Kata Musisi soal Fenomena ‘Poser’: Free Advertising

8 Mei 2018 19:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poser (Foto: Shannon/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Poser (Foto: Shannon/Flickr)
ADVERTISEMENT
Berbagai macam bentuk apresiasi dapat dilakukan oleh seorang penggemar untuk mendukung musisi idolanya. Tidak hanya dengan membeli rilisan dan datang ke konsernya, mengenakan berbagai macam atributnya, seperti kaus pun bisa menjadi salah satu caranya.
ADVERTISEMENT
Namun, gelombang tren kaus band yang belum lama ini cukup mencuat di jagat selebritas Hollywood, nampaknya secara tidak langsung mampu membawa persepsi baru bahwa kaus band bukanlah hanya untuk para penggemarnya saja, melainkan sebuah tren fashion.
Dalam kata lain, tanpa perlu mengetahui atau mendengarkan karya dari band tertentu, kaus band kini bisa menjadi fashion item yang menarik untuk digunakan oleh siapa saja.
Namun, bagi sebagian penggemar yang benar-benar menyukai sebuah band, hal ini mungkin bisa dipandang secara berbeda. Pada artikel sebelumnya, kumparan (kumparan.com) sempat bertanya kepada beberapa orang mengenai tanggapan mereka soal tren tersebut.
Hasilnya pun cukup beragam, ada yang merasa cukup 'terganggu' dengan mereka yang hanya ikut-ikutan tren (poser), ada juga yang menanggap bahwa hal tersebut sah-sah saja untuk dilakukan.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimanakah para musisi sendiri melihat keberadaan fenomena tersebut? Apakah mereka merasa keberatan?
Sammy Bramantyo, bassist dari band cadas asal Jakarta, Seringai, mengaku bahwa dirinya tidak merasa keberatan akan hal tersebut. Namun, ia tidak menampik bahwa mungkin ada sebagian fans yang 'terganggu' dengan hal tersebut.
"Enggak sih. Mungkin ada orang-orang yang kesal kalau kaus bandnya dipakai sama orang yang tidak tahu sama bandnya," ucap Sammy pada kumparan.
"Idealnya memang si pemakai tahu (bandnya). Tapi buat gue, sih, enggak masalah. Free advertising," tambahnya.
Di lain hal, Sammy mengatakan bahwa ia merasa lebih "miris" dengan keberadaan merchandise bajakan yang menggunakan atribut bandnya, yang sempat ia temukan saat akan konser di suatu kota.
ADVERTISEMENT
"Gue pikir jauh lebih murah, ternyata harga kaus bajakan cuma beda Rp 20-30 ribu saja dari kaos original! Penjual pun terlihat (atau pura-pura) bodoh dan tidak mengerti bahwa pembajakan bisa sangat merugikan," ungkapnya.
Senada dengan Sammy, dua personel band M R T, Dimas dan Shoni, juga mengatakan tidak keberatan dengan keberadaan poser yang menggunakan merchandise bandnya.
"Enggak sih, toh kami juga untung hahaha. Cuma sangat disayangkan aja kalau sudah punya merchandisenya, masa enggak sekalian dengar lagunya, enggak rugi juga kan?" tutur Dimas.
"Kalau ada poser pakai kaus band gue? Pakai aja! (Bantu) sebarkan eksistensi dari M R T," tutup Shoni.