Hani, Cewek yang Ingin Membuat Kegiatan Berkirim Surat Tetap Digemari

8 Februari 2018 18:34 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hani dan koleksi surat dari sahabat pena nya (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hani dan koleksi surat dari sahabat pena nya (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
ADVERTISEMENT
Buat banyak orang, saling berbalas pesan dengan menggunakan beragam aplikasi pesan instan terasa cukup menyenangkan. Alasannya, lewat aplikasi ini, kita mampu mengirim pesan dengan cepat, tanpa takut terbatas waktu dan tempat.
ADVERTISEMENT
Namun rupanya, hal itu enggak berlaku buat sebagian orang, salah satunya adalah Hani Kusumaningsih. Cewek bertubuh tinggi kurus ini mengaku gemar menulis ratusan surat sejak masih duduk di kelas 2 SMA, tepatnya pada 2010 silam.
Surat pertama yang ditulis Ayah Hani (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Surat pertama yang ditulis Ayah Hani (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
Ditemui kumparan (kumparan.com) di sebuah kafe di kawasan Margonda, Depok, cewek yang bergaya sedikit tomboy ini memamerkan sebuah kotak berisi surat dari berbagai negara.
“Ini baru sebagian kecil koleksi aku. Selebihnya, ada di rumah. Aku simpan di lemari khusus,” buka cewek yang merupakan alumni Universitas Indonesia (UI).
Lebih lanjut, Hani mengatakan bahwa pada awalnya, dia sering berkirim surat dengan sang ayah yang saat itu sedang bekerja di Tokyo, Jepang. Rupanya, kebiasaan sang ayah yang kerap mengirimkan kabar via selembar surat membuat Hani jatuh hati. Terbukti, hingga sekarang, anak pertama dari dua bersaudara ini masih rajin berkirim surat dengan banyak sahabat penanya (penpal) di berbagai negara di dunia.
Hani dan koleksi surat dari sahabat pena nya (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hani dan koleksi surat dari sahabat pena nya (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
Lucunya, kebiasaan Hani yang masih menggunakan surat untuk saling bertukar kabar pernah membuat petugas kantor pos bingung.
ADVERTISEMENT
“Waktu itu, aku mau beli perangko. Begitu sampai di kantor pos, aku bilang mau beli perangko. Di situ, petugasnya malah kayak sampai nanya dua kali untuk memastikan kalau aku beneran beli perangko. Dia heran masih ada yang ngirim surat di zaman sekarang,” ujarnya sambil tersenyum.
Surat dari sahabat pena Hani (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Surat dari sahabat pena Hani (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
Hani kemudian memulai ketertarikannya dengan memilih teman yang ingin dia jadikan penpal di sebuah situs penpal terkenal, PenPalWorld.com. Dengan cermat, Hani memilih sekitar 30 sahabat pena di hampir seluruh dunia, seperti Filipina, Mesir, Rusia, hingga Irak.
Kebiasaannya yang sering mengirimkan pesan lewat sepucuk surat ke berbagai penjuru dunia rupanya memiliki beberapa manfaat. Salah satunya adalah dia jadi tahu bagaimana kebudayaan dan lingkungan sosial di suatu negara.
ADVERTISEMENT
“Aku juga dikasih banyak oleh-oleh, salah satunya adalah koin antik dan uang kertas dari beberapa negara,” pamer Hani.
Sudah 17 tahun lamanya Hani menggeluti hobinya ini. Beragam cerita menarik pun muncul. Salah saatunya adalah saat ia mengirim surat kepada sahabat penanya di Irak.
Hadiah uang dan koin dari beberapa negara  (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hadiah uang dan koin dari beberapa negara (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
“Aku kirim surat ke temanku yang ada di Irak. Lucunya, surat yang aku kirim itu sempat nyasar ke Thailand. Mungkin karena waktu itu di Irak lagi ada perang kali, ya. Untungnya, sebulan kemudian, surat yang aku kirim sampai ke alamat yang dituju,” kenang Hani.
Enggak disangka, hobi yang dia lakoni ini ternyata menular ke teman dan adiknya. Hani senang karena banyak orang yang terinspirasi untuk menghidupkan kembali kebiasaan berkirim surat ini.
Surat dari sahabat pena Hani (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Surat dari sahabat pena Hani (Foto: Tomy Utomo/kumparan)
“Adikku lebih antusias untuk punya penpal. Sebenarnya, menulis surat, tuh, menyenangkan. Aku bisa berkreasi lewat surat yang aku kirim, mulai dari menunggu kiriman dari petugas pos, sampai menghias surat sebelum dikirim,” tutup Hani menjelaskan.
ADVERTISEMENT