Ini Alasan Anak Denim Sejati Ogah Cuci Jeans Terlalu Sering

20 Mei 2019 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Jeans Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jeans Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Kalau kamu ngaku sebagai pecinta denim sejati, pasti paham kalau keseringan mencuci denim merupakan hal yang ‘haram’ hukumnya.
ADVERTISEMENT
Yap, apapun merek dan jenis denim yang kamu punya, kamu sangat enggak dianjurkan untuk mencuci denim kalau kepengin warnanya tetap awet dan kece.
Di mata denimhead (sebutan untuk pecinta denim), warna dan tekstur jeans merupakan segala-galanya. Denim yang enggak dicuci warnanya bakal memudar dengan lebih ‘cantik’ dan alami. Hasil fadingnya dianggap lebih keren ketimbang washed jeans keluaran pabrik.
Biasanya, celana jeans kaku yang belum pernah dicuci bakal langsung dipakai selama berhari-hari. Ini berguna untuk mencetak lekuk, kerutan, dan ‘spider veins’ pada lipatan lutut.
Panca Hidayat, perwakilan komunitas denim Darahku Biru. Foto: Stephanie Elia/kumparan
“Gampang sekali dibedakan. Washed jeans keluaran pabrik warnanya cenderung biru terang dan bahannya lemas. Biasanya anak denim justru enggak suka sih,” ujar Panca Hidayat, perwakilan komunitas denim Darahku Biru, kepada kumparan, di Little League Coffee, Jakarta Selatan, Sabtu (18/5).
ADVERTISEMENT
“Biasa di komunitas kita selalu mencari denim yang raw. Yang belum pernah kena treatment sama sekali, memang yang masih kaku banget. Kenapa? Karena dari jeans yang biru gelap itu bakal berubah jadi biru terang dan berubah bentuk, sehingga terbentuk seperti karakter si pengguna tadi. Kita sebut itu sebagai second skin, sih,” sambungnya lagi.
Demi mendapatkan fading warna yang natural, para denimhead rela enggak mencuci denim hingga berbulan-bulan. Biar enggak bau apek, jeans bakal dijemur di bawah sinar matahari dan diangin-anginkan.
“Jadi bentuk jeans enggak bakal ada yang sama, bakal mengikuti bentuk kaki pemakainya. Di sini letak kerennya, karena jeans jadi hal yang personal banget,” kata dia lagi.
Panca juga menjelaskan, bentuk celana jeans lebih dari sekadar gaya-gayaan semata. Shape dan warna denim mencerminkan karakter dan aktivitas si pemakai.
ADVERTISEMENT
Malah terkadang, makin belel dan butut sebuah denim, makin bangga pula pemakainya. Ini menunjukkan panjangnya perjalanan hidup dan ‘mahal’nya nilai sentimentil yang terkandung pada denim tersebut.
Maka jangan heran, banyak orang dengan bangga tetap memakai celana jeansnya yang sudah robek atau compang-camping.
“Anak motor dan orang yang naik MRT hasil jeasnya pasti beda. Enam bulan setelahnya pasti celananya bakal beda. Semua kembali ke preferensi masing-masing, sih.” tutupnya.