news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

‘Drama’ Efek Rumah Kaca dan Bekraf Terkait Dana ke SXSW 2018

8 Maret 2018 13:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Efek Rumah Kaca. (Foto: dok. Efek Rumah Kaca)
zoom-in-whitePerbesar
Efek Rumah Kaca. (Foto: dok. Efek Rumah Kaca)
ADVERTISEMENT
Sempat dialokasikan sebagai salah satu delegasi Indonesia yang dibantu Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk festival South by Southwest (SXSW) 2018, band Efek Rumah Kaca (ERK) akhirnya memutuskan untuk mundur dan akan berangkat dengan biaya sendiri.
ADVERTISEMENT
Dari keterangan yang diberikan sang vokalis, Cholil Mahmud, saat dihubungi kumparan (kumparan.com) melalui sambungan telepon pada Rabu (7/3) sore, salah satu yang menjadi pertimbangan dari keputusan tersebut adalah kebijakan Bekraf yang hanya bisa mendukung sebanyak lima orang per satu delegasi.
"Kita sebenarnya untuk bisa tampil di atas panggung sendiri udah sembilan orang. Jadi kita dari awal sudah kurang. Belum lagi sound engineer satu, dan satu lagi manager yang akan bantu kita ngurus semua. Jadi 11 orang kita berangkat," ucap Cholil.
Meski demikian, hal tersebut tidak menjadi masalah bagi ERK pada awalnya. Hingga saat mereka berkomunikasi dengan agen perjalanan yang ditunjuk Bekraf soal tambahan biaya tiket, dan melihat harga tersebut berbeda cukup jauh dengan harga tiket yang ditemukan ERK di beberapa website.
ADVERTISEMENT
"Pihak travel agentnya bilang, waktu itu, mereka masih mau menggunakan EVA Air, kalau tidak salah. Harganya sekitar 3,400 dolar AS (setara Rp 48,5 juta). Kami harus tambah menjadi 3,700 dolar AS, jadi sekitar 280 dolar AS (setara Rp 4 juta) per orang," ujar dia.
"Akhirnya kami cek sendiri untuk memastikan. Ternyata saat kami cek, harganya jauh di bawah itu," tambahnya.
Tidak lama setelah itu, Cholil menuturkan bahwa maskapai yang akan digunakan delegasi Indonesia pun diganti menjadi China Airlines, dengan harga tiket menjadi Rp32 jutaan.
"Padahal kalau kita cari sendiri harganya hanya sekitar Rp18 jutaan. Karena dari tiket yang sama, Jakarta-Los Angeles-Jakarta, itu sekitar Rp12 juta. Plus Los Angeles-Austin atau San Fransisco-Austin itu sekitar Rp17-18 juta gitu, masih sangat jauh dari yang kita bisa beli (dari) yang ditawarkan oleh travel agent yang ditunjuk Bekraf," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Pihak ERK pun sempat mengomunikasikan temuan perbedaan harga tersebut ke pihak komite pemberangkatan. Menurutnya, harga yang dialokasikan untuk lima orang tersebut, seharusnya bisa untuk menutup biaya tiket untuk sembilan sampai 10 orang.
Dari keterangan yang ia dapatkan, pihak komite pemberangkatan tidak bisa membuat keputusan perubahan terkait hal tersebut, karena kebijakan ada di pihak Bekraf.
Namun, saat ERK akan mencoba menghubungi langsung Bekraf, mereka mendapatkan kabar dari pihak komite bahwa ERK bisa membeli tiket sendiri dengan cara reimburse.
"Bagi saya sendiri, yang cukup mengagetkan itu enggak ada keterangan kenapa harga tiketnya jauh...Maksudnya, kami juga jarang bekerja sama dengan lembaga pemerintahan. Saat tahu seperti ini, kami bertanya-tanya, 'ini ada apaan?'. Mungkin kalau diberikan penjelasan yang cukup kita akan bisa mengerti," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengonfirmasi hal tersebut, kumparan menghubungi Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik, sesaat setelah usai berbincang dengan Cholil.
Dari keterangan yang diberikan, Ricky membenarkan bahwa Bekraf memiliki kebijakan untuk hanya bisa memberangkatkan lima orang dari masing-masing grup ke ajang SXSW 2018.
"Belajar dari tahun lalu, kami menetapkan dari awal bahwa kami hanya bisa menetapkan lima. Dan sebenarnya dari awal boleh ditolak oleh siapa pun. Karena anggaran kita tidak bertambah, ada banyak kegiatan lain juga yang harus dianggarkan," ujar Ricky lewat sambungan telepon.
Ricky juga menjelaskan bahwa kebebasan dalam pembelian tiket itu tidak dimungkinkan dalam sistem administrasi pemerintahan, sebab sudah ada aturan yang diacu setiap lembaga pemerintah. Yakni, peraturan Menteri Keuangan.
ADVERTISEMENT
"Sistem pembayaran lembaga pemerintah itu uangnya keluar langsung dari kas negara, Bekraf hanya mengeluarkan perintah bayar," jelas Ricky.
Sementara itu, menanggapi soal permasalahan harga tiket yang dianggap berbeda cukup jauh, Ricky mengatakan bahwa angka yang disebut oleh ERK itu merupakan angka batas atas dalam peraturan Menteri Keuangan, bukan harga tiket.
"Bekraf belum mengissue tiket untuk ERK, karena mesti pasti, kan, dia mau berangkat," tuturnya.
Ia pun menambahkan bahwa pemilihan tiket yang "super fleksibel" itu dimaksudkan agar bisa bebas mengubah jadwal jika terjadi apa-apa, tanpa harus terkena biaya tambahan (surecharge). Sebab, menurutnya, di aturan pemerintah tidak ada sistem reimburse jika ada surcharge (biaya tambahan).
"Itu kami selalu, di Bekraf dan rata-rata semua lembaga pemerintah, selalu membeli tiket super fleksibel," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Ricky menambahkan bahwa Bekraf menghormati keputusan ERK dan akan tetap terbuka untuk kemungkinan lainnya.
"Kalau misalkan tiba-tiba besok berubah pikiran untuk akhirnya berangkat bersama Bekraf dengan jatah lima, ya itu haknya ERK," tutup Ricky.
Well, terlepas dari semua ‘drama’ yang ada, yuk, kita doakan semoga ERK bisa manggung dengan penampilan terbaiknya di SXSW nanti.