi yang dilamar. Banyak yang melakukan ini, apalagi kalau satu CV digunakan untuk melamar banyak perusahaan," ucap Dinar.
Selain itu, enggak sedikit juga yang menuliskan pengalaman terbarunya di posisi bawah, alih-alih di atas. Seharusnya, deretan teratas di CV dicantumkan informasi-informasi terbaru soal pelamar tersebut.
ADVERTISEMENT
"Untuk CV kreatif, juga (salah kalau) pakai foto formal. Tapi, ya, jangan selfie. Foto di CV itu akan mewakilkan diri kamu," imbuh Dinar.
4. Enggak mencantumkan portofolio
"Kesalahan lainnya itu enggak mengirimkan portofolio. Kalau sudah pernah ada karya kamu yang diterbitkan, baiknya dicantumkan di portofolio. Karena itu nilai plus, plus, plus," katanya.
Dinar juga menuturkan, meski portofolionya masih minim, tapi pernah ada pengalaman magang di bidang yang sama dengan posisi yang dituju, maka masih akan dipertimbangkan oleh perekrut.
5. Sebut gaji
Meski enggak banyak yang melakukan ini, Dinar menilai menyebut gaji di email lamaran kerja merupakan kesalahan besar. Sebab lebih baik gaji dibicarakan secara langsung saat wawancara.
"Jangan sebut gaji yang kamu dapatkan di pekerjaan sebelumnya, dengan ekspektasi gaji yang diinginkan, di badan email atau di CV. Baiknya enggak dilakukan dalam korespondensi. Karena HR juga akan bertanya, kan," pungkas Dinar.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya menyertakan nominal gaji boleh saja dilakukan apabila memang diminta oleh perusahaan. Namun jika enggak, sebaiknya jangan dituliskan.
"Terbuka dan jujur dalam lamaran itu bagus, tapi terlalu banyak informasi membuat lamaran kamu jadi gagal," tutupnya.