Mengenal Sistem Kredit Poin di Kampus sebagai Syarat Ikut Skripsi

23 Januari 2018 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisuda (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisuda (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekarang, salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana enggak cuma ditentukan oleh nilai yang kita dapat selama kuliah serta skripsi saja, tapi juga ditentukan oleh suatu “sistem” bernama kredit poin.
ADVERTISEMENT
Yap, sistem yang baru sekitar dua tahun dijalankan di beberapa kampus swasta ini merupakan salah satu program yang diterapkan kampus sebagai salah satu syarat pengajuan sidang skripsi mahasiswa. Nah, salah satu kampus yang menerapkan sistem ini adalah Bina Nusantara (Binus) University.
Nantinya, tiap mahasiswa wajib mengumpulkan Student Activity Transcript (SAT) yang mereka peroleh dari berbagai kegiatan kepanitiaan, unit kegiatan mahasiswa, lomba, atau organisasi sebanyak 120 poin. Selain itu, mereka juga harus mengumpulkan sebanyak 30 jam dan tentunya wajib memenuhi syarat akademis sebelum mengajukan skripsi.
“Soft skill dan hard skill itu saling melengkapi, mereka adalah hal yang enggak bisa dipisahkan satu sama lain. Seorang mahasiswa arsitek harus menguasai teknik-teknik arsitek yang mereka pelajari di dalam kelas, tapi soal etika kerja, bagaimana bertemu dengan klien, itu enggak mereka dapatkan dari belajar teori di kelas. Tapi, mereka bisa mendapatkannya dari kegiatan tambahan di luar kampus seperti kepanitiaan, organisasi, dan sebagainya,” tutur Ria Devita, Manager Student Advisory Center (SAC) Binus University, kepada kumparan (kumparan.com).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Ria menambahkan bahwa mahasiswa bisa mencapai poin SAT sepanjang mereka kuliah. Dia juga memastikan kalau para mahasiswa bisa mengumpulkan poin ini sampai sebelum sidang skripsi. Kalau ada yang kurang aktif, maka kampus memberi saran kegiatan kepada mahasiswa tersebut agar mereka bisa memenuhi poin. Sementara jam kerja sosial dibuat agar mahasiswa bisa terjun langsung dan mengetahui dunia kerja yang sebenarnya lewat beberapa program, salah satunya magang kerja.
“Tujuan kami adalah ingin membentuk lulusan yang profesional enggak hanya menguasai teori, tapi juga soft skill yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja,” tambah Ria.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa penerapan sistem kredit poin ini pada mahasiswa sejak awal merupakan langkah yang penting untuk bekal di masa depan.
ADVERTISEMENT
“Seseorang yang sukses dalam dunia kerja itu enggak hanya sekedar diterima di dunia kerja, tapi juga bisa berkompetisi dengan yang lain,” tutup Ria menegaskan.
Binus enggak sendirian. Beberapa kampus swasta lainnya, seperti Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Telkom University, sampai Prasetiya Mulya (Prasmul) juga menerapkan sistem yang sama, namun dengan penamaan yang berbeda.