news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Merchandise Band Bajakan, Seberapa Serius Permasalahannya?

4 Mei 2018 20:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pakai kaos band jangan cuma mengikuti tren (Foto:  Iqbal Dwiharianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pakai kaos band jangan cuma mengikuti tren (Foto: Iqbal Dwiharianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pada rilisan fisik, kasus pembajakan di industri musik juga masih marak terjadi pada berbagai merchandise yang diproduksi oleh para musisi, atau lebih akrab dengan istilah bootleg.
ADVERTISEMENT
Meski bukan merupakan hal baru, merchandise bootleg mungkin masih menjadi 'musuh besar' bagi para musisi. Sebab, selain merugikan mereka, hal tersebut juga merugikan para penggemarnya yang gemar mengoleksi merchandise orisinal.
Sebab, selain jumlahnya yang tidak sedikit, semakin canggihnya teknologi yang ada pun memungkinkan barang bootleg menjadi terlihat mirip dengan yang asli.
"Dari jenis sablonan, bootleg mungkin enggak sebagus yang official. Mereka asal-asalan, karena dia menekan cost lagi. Meskipun ada beberapa yang mungkin sablonannya justru lebih bagus dari yang asli," tutur Yongky selaku pemilik Quickening Store, sebuah toko yang menjual merchandise band, pada Jumat (4/5) sore.
Namun, apa tanggapan para musisi mengenai keberadaan merchandise bootleg dari band mereka?
Sammy Bramantyo, bassist dari band cadas, Seringai, mengungkapkan bahwa dirinya miris dengan keberadaan hal tersebut. Terutama apabila ia melihatnya dijual di pinggir jalan sebelum tampil untuk sebuah konser.
ADVERTISEMENT
"Gue dan Arian (vokalis) pernah mendatangi salah satunya (penjual merchandise bootleg) di Purwokerto dan bertanya soal asal-usul kaos-kaos itu yang tidak hanya Seringai, banyak band lokal lain juga yang merchandisenya dibajak. Tapi si penjual sepertinya memang hanya reseller aja, yang kalau kami tindak pun tidak menyelesaikan masalah," kenang Sammy kepada kumparan (kumparan.com).
Pakai kaos band jangan cuma mengikuti tren (Foto:  Iqbal Dwiharianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pakai kaos band jangan cuma mengikuti tren (Foto: Iqbal Dwiharianto/kumparan)
"Dan gue pikir (harganya) jauh lebih murah. Ternyata harga kaos bajakan cuma beda Rp 20 sampai 30 ribu saja dari kaos original! Penjual pun terlihat (atau pura-pura) bodoh dan tidak mengerti bahwa pembajakan bisa sangat merugikan," lanjutnya.
Sammy pun terkesan benar-benar menanggapi secara serius keberadaan merchandise bootleg dari bandnya. Alasannya pun dianggap sangat masuk akal; "merugikan".
Berkaca dari pengalamannya, musisi dari band pelantun lagu 'Akselerasi Maksimum' itu pun sudah mengurus dan mendaftarkan hak cipta dan intelektual dari bandnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau suatu hari kami tau sumbernya dari mana, mungkin baru bisa kami tindak supaya tuntas." pungkas Sammy.
Cukup berbeda dari tanggapan Sammy, Dochi Sadega, frontman dari band Pee Wee Gaskins, terkesan tak terlalu mengambil pusing akan keberadaan merchandise abal-abal dari bandnya.
Meskipun, ia mengakui bahwa terdapat banyak barang bootleg yang dijual di banyak lapak, menggunakan atribut dari bandnya tanpa seizin mereka. Namun, ia melihat masih ada sesuatu yang positif dari keberadaan merchandise bajakan tersebut.
"Biasa nemu di lapak ada poster, kaos, jaket, topi, dan lain sebagainya. Tapi ini juga membantu untuk menyebarkan eksistensi kami," ucapnya.
Untuk mengakali hal tersebut, Dochi dan bandnya membuat merchandise resmi mereka dengan kualitas yang lebih baik dan lebih relevan. Sebab, proses desain merchandise mereka saat ini ditangani langsung oleh pihak mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
"Fans yang sebenarnya tahu, kok, bagaimana cara yang benar untuk mendukung (band idolanya). Kami enggak mempermasalahkan yang membuat merchandise bootleg," tutup Dochi.