Nezatullah Ramadhan Manfaatkan Sampah untuk Bantu Pendidikan

19 Desember 2018 20:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nezatullah Ramadhan, founder Nara Kreatif. (Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nezatullah Ramadhan, founder Nara Kreatif. (Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sosok Nezatullah Ramadhan sekilas tampak seperti pemuda kebanyakan. Meski menggunakan atasan kemeja, pemuda 27 tahun ini tetap berpenampilan keren, dengan bawahan jeans yang dipadupadankan dengan sneaker kekinian.
ADVERTISEMENT
Namun jangan salah sangka, di balik sosok yang akrab disapa Neza ini, ada cerita inspiratif yang layak kamu tiru. Bayangkan saja, sejak masih duduk di bangku kuliah pada 2012 lalu, cowok yang satu ini sudah memilih jalan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi sekitar.
Berawal dari keresahan akan permasalahan anak terlantar yang kurang lebih ada 4,1 juta orang di Indonesia, Neza bersama rekannya lantas membuat sebuah wirausaha sosial bernama Nara Kreatif.
“Fokusnya Nara Kreatif adalah pendidikan, jadi bagaimana kita mengurangi angka putus sekolah. Pendekatan kita adalah memecahkan permasalahan pendidikan tapi melalui sampah,” ujar Neza saat presentasi di PechaKucha Night Volume 36, di fX Sudirman, Jakarta Pusat.
Mungkin kamu semua enggak pernah terpikir apa hubungan sampah dengan permasalahan pendidikan di Indonesia. Tapi buat Neza, keduanya sangat berkaitan erat.
ADVERTISEMENT
Mulanya, Neza mengungkap data soal adanya 114 ribu anak putus sekolah pada tahun 2017/2018 di Indonesia pada jenjang SD sampai SMA.
“Yang selanjutnya kita harus ketahui juga, yaitu data masalah sampah (berjumlah) 65,8 juta ton per tahun. Yang terbanyak yaitu sampah organik (60%), ada sampah kertas (9%), sampah plastik (14%), dan sampah sisa material (14%),” kata cowok jebolan Politeknik Negeri Jakarta itu.
Dari kedua data permasalahan di atas, Neza mencoba menarik benang merah dengan ide melakukan waste management (pengelolaan sampah).
Dengan semangat “mengubah apa yang tidak bernilai menjadi bernilai”, Neza menjaring rekanan dengan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan sampah kertas untuk didaur ulang menjadi produk kertas baru.
Soal membuat produk kertas baru ini enggak usah ditanya lagi. Saat dimintai kartu nama oleh kumparan, Neza bahkan menyodorkan kartu nama yang dibuat dengan kertas daur ulang. Ciamik!
Nezatullah Ramadhan, founder Nara Kreatif. (Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nezatullah Ramadhan, founder Nara Kreatif. (Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan)
Dari hasil daur ulang sampah kertas perusahaan rekanan, keuntungan usahanya bakal dihibahkan untuk operasional Nara Kreatif. Termasuk untuk memberi beasiswa pendidikan dan biaya kejar Paket A, B, C bagi anak-anak jalanan dan putus sekolah.
ADVERTISEMENT
“Jadi teman-teman (karyawan perusahaan rekanan) di sini kalau mengumpulkan sampah 15 kg itu sama aja membantu 1 anak sekolah di Nara Kreatif selama sebulan. Kita butuh 180 kilogram sampah dalam 1 tahun untuk 1 anak bisa sekolah gratis di Nara,” ujar Neza.
Enggak cukup di sampah kertas, pada tahun 2019, rencananya Neza bakal melakukan ekspansi untuk mengolah sampah organik juga. Contohnya, sampah bekas makanan yang ada di kantor-kantor. Ia bakal menyulap sampah tersebut menjadi pupuk yang bisa digunakan petani.
“Kita berdayakan kelompok tani kita yang sudah ada di Bogor, dan (setelah diolah jadi pupuk) sampah organik itu kita kembalikan lagi ke perusahaan dalam bentuk beras. Jadi beras itu yang akan digunakan oleh karyawan sebagai timbal balik karena fokus pada (pengelolaan) sampah,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Selama 6 tahun berjalan, Nara Kreatif sudah mengelola sebanyak 150 ton sampah. Kini telah tersedia 9 titik lokasi pendidikan gratis dengan total 500 orang yang mencicipi pendidikan di sana. Sejumlah 153 orang di antaranya sudah lulus, dan ada 10 orang yang diberikan modal wirausaha serta pendampingan kerja.
Berkat pencapaian-pencapaiannya, Nara Kreatif pernah meraih Juara 1 Wirausaha Sosial Mandiri tahun 2014. Adapun tahun 2015, wirausaha sosial itu juga dilibatkan sebagai delegasi dari perwakilan UKM pada Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika.
Soal harapan ke depan, Neza dan Nara Kreatif yang didirikannya enggak ingin sesuatu yang muluk-muluk.
“Mohon doanya di tahun 2019 kita ingin memberikan pendidikan ke seribu orang buat kejar paket gratis,” tutup Neza.
ADVERTISEMENT