Riset: Main Video Game Enggak Memicu Perilaku Agresif Remaja

15 Februari 2019 11:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Com-Ilustrasi Video Game Foto: Thinkstocks
zoom-in-whitePerbesar
Com-Ilustrasi Video Game Foto: Thinkstocks
ADVERTISEMENT
Bermain video game enggak jarang diidentikkan dengan dampak negatif bagi remaja. Di antara dampak negatif tersebut adalah perilaku agresif dan kekerasan.
ADVERTISEMENT
Tapi sebenarnya anggapan ini enggak 100 persen benar, loh. Sebuah riset dari Oxford Internet Institute, University of Oxford, melaporkan bahwa video game enggak ada kaitannya sama perilaku agresif remaja.
"Yang kami temukan adalah, ada banyak hal lain yang menyebabkan perilaku agresif ini. Seperti konstruksi gender dan latar belakang seseorang. Tapi video game bukan salah satu penyebabnya," kata Andrew Przybylski selaku Ketua Peneliti di Oxford Internet Institute, dilansir Sky News.
Przybylski menegaskan kalau video game yang berbau kekerasan nyatanya enggak menjadi pemicu bagi seseorang untuk melakukan tindakan agresif. Menurutnya, gangguan-gangguan psikologis seperti stres, atau masalah di keluarga dan lingkungan pertemanan, yang justru harus diperhatikan.
"Pemahaman bahwa video game menyebabkan perilaku agresif memang sudah sering kita dengar. Tapi kebenarannya belum pernah benar-benar teruji," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Meski video game enggak ada kaitannya sama perilaku agresif remaja, peneliti menekankan bahwa ada sejumlah sistem dan kondisi di video game yang dapat memicu reaksi emosional seperti rasa marah. Przybylski menyebut, sumpah serapah dan persaingan menjadi dua hal yang sering terjadi di antara pemain video game.
Riset ini sendiri diikuti oleh lebih dari 2 ribu remaja Inggris berusia 14 dan 15 tahun, beserta orang tuanya. Para remaja tersebut diminta untuk melengkapi daftar pertanyaan seputar kepribadian dan perilaku bermain video game dalam kurun waktu 1 bulan. Lalu orang tua mereka menjawab pertanyaan tentang perilaku agresif anak-anaknya.
"Penelitian ini diharapkan bisa mengurangi kepanikan seputar dampak negatif dari video game," tutup Przybylski.