'Faktor X': 10 Tahun Gelaran Indonesian Contemporary Art and Design

17 Oktober 2019 8:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ICAD 2019 dok Hesti Widianingtyas/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
ICAD 2019 dok Hesti Widianingtyas/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia Contemporary Art and Design (ICAD) 2019 kembali digelar untuk ke-10 kalinya. ICAD 2019 diadakan di Grand Kemang Hotel, Jakarta Selatan, pada 16 Oktober-24 November.
ADVERTISEMENT
Gelaran tahun ini mengusung tema 'Faktor X' yang terbagi dalam tiga zona. Pertama, zona In Focus yang menampilkan karya mind mapping dari 10 maestro di berbagai bidang.
"Zona ini menggali peta berpikir dan latar belakang seniman yang punya kontribusi besar dalam perkembangan seni dan desain selama dua dekade terakhir," kata kurator ICAD 2019, Hafiz Rancajale, dalam konferensi pers di Grand Kemang Hotel Jakarta, Rabu (16/10).
Di antara maestro yang bakal menampilkan karyanya di zona ini adalah desainer fashion Rinaldy Yuniardi. ICAD 2019 menjadi kali pertama ia berpartisipasi dan menampilkan karya. Rinaldy menilai kontribusinya ini menjadi kesempatan untuk semakin menggali ranah seni.
"Selain itu, selama ini saya selalu ditanya, 'Apa, sih, isi otak saya bisa berkarya terus selama 24 tahun?'. Tapi, saya enggak pernah bisa menjawab itu. Nah, lewat mind mapping di ICAD ini, saya bisa memilah apa yang ada dalam otak saya. Maka itu, karya saya bercerita tentang apa yang ada di diri dan pikiran saya," tutur Rinaldy dalam kesempatan yang sama.
Karya 'What Is In My Mind' dari Rinaldy Yuniardi di ICAD 2019 dok Hesti Widianingtyas/kumparan
Selain In Focus, ada juga zona Next Gen yang menampilkan karya seni dari 15 desainer muda. Para desainer ini dinilai berkontribusi terhadap ranah desain dan seni kontemporer di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Beberapa seniman muda yang memamerkan karya di zona ini yaitu, arsitek Denny Wicaksono dari Jakarta, desainer produk Denny Priyatna dari Jakarta, perupa Mulyana dari Yogyakarta, dan perupa Yaya Sung dari Jakarta.
Terakhir adalah zona Open Submission yang menghadirkan delapan pelaku kreatif terpilih untuk berkarya di ICAD 2019.
"Kami membuka open submission karena untuk konsep 'Mind Mapping' ini, kami membutuhkan pemetaan yang lebih luas. Makanya membuka kesempatan untuk pihak luar agar submisi semakin banyak," terang Hafiz.
Karya 'Remembrance of Things Past' dari Dhanurendra Pandji di ICAD 2019 dok Hesti Widianingtyas/kumparan
Karya Special Appearance bertajuk 'Nostalgia' dari Angela Ciobanu di ICAD 2019 dok Hesti Widianingtyas/kumparan
Karya 'Study of Sanity Flexuous' dari Yaya Sung di ICAD 2019 dok Hesti Widianingtyas/kumparan
Selain tiga zona tersebut, ada juga beberapa agenda yang berlangsung selama pameran. Berikut tiga di antaranya:
Berkolaborasi dengan Motion Picture Association (MPA) dan Asosiasi Produser Film Indonesia (ASPROFI), akan digelar dua sesi pada Kamis (17/10) pukul 14.00-18.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Sesi pertama adalah, 'Masterclass in Series Production' dengan Kimberly James selaku Vice President of Production HBO Asia. Sementara sesi kedua, yaitu 'Screenplay for Series' dengan Kimberly James dan Salman Aristo dari APROFI.
Berkolaborasi dengan British Council dan Koalisi Seni, pada 23 Oktober 2019 pukul 14.00-18.00 WIB akan diadakan talkshow 'Intoart' bersama Ella Ritchie dan 'Creative Economy Law' bersama Koalisi Seni.
Berkolaborasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia bakal diadakan talkshow 'Architecture as an Art' dengan Budi Pradono, Cosmas Gozali, dan Revano Satria, pada 1 November 2019 pukul 14.00-18.00 WIB.
Buat kamu yang pengin datang, acara ini enggak dipungut biaya alias gratis.