Kenapa Hujan dan Cuaca Dingin Bisa Bikin Kita Galau?

13 Desember 2017 19:02 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi depresi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi depresi. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Ketika hujan turun, pernahkah kamu merasa galau seketika? Kalau iya, apa yang kamu alami ini disebut sebagai Seasonal Affective Disorder atau (SAD).
ADVERTISEMENT
“Ini adalah gejala yang terjadi karena kurangnya cahaya di bulan-bulan musim dingin dan awan yang berlebihan,” ujar Debra K. Burton, PhD, yang juga seorang konseling profesional dan ahli terapi keluarga yang berlisensi, seperti yang dilansir dari KTRE.
Sindrom SAD ini umumnya terjadi di bulan Oktober atau November dan dapat berlangsung sampai April. Oleh karena itu, penyakit ini biasa disebut dengan ‘depresi musim dingin’. Secara ilmiah, Debra menjelaskan bahwa pengaruh musim dingin memengaruhi neurotransmitter (senyawa organik yang mempengaruhi mood pada otak), yang berakibat pada depresi dan kesedihan.
“Jika seseorang telah mengalami gejala ini selama dua musim terakhir, mereka harus mulai waspada,” ujar ahli terapis ini.
Sindrom SAD ini umumnya lebih banyak terjadi pada wanita dibanding pria. Penyakit ini sering terjadi pada orang yang berusia antara 15 sampai 55 tahun di daerah yang musim dinginnya lebih banyak dibanding panas.
ADVERTISEMENT
Debra menyarankan agar segera menghubungi dokter jika masalah ini sering kamu alami. Salah satu cara dokter dalam menangani masalah ini adalah melalui terapi cahaya.
Terapi ini dilakukan dengan menaruh cahaya yang ditaruh dalam jarak tertentu dalam suatu ruangan. Pasien dari terapi ini diharuskan memakai penutup muka yang juga dapat menstimulasikan cahaya.
Terapi cahaya lainnya disebut dengan ‘simulasi fajar’. Pada terapi ini, cahaya akan meredup ketika seseorang tidur di malam hari, namun berubah menjadi lebih cerah ketika orang bangun di pagi hari.