QnA Rizka Raisa: Siswi SMA Makassar yang Menang Lomba Tokoh Komik PBB

14 Januari 2019 20:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rizka Raisa Fatimah Ramli. (Foto: UNICEF/UN0272128/Akbar Junior )
zoom-in-whitePerbesar
Rizka Raisa Fatimah Ramli. (Foto: UNICEF/UN0272128/Akbar Junior )
ADVERTISEMENT
Indonesia memang enggak kekurangan talenta muda yang bisa mengharumkan nama bangsa. Rizka Raisa Fatimah Ramli (17) adalah salah satunya. Siswi kelas XII SMA asal Makassar ini baru saja memenangi lomba membuat tokoh komik yang diselenggarakan salah satu badan PBB, UNICEF.
ADVERTISEMENT
Melawan 3.600 karya dari para remaja di seluruh dunia, tokoh hasil ilustrasi Rizka berhasil melenggang menjadi juara pertama. Dia membikin tokoh bernama ‘Cipta’ yang memiliki kekuatan super lewat sebuah buku. Buku tersebut bisa menghidupkan segala sesuatu yang digambar untuk menyetop kekerasan dan bullying terhadap anak-anak.
Buat kamu yang pengin mengetahui lebih dalam sosok Rizka dan ada cerita apa di balik karyanya, kumparan telah mengajaknya ngobrol. Apa saja yang kami bicarakan?
Selamat ya, komiknya menang lomba! Ceritanya gimana, tuh, awalnya kok tiba-tiba bisa menang lomba tokoh komik UNICEF?
Dari awal itu pertama saya lihat lewat iklan UNICEF, terus kepikiran, ‘Wah, kayaknya menarik, nih, coba-coba ikutan ah’. Terus pas aku ikutan sebenarnya tidak ada niat sama sekali buat menang. Cuma mau have fun saja dan cari pengalaman.
ADVERTISEMENT
Pas pertengahan November (2018) itu saya dikirimi email dari UNICEF, katanya saya terpilih jadi salah satu finalis di antara 3.600 orang. Ada 10 finalis termasuk saya. Terus habis itu, sekitar seminggu kita diberi waktu buat sebarin link. Link itu buat nge-vote karya peserta finalis.
Pertengahan Desember (2018) pas liburan semester itu UNICEF Jakarta datang ke Makassar nyari saya. Terus mereka bilang, ‘Kamu enggak tahu kan kalau kamu itu pemenangnya?’. Terus ya habis itu langsung kaget.
Gimana tanggapan keluarga, teman-teman, dan guru di sekolah saat mereka tahu kamu menang lomba tingkat dunia?
Awalnya keluarga saya tuh enggak tahu kalau saya ikut lomba beginian. Terus pas didatangin sama UNICEF baru mereka tahu kalau saya ikut lomba. Teman-teman sama guru reaksinya sama kayak keluarga.
ADVERTISEMENT
Waktu itu sempat diumumin di sekolah pas lagi upacara, tapi sayanya lagi tidur di masjid. Waktu itu emang lagi enggak enak (badan) banget. Mending tidur ajalah daripada ikut upacara. Terus dari situ baru tahu kalau nama aku diumumkan.
Tokoh komik 'Cipta' karya Rizka. (Foto: UNICEF/UN0258317)
zoom-in-whitePerbesar
Tokoh komik 'Cipta' karya Rizka. (Foto: UNICEF/UN0258317)
Tokoh Cipta sendiri itu inspirasinya dari siapa, sih? Sekilas kekuatan supernya mirip tokoh Sai, di anime Naruto, ya?
Banyak orang bilang itu mirip Sai, tapi saya waktu bikin Cipta enggak kepikiran Sai sama sekali. Saya malah kepikiran episode (kartun) SpongeBob waktu itu yang di salah satu episodenya ada tokoh DoodleBob. Jadi ceritanya (di episode itu) ada pensil jatuh di Bikini Bottom, terus Spongebob ngegambar pakai pensil itu. Eh, gambarnya jadi hidup dan malah jadi musuhnya.
ADVERTISEMENT
Ditambah inspirasinya juga dari film kartun yang sering aku tonton waktu kecil dulu yaitu ChalkZone. (Buat kamu yang belum tahu, ChalkZone bercerita seorang anak yang punya kapur ajaib dan bisa menciptakan benda atau makhluk dari gambar kapur tersebut).
Kenapa dinamain Cipta, bukan Nurhadi-Aldo atau Ferguso, misalnya?
Hahaha, sebenarnya itu ambil dari namanya juga, sih. Kayak dia, kan, bisa bikin (menciptakan) sesuatu dan dia bisa ngendaliin. Jadi aku ambil yang simpel saja sih, Cipta.
Sebenarnya pas bikin Cipta enggak kepikiran sama sekali buat bikin nama yang kebule-bulean. Cipta itu simpel dan gampang diingat, soalnya kalau pakai nama-nama bule itu terlalu mainstream menurutku, jadi sekali-kali sedikit indie Indonesia, lah.
Berapa lama bikin tokoh Cipta?
ADVERTISEMENT
Sebenarnya ada tiga tokoh yang saya buat sebelum Cipta dan dengan bantuan teman bangku (sekolah) saya. Saya menghabiskan waktu sekitar empat harian buat selesaikan konsep karakter itu.
Tapi pas hari deadline-nya itu saya tiba-tiba kepikiran kalau tiga karakter ini terlalu mainstream. Sepertinya mereka kurang cocok buat di-upload karena kekuatannya terlalu merusak apa yang ada di sekitarnya.
Jadi dalam kurun waktu sekitar 12 jam sebelum deadline, saya langsung kerjain di sekolah dan cari konsep yang cocok. Jadi dalam beberapa menit saja langsung kepikiran dengan Cipta.
Katanya pernah ngalamin perundungan (bully) waktu sekolah, itu kejadiannya gimana?
Dulu waktu masih anak baru di sekolah, kayak masih kelas 1 SMA, di sekolah kan ada yang namanya senioritas. Kalau kita lewat sini enggak boleh, ini daerah senior. Terus waktu itu aku enggak sengaja lewat situ, tiba-tiba aku diteriakin dari jauh, langsung dikejar sama senior-senior.
ADVERTISEMENT
Abis diteriakin itu jadi agak malas ke kantin, malas keluar kelas. Karena mungkin teman-teman berpikir ini termasuk bagian dari growing yang ada di kelas 1, jadi enggak ada yang lapor ke guru, tidak ada yang cerita ke siapa-siapa. Akhirnya jadi cuma dipendam batin (unek-unek karena itu).
Alhamdulillah karena saya sekarang sudah kelas 3, terus teman-teman seangkatan berpikir ngapain juga kita ganggu adik kelas, ya, jadi mungkin sudah agak berkurang (kejadian seperti itu).
Di profil Instagram kamu nulis “Please don’t attack me, I’m fragile,” kenapa nulis itu?
Maksudnya itu masa-masanya saya lagi dikerubungi, diserang sama reporter (media) kadang takut kalau ngejawab. Soalnya saya ini orangnya tipikal pemalu, apalagi kalau cuma kalau diwawancara lewat telepon.
ADVERTISEMENT
Kok pinter banget menggambar, bakatnya muncul sejak kapan?
Pas SD saya sudah suka menggambar, saya suka mencontoh gambar yang ada di komik atau game. Terus masuk SMP di situ saya coba mulai serius dalam dunia menggambar. Saya pernah dapat penghargaan lomba komik empat panel dan baru-baru ini juara desain karakter.
Selain menggambar apalagi hobinya?
Saya kalau di rumah kadang suka nonton YouTube atau baca komik.
Kalau komik saya sekarang lagi suka baca Oyasumi Punpun. Ceritanya komik ini sedikit depresing kalau dibaca. Sebenarnya agak dark buat pembaca pada umumnya. Jadi Punpun ini dia kayak anak SD biasa, terus keluarganya lumayan broken home. Terus sampai dia dewasa dia sempat berpikiran untuk bunuh diri tapi selalu gagal.
ADVERTISEMENT
Kalau channel YouTube saya senang nonton PewDiePie dengan TwoSetViolin. Pertama dari SMP saya memang suka nonton PewDiePie cuma buat cari tontonan ngakak-ngakak, sih. Terus TwoSetViolin ini tentang dua orang pemain biola terus cara pembawaan tentang main biola itu lumayan menarik. Dari situ menambah wawasan tentang biola, tentang komposer dunia, cuma pembawaannya lucu banget.
Emangnya Rizka bisa main biola juga?
Enggak, hehe.
Suka baca buku enggak? Buku apa nih yang jadi favorit bacaan?
Saya lebih suka baca berulang-ulang bukunya Harry Potter dan The Wimpy Kid. Kalau saya suka baca (buku) tema-tema fantasi atau komedi, makanya lebih tertarik baca yang kayak begitu.
Kan, sekarang sudah kelas XII SMA, nanti mau lanjut kuliah ke jurusan dan universitas apa?
ADVERTISEMENT
Jurusannya sih pengin coba DKV (Desain Komunikasi Visual) atau Seni Rupa Murni, masih bingung di antara itu dua, sih. Kalau Universitasnya di ISI (Institut Seni Indonesia), Yogyakarta atau ITB (Institut Teknologi Bandung).
Alasannya pertama, pas waktu ke Jogja kaget karena lihat harga nasi cuma Rp 2.000 (murah). Terus sebenarnya kalau kampus yang buat di ITB disuruh sama orang tua, walaupun saya enggak mau ke ITB.
Btw, cita-cita ke depan mau jadi apa?
Kalau cita-cita pengin jadi ilustrator terus tinggal di rumah sendirian. (Kalau urusan tinggal sama) suami itu belakangan.
Ada, nggak, tokoh komikus atau ilustrator panutan yang jadi idola kamu?
Kalau ilustrator yang dari Indonesia namanya Astro Robi, dia itu mahasiswa di ISI Yogya. Waktu itu pas masih SMP sempat ketemuan di website terus dia suka upload komiknya di situ. Terus lama-kelamaan ketemu dapat Facebook-nya, terus kayak kita sering nge-chat sebagai sesama pejuang ilustrator. Walaupun sekarang udah enggak (nge-chat lagi).
ADVERTISEMENT
Kalau ilustrator luar negeri sementara saya lagi suka sama gambarnya Picolo. Pertama, Picolo itu art style-nya itu kayak ngomik banget, dia punya ciri khasnya sendiri. Terus, kalau sekali lihat (karyanya), ini kan gambarnya Picolo.
Juli nanti rencananya diundang ke PBB di New York. Nah, sudah ada persiapan apa buat ke sana?
Belum ada persiapan sama sekali. Sekarang, sih lagi sibuk jawab pertanyaan wawancara (wartawan), tiap hari hampir ada.
Oiya, kalau dikasih kesempatan buat kasih pesan untuk para remaja dan pelajar Indonesia, kamu mau nyampein apa?
Pesan saya, saya berharap anak-anak di seluruh dunia, terutama di Indonesia setidaknya mereka bisa ‘stand up’ untuk diri mereka sendiri, terhadap apa yang mereka bela.
ADVERTISEMENT
--
Okey, semangat terus buat Rizka. Semoga tetap berprestasi dan terus menginspirasi remaja dan pelajar di seluruh dunia!