Riset: 73 Persen Musisi Indie Alami Gangguan Mental

9 Mei 2019 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gangguan mental. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gangguan mental. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kehidupan seorang musisi selalu terlihat menyenangkan. Penuh dengan kemewahan, kebebasan, dan pastinya ketenaran.
ADVERTISEMENT
Tapi ternyata, sebuah riset melaporkan 73 persen musisi, khususnya musisi indie, mengalami gangguan mental. Laporan ini diumumkan oleh platform distribusi musik digital asal Swedia, Record Union.
Record Union mensurvei sekitar 1.500 musisi dan menemukan hampir sepertiganya mengaku mengalami berbagai macam gangguan mental. Terutama musisi yang berusia 18 sampai 25 tahun, dengan persentase mencapai 80 persen.
Dari para responden tersebut, kurang dari 40 persennya mengatakan telah mendapatkan pertolongan dari profesional. Sementara lebih dari 50 persennya justru mengandalkan alkohol dan narkoba.
Gangguan mental yang paling banyak dialami adalah depresi dan kecemasan. Lalu diikuti oleh panic attack atau serangan panik.
"Riset kami menunjukkan bahwa sesuatu harus segera diubah. Ini saatnya untuk mengutamakan kesehatan mental para musisi. Enggak hanya kesuksesan komersialnya saja. Sebagai sebuah industri kita harus sadar dan bertanya kepada diri sendiri, 'apa tanggung jawab kita dan apa yang bisa dilakukan agar industri musik lebih baik?'," jelas CEO Record Union, Johan Svanberg, dilansir laman Consequence of Sound.
ADVERTISEMENT
Masalah kesehatan mental sudah sering dibicarakan menyusul kasus-kasus kematian yang terjadi kepada sejumlah musisi. Sebut saja Avicii, Chester Bennington, Keith Flint, sampai Chris Cornell.
Salah satu musisi yang pernah angkat bicara soal masalah ini adalah James Blake. Pelantun 'Retrogade' itu menuturkan dirinya pernah mengalami gangguan mental, hingga memiliki keinginan untuk bunuh diri. Ariana Grande juga menggunakan suaranya dan mengajak orang-orang dengan gangguan mental untuk mencari bantuan profesional.
Frontman Passion Pit, Michael Angelakos, turut aktif untuk meningkatkan kesadaran soal kesehatan mental. Ia menyebut industri musik belum melakukan banyak soal hal ini.
"(Industri musik) sangat kuno dan jelas enggak sehat. Kita sekarang dapat membuktikan bahwa pada kenyataannya, mereka memperburuk masalah ini. Kayaknya mereka sudah melupakan orang-orang yang menciptakan musik," tegas Angelakos.
ADVERTISEMENT