Kata Mereka yang Mengambil Peran Ganda, Kuliah Sambil Jadi Freelancer

5 Januari 2018 17:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pekerja. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pekerja. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
“Dulu aku jadi susah nongkrong, jadi males main, terus temen-temen juga jadi pada jauh. Aku juga kadang harus begadang untuk mengerjakan kerjaan dan tugas kuliah yang deadlinenya-bentrok,” ujar Nurul Hardiyanti, mahasiswi semester 7 di salah satu universitas swasta di Jakarta kepada kumparan (kumparan.com).
ADVERTISEMENT
Sepintas, memang enggak ada yang berbeda dengan penampilan Nurul. Dia sama seperti mahasiswa pada umumnya dengan penampilan yang terkesan cuek dan biasa saja.
Namun, kalau diperhatikan lebih lanjut, Nurul rupanya punya sederet kesibukan yang cukup menguras pikiran dan tenaga. Sebab, sudah hampir dua tahun ini, dia melakoni peran ganda sebagai seorang mahasiswa dan juga seorang pekerja lepas, alias freelancer.
Menjalani peran ganda selama sekitar dua tahun tentu bukan perkara mudah. Nurul paham betul dengan segala konsekuensi yang diterimanya. Salah satunya adalah soal pembagian jadwal kuliah. Nurul yang melakoni peran ganda sejak semester empat ini mengaku bahwa ‘kegiatan sampingan’ yang dilakoninya cukup menguras tenaga.
Bayangkan saja, di tengah padatnya jadwal kuliah, dia masih harus berjibaku dengan rentetan pekerjaan yang harus dilakoninya. Bahkan, enggak jarang proyek yang dia jalani mengharuskannya untuk pergi ke luar kota.
ADVERTISEMENT
“Kalau mau freelance sambil kuliah, tuh, harus rela kalau jam tidur akan berkurang. Di kampusku, jadwal kuliahnya, tuh, enggak bolong-bolong. Maksudnya, kalau kuliah pagi ya sampai siang, sedangkan siang, ya sampai malam,” imbuh Nurul.
Lebih lanjut, di awal kuliah, dia mengaku kerap kesulitan untuk membagi waktu. Meski begitu, Nurul enggak langsung menyerah. Dia punya beragam cara untuk mengatasi hal tersebut. Hasilnya pun enggak mengecewakan.
Enggak cuma bisa mendapatkan penghasilan tambahan, dengan melakoni peran ganda ini juga, Nurul mengaku bisa memahami dua bidang dengan latar belakang yang berbeda.
“Aku kan jurusan PR, tapi aku sering freelance di bidang jurnalistik. Jadi, aku tahu kedua bidang yang berhubungan itu. Itu bermanfaat banget kalo aku nanti kerja jadi PR Officer,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dia mengaku bahwa kerja kerasnya selama dua tahun belakangan ini ternyata punya dampak yang cukup besar terhadap pencapaiannya di dunia kuliah.
“Pernah, nih, dosen menjanjikan nilai A kalau mahasiswanya nulis di media nasional. Nah, ketika temen-temen yang lain bingung, aku cuma tinggal kasih link berita yang udah aku tulis buat bukti. Belum lagi tugas mengadakan event, saat yang lain masih bingung mau bikin event apa, aku dan kelompok udah menyelenggarakannya,” lanjut alumni SMKN 2 Tangerang Selatan.
Nurul enggak sendirian. Fazrin Yusuf, mahasiswa semester 5 di salah satu universitas swasta di Jakarta, mengaku pernah mengikuti 12 proyek acara berbeda selama satu tahun belakangan ini.
“Menurut aku, freelance itu bisa nambah pengalaman, nambah uang jajan, dan melatih diri sebelum masuk ke dunia kerja,” ujar Fazrin Yusuf Tuhauns, kepada kumparan.
Fazrin saat Mengikuti Acara JFW 2018 (Foto: Dok. Fazrin Yusuf Tuhauns)
zoom-in-whitePerbesar
Fazrin saat Mengikuti Acara JFW 2018 (Foto: Dok. Fazrin Yusuf Tuhauns)
Lebih lanjut, cowok yang akrab disapa Fazrin ini menambahkan bahwa kebanyakan para freelancer biasanya punya semacam “ikatan” yang kuat. Sebagai contoh, mereka akan menyebarkan info terkait pekerjaan sampingan ke sesama teman berstatus mahasiswa yang sekiranya membutuhkan uang jajan tambahan.
ADVERTISEMENT
“Setelah proyek selesai, biasanya akan ada info tentang proyek lainnya,” ujar Fazrin.
Meski begitu, Nurul dan Fazrin mengingatkan kita untuk enggak terlena dengan bayaran yang didapat selama menjadi seorang pekerja lepas. Menurut mereka, kita jangan terlalu fokus dengan pekerjaan, sehingga meninggalkan tugas sebagai seorang mahasiswa.
“Nilai perkuliahan emang penting, tapi pengalaman di lapangan juga dicari dalam industri kerja,” tutup Nurul.