Peneliti UGM: Tren Peminatan Jurusan Kuliah Belum Berubah

6 Mei 2019 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kuliah bisnis Foto: Akson/unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kuliah bisnis Foto: Akson/unsplash
ADVERTISEMENT
Beberapa perguruan tinggi mulai membuka jurusan kuliah baru yang sejalan dengan revolusi industri 4.0. Tapi ternyata, tren peminatan jurusan kuliah selama tiga tahun belakangan belum banyak berubah.
ADVERTISEMENT
“Tiga besar jurusan kuliah dengan peminatan tertinggi di Indonesia masih didominasi oleh Pendidikan Dokter, Ilmu Hukum, Manajemen, dan Ilmu Komunikasi,” sebut Iradat Wirid, Peneliti Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM), dilansir laman resmi UGM.
Malah selama tiga tahun terakhir ini terjadi kenaikan peminatan terhadap beberapa jurusan kuliah, seperti Antropologi Sosial (Universitas Diponegoro), Bahasa dan Kebudayaan Korea (UGM), serta Teknologi Pendidikan (Universitas Pendidikan Indonesia).
"Hal ini menunjukkan bahwa fenomena transformasi digital yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, tidak lantas membuat jurusan kuliah dengan fokus pada isu-isu digital dan teknologi menjadi favorit para calon mahasiswa baru," lanjutnya.
Tapi begitu, jurusan kuliah baru yang dianggap dapat mendorong perkembangan revolusi industri 4.0 tetap dibuka. Salah satunya adalah Ilmu Aktuaria, yang mempelajari pengelolaan risiko keuangan, dengan mengombinasikan ilmu matematika, statistika, dan komputer.
ADVERTISEMENT
Jurusan kuliah Ilmu Aktuaria kini telah dibuka di sekitar lima perguruan tinggi nasional, yakni Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Gadjah Mada.
"(Ada juga) Bisnis Digital di Universitas Padjajaran yang dibuka pada 2018 lalu. (Jurusan) itu telah menempati peringkat teratas sebagai program studi terbaru yang memiliki jumlah peminat tertinggi pada tahun tersebut,” paparnya.
“Tren peminatan pada program-program studi ini, dapat dilihat, meskipun belum setinggi prodi-prodi tradisional, namun memiliki prospek peningkatan pada tahun tahun ke depan," tambah Iradat.