Metode Baru Penilaian SBMPTN 2018 Dikeluhkan Para Peserta

8 Mei 2018 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaksanaan SBMPTN 2017 (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan SBMPTN 2017 (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Metode baru penilaian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) resmi diterapkan pada Selasa (8/5). Berbeda dengan tahun sebelumnya, metode ini menerapkan Teori Tes Modern yang dikenal dengan Teori Respons Butir (Item Response Theory/IRT).
ADVERTISEMENT
Jika di tahun-tahun sebelumnya sistem yang digunakan adalah 4 poin untuk jawaban benar, minus 1 untuk jawaban yang salah, dan 0 untuk tidak menjawab, maka pada tahun ini penilaian akan dilakukan melalui tiga tahap:
1. Tahap I, seluruh jawaban peserta SBMPTN 2018 akan diproses dengan memberi skor satu pada setiap jawaban yang benar dan nol untuk setiap jawaban yang salah atau tidak dijawab.
2. Tahap II, dengan menggunakan Teori Response Butir, maka setiap soal akan dianalisis karakteristiknya, di antaranya adalah tingkat kesulitan relatifnya terhadap soal yang lain, dengan mendasarkan pada pola respons jawaban seluruh peserta tes 2018.
3. Tahap III, karakteristik soal yang diperoleh pada tahap II kemudian digunakan untuk menghitung skor setiap peserta. Soal-soal sulit akan mendapatkan bobot lebih tinggi dibanding soal yang lebih mudah. Tahap-tahap perhitungan skor dilakukan oleh tim yang memiliki kompetensi di bidang pengujuan, pengukuran, dan penilaian.
ADVERTISEMENT
Dengan sistem baru ini, panitia SBMPTN berharap bahwa para peserta agar tidak takut dalam menjawab soal-soal pada saat ujian berlangsung.
"Siswa diminta untuk tidak takut menjawab semua soal dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada poin negatif jika jawabannya salah," kata Joni Hermana, Sekretaris Panitia SBMPTN 2018, seperti dikutip dari Antara.
Meski dirasa akan menguntungkan para peserta, nyatanya metode baru penilaian SBMPTN 2018 ini dikeluhkan banyak peserta. Fanny Viandini salah satunya. Siswa SMA Negeri 81 Jakarta ini mengaku bingung dengan sistem baru penilaian SBMPTN 2018.
"Bingungnya itu kayak gini, mending jawab sebisanya aja sama seperti sistem lama, atau jawab semua. Tapi, tadi pengawasnya bilang mending isi semuanya aja. Tapi kalau jawab salah nanti mempengaruhi (jawaban) yang lain," kata Fanny Viandini Rahayu, saat ditemui kumparan (kumparan.com) di SMA Negeri 3 Jakarta.
ADVERTISEMENT
Cewek yang pernah mengikuti ujian SBMPTN tahun lalu ini juga mengaku lebih menyukai metode penilaian tahun-tahun sebelumnya dibanding tahun ini.
"Soalnya kalau yang sekarang ibaratnya nembak, nih, terus kalau misalnya bener dapet untung tapi kalau salah enggak dikasih minus sama sekali gitu," tambah Fanny.
Meski sistem itu menguntungkan karena tidak ada pengurangan nilai, tapi Fanny menilai bahwa sistem ini tidak adil bagi para peserta yang benar-benar telah belajar maksimal.
"Kalau jawabannya kalah sama yang mereka yang jawab asal-asalan, ya dia yang beruntung," pungkasnya.
Senada dengan Fanny, Gabriel, siswa yang baru saja lulus dari SMA Negeri 3 Depok ini juga menganggap sistem penilaian tahun sebelumnya jauh lebih transparan ketimbang sistem penilaian tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Sistem penilaian tahun lalu itu bener-bener transparan banget. Yang bener kali 4, yang salah minus 1, yang gak jawab 0. Jadi kita bisa ukur jawaban kita sendiri. Kalau tahun ini, kan, jadinya untung-untungan saja," kata pemilik nama lengkap Gabriel Arpindo Tanjung, kepada kumparan.
Tak hanya Fanny dan Gabriel, dua siswi dari SMA Negeri 102 Jakarta ini juga mengeluhkan metode penilaian terbaru ini.
"Soalnya pas belajar kita pakai sistem penilaian tahun lalu. Jadi kita bikin, tuh, strategi-strategi untuk jawabnya. Eh, tiba-tiba beberapa minggu sebelum SBMPTN, sistemnya diubah. Jadi, strategi yang udah dibikin juga berubah kayak enggak terpakai gitu," tutur Stephanie dan Novita saat ditemui kumparan setelah melangsungkan ujian SBMPTN.
Nah, kalau menurut kamu bagaimana, kamu lebih suka sistem penilaian terbaru ini atau sistem penilaian SBMPTN tahun sebelumnya?
ADVERTISEMENT