Gaya Hidup Milenial dan Risiko Kanker

2 Februari 2019 20:25 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Gaya Hidup yang Sering dilakukan Milenial Foto: Anggi W Bawono/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
com-Gaya Hidup yang Sering dilakukan Milenial Foto: Anggi W Bawono/kumparan
ADVERTISEMENT
Gaya hidup yang tidak sehat merupakan salah satu pemicu kanker. Generasi milenial termasuk yang rentan dengan penyakit ini. Sebab, aktivitas padat yang biasa mereka hadapi seringkali membuat para milenial mengabaikan kesehatannya.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan National Career Institute (NCI) 2015, 70 ribu milenial Amerika yang berusia 18-34 tahun didiagnosa beberapa jenis kanker setiap tahunnya. Bahkan di Indonesia, prevalensi kanker pun cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 100 penduduk atau sekitar 347.000 orang. Jumlah kasus kanker di Indonesia juga terus mengalami peningkatan. Pada September 2017, jumlah kasus meningkat hingga menembus angka 1,3 juta pasien. Kondisi tersebut menandakan bahwa risiko kanker pada generasi milenial sudah pada taraf yang tidak bisa diremehkan. Apalagi penyebab utama kenaikan kasus kanker pada milenial akibat gaya hidup mereka yang tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Generasi milenial menyimpan potensi ancaman kesehatan akibat gaya hidup mereka yang berkembang pesat sejalan dengan perkembangan teknologi. Bahkan tanpa kamu sadari, kebiasaan-kebiasaan yang kamu lakukan setiap hari dan dianggap tidak berbahaya ini juga dapat menjadi pemicu kanker.
com-Carisk Prodia Foto: Anggi W Bawono/kumparan
Penyebab kanker cukup beragam. Risiko kanker mungkin bisa saja menimpa generasi milenial yang kerap melakukan kebiasaan yang dianggap sepele seperti yang satu ini, hobi makan pedas. Untuk dapat mengetahui seberapa besar risiko kamu terhadap penyakit kanker akibat keseringan mengonsumsi makanan pedas, kamu bisa melakukan pemeriksaan genomik yang dinamakan Cancer Risk (CArisk). Lewat pemeriksaan CArisk, kamu dapat mengetahui informasi seputar genetikmu. Hal ini akan membantumu menentukan strategi pencegahan dan pengobatan secara personal agar dapat terhindar dari kanker.
com-Pemeriksaan CArisk Prodia Foto: Anggi W Bawono/kumparan
Karena risiko kanker dapat diketahui dari gen-nya, pemeriksaan CArisk sangat dianjurkan. Pemeriksaan CArisk ini akan menganalisis lebih dari 64 gen dan 65 varian terkait dengan risiko 9 jenis kanker yaitu kanker payudara, usus besar atau kolorektal, serviks, hati, pankreas, paru, lambung, tiroid, dan uterus.
com-Hasil Pemeriksaan CArisk Prodia Foto: Anggi W Bawono/kumparan
Risiko-risiko yang teridentifikasi dalam pemeriksaan CArisk dapat dikelompokkan menjadi risiko tinggi (high risk), risiko potensial (potential risk), risiko rata-rata (average risk), dan risiko rendah (low risk) yang merupakan cerminan dari kerentanan seseorang. Penjelasan risiko-risiko tersebut akan dijelaskan oleh konselor genetik - seorang yang bisa membantumu memahami informasi medis pada hasil CArisk tersebut. Kamu juga dapat berkonsultasi dengan konselor genetik untuk mendapatkan treatment pencegahan perkembangan kanker di kemudian hari dengan cara perubahan gaya hidup dan pengelolaan kesehatan dengan baik.
com-Gaya Hidup yang Sehat Foto: Anggi W Bawono/kumparan
Pemeriksaan ini juga akan menjabarkan informasi mengenai risiko jenis-jenis kanker dan strategi untuk mengurangi risiko kanker dengan memodifikasi gaya hidup. Untuk melakukan pemeriksaan CArisk, tak perlu sampai terbang ke luar negeri. Sebagai laboratorium klinik dengan jejaring layanan terbesar di Indonesia, Prodia - Next Generation Healthcare Provider mampu mengerjakan pemeriksaan CArisk. Jadi tunggu apa lagi, yuk ke Prodia! Story ini merupakan hasil kerja sama kumparan dan Prodia.
ADVERTISEMENT