Joyeux, Kafe di Paris yang Mempekerjakan Para Penyandang Disabilitas

27 Maret 2018 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hadir pada Hari Down Syndrome Dunia. (Foto: FP PHOTO / Patrick Kovarik)
zoom-in-whitePerbesar
Hadir pada Hari Down Syndrome Dunia. (Foto: FP PHOTO / Patrick Kovarik)
ADVERTISEMENT
Sepintas, kafe ini tampak seperti kafe kebanyakan di tengah pusat kota Paris, yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman. Namun, kalau kamu perhatikan lebih cermat, Joyeux memiliki satu hal yang berbeda dibanding kafe lainnya, yaitu para pekerjanya.
ADVERTISEMENT
Sang pemilik kafe, Bucaille Lanzerac, mengatakan bahwa dia berencana untuk menyebar kegembiraan di empat kafenya yang tersebar di seluruh Prancis. Sesuai dengan namanya, Joyeux yang berarti gembira, Bucaille ingin memberi kesempatan kepada para penyandang disabilitas untuk menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan dan mencari nafkah.
Ternyata, hal ini mampu membuat karyawan disabilitasnya bahagia. Salah satunya adalah Mathilde, remaja berusia 20 tahun ini mengalami down syndrome sejak kecil. Dia mengungkapkan bahwa kafe ini telah membantunya untuk mengasah kemampuannya.
“Saya sudah bekerja di restoran dan menyiapkan makanan ketika Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, datang. Saya belajar bagaimana menjadi seorang barista dan membuat kopi lalu melayani para tamu,” tambahnya dikutip dari AFP.
Kafe ini terletak di area Opera yang banyak dikunjungi para turis. Dekorasi kafe diberi sentuhan lucu dan para pelanggan yang datang akan diberikan sepotong Lego Duplo saat mereka memesan di kasir. Makanan atau minuman yang dipesan tadi akan berada di atas nampan dan keluar dari dapur dengan potongan Lego Duplo tadi.
ADVERTISEMENT
Pemilik kafe, Bucaille Lanrezac, mengatakan bahwa ide ini datang saat dia bersama istrinya, Lydwine membawa beberapa remaja disabilitas ke acara amal di charity sailing trip.
“Salah seorang dari mereka, Theo, bertanya kepada saya, ‘Apakah ada pekerjaan untuk saya?’ dan saat saya menjawab enggak ada, dia terlihat sangat kecewa,” tambah Bucaille.
Kekecewaan Theo tadi membuat Bucaille dan istri berniat memikirkan bisnis yang memungkinkan mereka untuk mempekerjakan penyandang disabilitas. Beberapa staf ini memiliki seragam dengan tali velcro dan salah satu koki memiliki papan talenan khusus yang disesuaikan dengan para pekerja disabilitas ini.
Jam kerja mereka juga disesuaikan dengan seberapa cepat mereka merasa lelah. Kafe ini juga menyediakan psikolog untuk mengamati kinerja para karyawan dan menganalisis apa yang mereka butuhkan.
ADVERTISEMENT
“Dengan mesin kopi misalnya, beberapa karyawan enggak yakin ke arah mana mereka harus memutar pegangannya. Untuk memudahkan, kami telah menggunakan angka dan piktogram untuk membuatnya lebih jelas,” kata psikolog itu.
Ibu dari salah seorang karyawan disabilitas mengatakan bahwa putranya telah memiliki semangat lagi sejak diterima bekerja.
“Ini merupakan salah satu passion-nya. Putra saya sudah menjadi anak yang kami cintai lagi, dia penuh humor dan antusias sejak bekerja,” tutupnya.