Ronny Gani: Industri Animasi Indonesia Belum Capai Potensi Maksimal

10 November 2018 16:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Founder of Bangkel Animasi, Ronny Gani di Indonesia CG Heroes. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Founder of Bangkel Animasi, Ronny Gani di Indonesia CG Heroes. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menjamurnya berbagai studio animasi dan para animator diaspora yang terlibat dalam proyek-proyek film dunia menandakan bahwa industri animasi di Indonesia sedang berkembang. Namun, bagi pendiri Bengkel Animasi, Ronny Gani, industri animasi Indonesia saat ini belum mencapai potensi maksimalnya.
ADVERTISEMENT
"Potensi maksimalnya adalah saat semua orang sadar kalau industri kreatif itu bukan cuma mainan. Animasi contohnya, banyak orangtua yang masih menganggap dan mempertanyakan animasi itu jadi mainan anak-anak," terang Ronny saat ditemui di sela acara Indonesian CG Heroes, Sabtu (10/11).
Ronny bercerita bahwa dirinya sempat kurang dibanggakan orangtuanya saat mendapat pekerjaan di bidang animasi. Ayahnya pun bahkan salah sebut saat menceritakan soal pekerjaan Roni sebagai animator kepada temannya.
"Saya pengen teriakin sekeras-kerasnya (lewat Bengkel Animasi) bahwa pekerjaan di bidang animasi sudah bukan main-main, kok," kata dia.
Bahkan teman-teman Roni yang tadinya bekerja di bidang animasi di beberapa proyek film dunia kini sudah membikin studio animasinya sendiri. Di tengah merintis usaha studio tersebut, ada masalah terkait sumber daya manusia di bidang animasi yang sedikit.
ADVERTISEMENT
"Teman-teman saya ini sering menemukan kendala bahwa susah nyari orang, sumber daya manusianya masih kurang. Permintaan (animasi) sudah ada, cuma kita belum punya kapasitas untuk mengerjakan dan memproduksi permintaan tersebut," ujar Ronny.
Maka dari itulah Ronny kini mendirikan platform pendidikan online di bidang animasi bernama Bengkel Animasi. Tujuannya yaitu untuk mengkader para animator Indonesia agar siap memenuhi kebutuhan industri animasi.
"Permasalahan di lapangan kini bahwa adanya gap antara penyerapan industri kreatif dengan lulusan animator. Kita dari Bengkel Animasi berusaha untuk memperkecil gap tersebut supaya lulusan animator bisa banyak diserap oleh industri," pungkas Ronny.
Penulis: Agaton Kenshanahan