Enggak Paham Soal Ujian, Siswa di Selandia Baru Layangkan Petisi

17 November 2018 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lembar ujian. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lembar ujian. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sejumlah siswa SMA tahun terakhir di Selandia Baru mungkin punya rasa khawatir bakal enggak lulus ujian nasional di negaranya. Sebabnya, mereka enggak merasa paham dengan maksud pertanyaan dalam soal ujian akhir Sejarah yang mereka kerjakan pada Rabu (14/11).
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah soal, mereka diminta menulis sebuah esai dari pertanyaan, “Apakah Anda setuju dengan kutipan Julius Caesar yang berbunyi: ‘Kejadian penting kebanyakan terjadi karena hal-hal yang 'trivial’?”
Para siswa mengaku enggak paham dengan kata ‘trivial’ yang dimaksud dalam pertanyaan tersebut. Padahal dalam esai itu mereka mesti menganalisis kalimat Caesar itu dikaitkan dengan sebab dan akibat suatu peristiwa sejarah. Logikanya, jika salah memahami kata tersebut, maka seluruh jawaban esai juga akan salah.
Lantas, siswa bernama John Anonymous mulai melayangkan petisi kepada panitia ujian yang berasal dari lembaga penilai kualifikasi pendidikan nasional (NZQA) dan pemerintah Selandia Baru. Hingga hari ini (17/11) petisi tersebut telah ditandatangani oleh 2600-an orang.
“Kata trivial enggak terlalu akrab di telinga para siswa sehingga mereka terpaksa menulis esai sesuai dengan pemahaman mereka sendiri,” tulis petisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Petisi itu menuntut agar panitia ujian mengakui potensi para siswa dengan menilai esai sesuai dengan kualitas konten dan pemahaman mengenai suatu peristiwa sejarah.
Menurut salah satu siswa yang mengikuti ujian bernama Logan Stadnyk, sejumlah temannya menganggap bahwa kata ‘trivial’ berarti ‘penting/signifikan’. Padahal, definisi kata ‘trivial’ menurut Merriam Webster Dictionary adalah sebaliknya, yaitu ‘enggak penting’.
‘Trivial' bukanlah kata yang kamu bisa dengar terlalu sering, apalagi kamu adalah siswa kelas 13 (tahun terakhir SMA di Selandia baru). Maka definisi kata itu mestinya juga dimasukkan ke ujian tersebut,” kata Logan sebagaimana dikutip media lokal Selandia Baru, Stuff.
Menanggapi petisi para siswa, Kristine Kilkelly, juru bicara dari NZQA menilai bahwa soal ujian dibuat menggunakan kosakata yang dianggap sudah dipahami para siswa tahun terakhir SMA.
ADVERTISEMENT
“Akan tetapi (untuk saat ini) para peserta ujian tidak akan disalahkan karena salah mengartikan kata ‘trivial,” pungkasnya.