Kenapa Milenial Gampang Merasa Letih Saat Bekerja?

Merasa lelah (Foto: Thinkstock)

Selain gemar berpindah tempat kerja, generasi milenial juga dikenal dengan generasi yang gampang menyerah terhadap keadaan. Misalnya dalam dunia kerja, mereka terkenal dengan generasi yang mudah penat, sering bermalas-malasan, hingga menyerah dengan pekerjaanya.

Menanggapi hal ini, Tara Adhisti de Thouars, selaku psikolog remaja, memiliki pandangannya kenapa generasi milenial mudah sekali merasakan penat dalam pekerjaan.

"Milenial itu, kan, ciri-cirinya gampang bosenan ya. Mereka itu kepengin mencari hal-hal baru dan impulsif, sehingga kadang-kadang ketika mendapatkan suatu pekerjaan yang sulit dalam waktu lama, biasanya mereka akan nyerah," kata Tara dalam acara peluncuran kembali merek VIT 'Lepasin Aja', di Kafe dia.lo.gue, Jakarta Selatan, Selasa (13/3).

Selain itu, Tara juga menilai bahwa setiap generasi memiliki karakter yang berbeda dalam menghadapi situasi kerja.

"Kalau orang-orang pada generasi sebelumnya, pilihan karier itu terbatas, dan mereka juga punya culture seperti apa yang dikerjakan ya diselesaikan. Beda sama milenial. Mereka punya opsi yang banyak, ditambah dengan teknologi yang udah canggih," lanjut Tara.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa milenial akan beralih pada pekerjaan yang lain jika pekerjaan yang sebelumnya ia kerjakan terasa lebih sulit.

Dengan pola pikir yang yang seperti itu, Tara menyarankan agar milenial harus tetap bertahan meski sedang mengalami kepenatan dalam pekerjaan.

"Kalau belum apa-apa sudah nyerah, mereka enggak akan bisa mencapai apapun yang ditargetkan. Meski mengambil risiko itu sesuatu yang baik, tetapi untuk mencapai suatu target itu, kan, butuh perjuangan," tambah Tara.

Tara juga mengimbau para milenial untuk menjeda kegiatannya ketika mereka merasakan kepenatan saat bekerja. Menurutnya, untuk menghilangkan rasa penat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, mulai dari relaksasi, minum, hingga short exercise. Cara ini berfungsi untuk mengoptimalkan kegiatan dan pekerjaan yang sedang dilakukan.

"Otak itu, kan, kayak komputer ya. Kalau kebanyakan beban dia akan lemot," tutup Tara.