news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

QnA Nuha dan Intan: 2 Cewek yang Melawan Pencemaran Timah di Bangka

19 April 2019 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nuha Anfaresi dan Intan Putri Foto: www.inventingtomorrowmovie.com
zoom-in-whitePerbesar
Nuha Anfaresi dan Intan Putri Foto: www.inventingtomorrowmovie.com
ADVERTISEMENT
Sedari kecil hidup berdekatan dengan kapal penambang timah di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Nuha Anfaresi dan Intan Utami mulai gerah. Gerah dengan pencemaran dari penambangan timah, yang membuat kuliatas air di daerahnya jadi rendah.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari kekhawatiran itu, Nuha dan Intan memutuskan untuk mencari solusinya lewat penelitian sains. Mereka lalu melahirkan Banksand Water Filter, sebuah penyaring untuk menghilangkan kandungan ion dari penambangan timah, dan mengubah pasir di Bangka menjadi material yang dapat meningkatkan kualitas air di sana. Mereka masih kelas 11 di SMA Negeri 1 Sungailiat ketika melakukan penelitian ini.
Selain untuk memberikan solusi bagi masyarakat di daerah rumahnya, penelitian tersebut juga mengantarkan Nuha dan Intan ke ajang sains bergengsi, Intel International Science and Engineering Fair (ISEF) pada 14-19 Mei 2017 di Los Angeles, Amerika Serikat. Intel ISEF menjadi gelaran sains akbar bagi ilmuwan muda di penjuru dunia.
kumparan berkesempatan untuk ngobrol langsung dengan Nuha dan Intan soal cerita di balik Banksand Water Filter, terbang ke Los Angeles untuk menghadiri ISEF, sampai mimpinya untuk membantu masyarakat Bangka.
ADVERTISEMENT
Halo Nuha! Halo Intan! Selamat untuk Banksand Water Filter dan sudah diundang ke ISEF, ya!
Sebenarnya, kenapa, sih, kalian khawatir tentang pencemaran timah ini?
Intan: Jadi sejak SD kami itu tinggal cuma 15 menit dari kapal-kapal penambang timah. Dari kecil kami sudah sering main ke laut. Ya, namanya tinggal di pulau, 'kan, otomatis dikelilingi pantai.
Nuha: Aku dari SD juga sering diberi tahu orang tua kalau penambangan timah itu berdampak buruk bagi lingkungan. Aku jadi berpikir, kok, banyak banget masalah karena timah? Saat ini bahkan yang tadinya hanya di darat sudah merembet ke laut, karena timah di darat semakin sedikit.
Terus, kok, ini belum selesai, ya, masalah penambangan timah dari aku SD sampai sekarang? Dari situ kami mulai mencari solusinya.
ADVERTISEMENT
Gimana ceritanya sampai kalian melakukan penelitian sains?
Intan: Waktu itu aku bilang ke Nuha, pengin meneliti tapi bingung lomba apa yang harus diikuti dan bagaimana cara dapat mentor untuk membantu. Terus akhirnya, Nuha bilang coba ke Amerika (ISEF) dan langsung jadi semangat mulai apply proposal ke LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Untuk apply juga kami enggak mungkin mengada-ada. Kami harus lihat dulu masalah apa yang ada di daerah, dan mencari di jurnal. Ada enggak, sih, penelitian sebelumnya yang membahas itu? Akhirnya setelah riset di internet dan baca jurnal-jurnal, h-5 baru kami submit proposal. Dari provinsi, kami satu-satunya yang diterima.
Selama penelitian tantangannya apa aja?
Nuha: Ada beberapa aspek penting yang kemarin kami sempat struggle. Yaitu, bimbingan dari mentor, dan funding. Paling penting, sih, orang yang ahli dan dapat mementor kami. Karena aku, 'kan, enggak tahu cara memecahkan masalah ini, dan waktu itu masih SMA. Jadi, butuh orang yang benar-benar ahli.
ADVERTISEMENT
Intan: Kami berterimakasih sama LIPI, karena sudah memberikan fasilitas di laboratorium, sampai support juga saat mengundang kami ke Jakarta.
Nuha: Dari sekolah juga support banget dalam hal pendanaan penelitian.
Nuha Anfaresi dan Intan Utami di screening film. Dok. Hesti Widianingtyas/kumparan
Kok, bisa diundang ke ISEF?
Nuha: Itu mulainya dari LIPI, kami diseleksi dan juara 3 di tingkat nasional dalam Lomba karya Ilmiah Remaja pada 2016. Lalu diseleksi lagi, dan akhirnya dapat diundang ke ISEF di Los Angeles. Senang banget waktu itu diundang ke sana, padahal banyak tim yang lebih baik.
Nuha waktu itu berangkat sendiri, ya, enggak sama Intan?
Nuha: Iya, sedih banget karena Intan enggak bisa ikut. Dia harus tes SBMPTN karena dia pengin (masuk jurusan kuliah) Kedokteran, kan. Di sisi lain aku kayak, ya, sudahlah. Enggak tahu aku universitas mana, yang penting aku selesaikan dulu proyek ini.
ADVERTISEMENT
Apa rencana selanjutnya untuk kalian berdua dan Banksand Water Filter?
Nuha: Aku akan scale up bisnis Banksand karena hype di Bangka. Jadi, aku pengin jual filter ini semurah mungkin, daripada mereka beli mahal-mahal. Sekarang juga lagi pilot project yang didukung perusahaan startup dari Swiss dan Belgia, untuk dipublikasikan dan digunakan masyarakat.