Milenial Lebih Suka Streaming Video daripada Nonton TV Konvensional

18 Januari 2018 20:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Streaming film (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Streaming film (Foto: Thinkstocks)
ADVERTISEMENT
Seperti halnya musik, dunia per-filman juga mengalami perkembangan secara digital mengikuti era yang sedang menjadi tren saat ini. Setelah layanan streaming film, Netflix, hadir dan menjadi "idola" baru di kalangan anak muda, kini bermunculan layanan lokal digital serupa kayak HOOQ, iflix, VIU, dan juga Genflix.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah kemunculan berbagai layanan streaming ini menggeser kebiasaan menonton televisi secara konvensional?
Menurut data dari sebuah studi yang dilakukan Omnicom Media Group, agensi Hearts & Science, dan dikutip dari AdAge, 47 persen dari para responden yang berusia 22 sampai 45 tahun, lebih memilih menonton streaming video. Meski begitu, bukan berarti mereka enggak menonton konten TV sama sekali, mereka tetap menonton kalau ada konten program yang mereka benar-benar tunggu dan sukai.
Masih menurut studi yang sama, kurang dari sepertiga responden yang mencakup sekitar 1.500 orang lebih memilih menonton TV dan video. Sisanya, lebih memilih streaming video online di aplikasi-aplikasi kayak Roku dan Apple TV.
Melihat peluang tersebut, layanan streaming video yang tengah populer di Indonesia, iflix, getol membuat konten yang bisa dimakan oleh kaum milenial. Enggak hanya itu, munculnya iflix juga menjadi ajang edukasi dan apresiasi untuk para pembuat konten.
Tiara Sugiyono  (Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tiara Sugiyono (Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/kumparan)
"Di Amerika Serikat sendiri, fenomena ini udah terjadi dari 10 tahun yang lalu, di mana orang-orang mulai beralih dari TV konvensional ke jaringan internet. Makanya enggak heran, kan, layanan-layanan streaming video bermunculan? Sebenernya ini enggak perlu dikhawatirkan, karena kemunculan layanan streaming video ini bisa menurunkan jumlah pembajakan, dan menjadi ajang edukasi dan apresiasi para pembuat konten," kata Tiara Sugiyono, Marketing Manager iflix Indonesia, saat acara press screening, di Beer Hall, SCBD, Jakarta, Kamis (18/1).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Tiara mengungkapkan kalau konten-konten ber-genre percintaan lebih disukai para remaja.
"10 daftar film yang banyak ditonton di iflix itu kebanyakan dari film Indonesia, kayak Magic Hour, London Love Story, dan Promise. Kalau kamu sadari, film-film yang banyak ditonton itu adalah film-film yang ber-genre percintaan remaja. Jadi bisa kita asumsikan, kalau yang nonton iflix itu banyak dari para remaja, dong," tambah Tiara.
Melihat tingginya antusias dari para subscriber yang kebanyakan masih berusia remaja, ke depannya iflix bakal memperbanyak konten-konten lokal untuk membuat orang Indonesia lebih menyukai film-nya sendiri.
"Kita pernah bikin Magic Hour, original series khusus untuk teen drama yang based on box office movie tahun 2015-an. Kita angkat original series itu ke iflix dalam delapan episode. Dan tanggapannya sangat amat positive, sampai-sampai server kita pernah down," kata Tiara.
ADVERTISEMENT
Tiara juga menjelaskan bahwa kedepannya iflix bakal melakukan kolaborasi dengan selebgram dan influencer untuk membuat original series yang bakal disukai milenial.
"Kalau biasanya mereka (selebgram dan influencer) promo di Instagram pribadinya, kenapa enggak kita full out kreativitasnya bikin konten yang sudah pasti disukai sama milenial?" tutup Tiara.