Riset: Remaja Kesulitan Membedakan Berita Hoaks dengan yang Asli

4 Oktober 2018 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Sibuk Sama Handphone (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Sibuk Sama Handphone (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Beredarnya hoaks di masyarakat mungkin bisa terjadi karena para pemuda terdidik macam siswa dan mahasiswa tak punya kemampuan yang baik dalam menilai kredibilitas informasi yang diterima. Dan itu terjadi tak jauh dari hari ini.
ADVERTISEMENT
Riset yang dipublikasikan Stanford History Education Group (SHEG) pada 2016 menunjukkan ketidakmampuan itu. Riset itu merangkum temuan soal kemampuan siswa dan mahasiswa dalam menyaring informasi di internet tersebut dalam satu kata: suram.
“Banyak orang beranggapan bahwa karena para pemuda sangat fasih dalam media sosial mereka sama-sama peka tentang apa yang mereka temukan di sana. (Namun) riset kami menunjukkan bahwa kenyataan terjadi sebaliknya,” kata Sam Wineburg, penulis utama dalam riset tersebut.
Dalam penelitian yang dimulai pada tahun 2015 itu para peneliti mencoba menilai bagaimana pemuda mengevaluasi informasi online dan mengindentifikasi pendekatan yang memungkinkan untuk mengajari kecakapan agar para pemuda bisa membedakan sumber kredibel dan yang tidak.
Pada tingkatan SMA, para siswa diuji apakah mereka mengetahui aturan umum media sosial soal tanda centang biru. Tanda ini merupakan bentuk verifikasi sebuah akun medsos yang bisa dianggap asli dan kredibel.
ADVERTISEMENT
Para siswa diminta untuk menilai soal berita pencalonan Donald Trump sebagai presiden. Mereka disuguhkan berita dari akun medsos kantor berita Fox News dan kantor berita satunya lagi yang mirip dengan Fox News.
Hasilnya, hanya seperempat dari siswa yang dapat mengenali dan menjelaskan signifikansi tanda centang biru. Ditambah lagi, 30 persen siswa menganggap bahwa akun palsu lebih terpercaya karena ada elemen tertentu yang dianggap lebih mendukung keaslian berita.
Pada tingkatan mahasiswa, mereka diuji untuk menentukan kredibilitas situs online dalam sebuah pencarian informasi. Riset ini menemukan bahwa jumlah produksi informasi yang tinggi pada situs organisasi berita terkemuka dan halaman “Tentang” di dalamnya dapat memengaruhi mahasiswa untuk percaya mentah-mentah terhadap isi situs.
“Mahasiswa yang terliterasi secara digital memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengarungi hasil (pencarian digital) yang beragam untuk menemukan informasi yang andal dan akurat,” kata para peneliti dalam riset tersebut.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini sendiri dilakukan terhadap total 7.804 siswa dan mahasiswa pada 12 negara bagian di Amerika Serikat.