Jangan Kaget, Ini 5 Perbedaan SMA dan Universitas yang Akan Kamu Temui

17 Desember 2018 13:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kuliah (Foto: Felixioncool/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kuliah (Foto: Felixioncool/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Sambil mempersiapkan diri memasuki masa perkuliahan, kamu mungkin berpikir bagaimana keseharianmu akan berubah 180 derajat dari SMA. Hal ini bisa jadi membuatmu bersemangat untuk kuliah, atau justru takut meninggalkan kehidupanmu di SMA.
ADVERTISEMENT
Tapi tenang saja. kumparan telah merangkum lima perbedaan SMA dan universitas, sekaligus cara untuk menghadapinya, seperti dikutip dari Her Campus. Apakah kamu sudah siap?
1. Ukuran kelas yang lebih besar
Ilustrasi mahasiswa Korea. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mahasiswa Korea. (Foto: Wikimedia Commons)
Kalau di SMA, kamu cuma punya 20 sampai 30 teman sekelas, di kuliah nanti bisa jadi bertambah sampai 100 orang, bahkan lebih. Bentuk kelas di kuliah pun enggak seperti yang kamu jumpai di sekolah. Karena dengan mahasiswa sebanyak itu, biasanya kuliah diadakan di ruangan besar seperti aula.
Selain itu, teman sekelas yang kamu jumpai juga lebih beragam dibandingkan di SMA. Tapi, kamu enggak perlu khawatir kalau di hari pertama enggak ada orang yang dikenal. Sebab seiring berjalannya perkuliahan, kamu bisa mengajak beberapa teman sekelasmu untuk belajar dalam kelompok.
ADVERTISEMENT
Percaya, deh. Cara ini enggak hanya bisa menambah kedekatanmu dan teman-teman sekelas, tapi juga bisa meningkatkan nilai. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh University of Michigan, belajar kelompok bisa meringankan beban kuliah, memecahkan soal-soal yang rumit, hingga menambah motivasi belajar.
2. Buku catatan sudah enggak zaman
Mungkin di SMA kamu hanya dibolehkan mencatat materi yang disampaikan guru, di buku tulis. Tapi, saat kuliah kamu bebas mencatat menggunakan laptop, atau bahkan handphone.
Nah, agar catatan di laptop lebih rapi, kamu bisa menentukan ingin mencatat di Microsoft Word, Notebook, atau Google Notes. Jangan lupa juga beri nama dan label yang jelas di tiap catatan, untuk memudahkanmu membacanya kembali di kemudian hari.
Meski mencatat di laptop terkesan lebih mudah, kamu tetap harus bisa menjaga diri untuk enggak membuka media sosial atau menjelajah internet. Karena terkadang, dosen mengambil materi yang disampaikan di kelas, sebagai bahan ujian. Ayo, Twitter dan Instagramnya ditutup dulu.
ADVERTISEMENT
3. Harus banyak beli buku
Kini saatnya kamu ucapkan selamat tinggal kepada buku-buku gratis atau pinjaman di SMA. Karena di kuliah nanti, dosen akan memintamu membeli sejumlah buku sebagai bahan referensi di kelas.
Enggak tanggung-tanggung, biasanya buku yang harus dibeli bisa lebih dari 5 sampai 10 buah, untuk satu mata kuliah saja. Tentu biaya yang dikeluarkan untuk membeli buku-buku itu enggak murah.
Makanya, sebelum pergi ke toko buku, coba tanya seniormu yang masih memiliki buku yang sama, tapi sudah enggak terpakai. Kalau enggak bisa pinjam dari senior, kamu mungkin ingin mengintip harga miring di toko buku bekas. Atau cara yang lebih murah lagi ialah, coba cari versi ebook dari buku tersebut di internet.
ADVERTISEMENT
4. Bedanya dosen dan guru
Ilustrasi seorang guru mengajar astronomi. (Foto: physics.dartmouth.edu)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang guru mengajar astronomi. (Foto: physics.dartmouth.edu)
Dalam kelas besar, kamu enggak akan mengenal dosenmu seperti guru SMA dulu. Karena, dosen tersebut mungkin enggak akan menghafal namamu, mengingat wajahmu, atau mengetahui performamu selama di kelas.
Tapi, enggak ada salahnya, lho, untuk mencoba PDKT (pendekatan) dengan dosen. Membangun hubungan yang baik dengan dosen bisa membantumu untuk mendapatkan kesempatan berharga, baik dalam akademik atau bahkan karier.
Karena dosen dan guru itu berbeda, maka pendekatannya juga enggak sama. Setiap kali kamu ingin menghubungi dosen lewat pesan singkat atau email, usahakan menggunakan kata-kata yang sopan, dan di waktu kerja. Misalnya, mulai pukul 08.00 sampai 17.00. Kamu juga perlu mengenalkan kembali siapa dirimu, dan mata kuliah apa yang kamu ambil, untuk mengingatkan dosen tersebut.
ADVERTISEMENT
5. Semua keputusan ada di tanganmu
Yap, sebagai mahasiswa, kamu sudah enggak akan diperlakukan seperti siswa SMA. Dosen enggak akan mengejarmu untuk menyelesaikan tugas, atau menanyakan kenapa kamu jarang datang di kelas.
Ketika kamu sudah menjalani masa kuliah, semua keputusan ada di tanganmu. Kamu ingin lulus kurang dari 4 tahun? Bisa. Kamu ingin lulus lebih dari 4 tahun? Bisa juga.
Oleh karena itu, kalau kamu enggak bisa mengatur waktu secara pintar, kuliahmu bisa berantakan. Coba, deh, atur jadwal kuliah, organisasi, sampai waktu nongkrongmu di kalender ponsel pintar kamu. Jangan lupa juga untuk menyeimbangkan waktu istirahatmu, dan waktu bersama keluarga.