Harapan Pelajar saat Hardiknas: Fasilitas dan Sekolah Idaman

2 Mei 2018 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Upacara bendera di sekolah (Foto: ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Upacara bendera di sekolah (Foto: ANTARA)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini, kumparan (kumparan.com) berkesempatan untuk bertanya pada beberapa pelajar SMA soal harapannya terhadap sistem pendidikan yang seharusnya diterapkan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Eits, tapi enggak seserius itu, kok! kumparan juga penasaran, seperti apa sih sekolah idaman para pelajar ini dan fasilitas apa saja yang seharusnya dimiliki sekolah? Salah satu hal yang jadi fokus dari para pelajar adalah jam masuk sekolah.
Ya, jam masuk sekolah yang terlalu pagi, penyelenggaraan ujian nasional yang menuai polemik tiap tahunnya, hingga diterapkannya sistem full day school dirasa terlalu membebani para pelajar.
Rachel, pelajar kelas 10 dari SMAN 3 Palembang berharap, full day school ditiadakan saja. Dia menginginkan jadwal belajar yang sesuai dengan kapasitas tubuh dan otak. Lebih jauh, Rachel juga menyarankan agar sistem pendidikan kita lebih cenderung kepada pemahaman moral dan kreativitas, dibanding pengetahuan sebatas textbook.
ADVERTISEMENT
“Pengajaran kreativitas murid diperlukan untuk memberi jawaban yang logis, semakna tetapi tidak tergantung dengan buku,” katanya.
Senada dengan apa yang dikatakan Rachel, Mudy, pelajar kelas 11 dari Labschool Rawamangun, Jakarta, menambahkan bahwa sistem pendidikan kita harus lebih banyak fokus pada praktek di kehidupan sehari-harinya daripada hanya mengacu pada textbook.
“Karena di banyak sekolah masih text book banget dan cuma kasih pelajaran-pelajaran yang bisa didapat dari buku. Padahal implementasi di kehidupannya menurut aku juga penting dalam suatu pembelajaran,” tandasnya.
com-Ilustrasi Sekolah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Sekolah (Foto: Thinkstock)
Tidak hanya soal penerapan sistem kebijakan sekolah saja, fasilitas yang disediakan juga bisa menunjang keberlangsungan proses belajar mengajar. Ketika ditanya perihal fasilitas apa yang seharusnya ada di sekolah, jawaban mereka pun bervariasi. Mulai dari meja belajar yang tidak bolong-bolong, kantin yang nyaman untuk diskusi, hingga perpustakaan dengan koleksi bacaan yang lengkap.
ADVERTISEMENT
Pengadaan fasilitas yang diinginkan Ade Novita, pelajar kelas 11 dari SMAN 1 Balikpapan, bahkan cukup sederhana.
“Enggak muluk-muluk sih, yang jelas alat praktikum yang dibutuhkan bisa memadai,” ujarnya.
Mengingat, masih banyak lho, teman-teman kita yang kondisi sekolahnya jauh dari kata layak.
Sekolah di Pulau Salura (Foto: Geli Dimas)
zoom-in-whitePerbesar
Sekolah di Pulau Salura (Foto: Geli Dimas)
Namun, kalau boleh berandai-andai, seperti apa sekolah idaman versi para pelajar ini?
“Guru yang bisa dijadikan teman, tidak ada ranking, wifi gratis untuk fasilitas belajar, dan tidak ada senioritas. Tidak ada peraturan ukuran kaus kaki, yang sama sekali tidak berhubungan dengan proses belajar mengajar,” celetuk Rachel.
Tersedianya hal-hal yang mendukung untuk belajar juga dibenarkan oleh Mudy sebagai salah satu kriteria sekolah idaman.
“Yang punya spot PW (Posisi Wenak - tempat yang nyaman) kayak kantin atau perpusnya, jadi betah diskusi dan belajar di sekolah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Bagi Ade Novita, durasi belajar mengajar yang terlalu lama dinilai bukan sebuah keperluan. Kegiatan belajar mengajar juga seharusnya lebih menitikberatkan pada produktivitas.
“Sekolah idaman itu yang bisa membina siswa-siswinya untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya tanpa banyak tekanan,” tegasnya.