Rumah Cemara, Cara Ginan Koesmayadi Hapuskan Stigma pada ODHA

22 Juni 2018 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ginan Koesmayadi (Foto: instagram.com/jerujiofficial)
zoom-in-whitePerbesar
Ginan Koesmayadi (Foto: instagram.com/jerujiofficial)
ADVERTISEMENT
Didasari oleh keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup para penyintas narkoba, orang dengan HIV AIDS (ODHA) dan kaum marginal lainnya, Ginan Koesmayadi, vokalis band hardcore punk asal Bandung, Jeruji, membuat tempat rehabilitas dengan empat orang temannya.
ADVERTISEMENT
Tempat rehabilitas yang diberi nama Rumah Cemara ini akhirnya berhasil didirikan pada 1 Januari 2003. Menurut Jimmy, koordinator rehabilitasi Rumah Cemara, alasan lain yang menguatkan berdirinya Rumah Cemara pada waktu itu adalah banyaknya masalah penyalahgunaan narkoba di Bandung.
Selama 15 tahun Rumah Cemara eksis, sudah banyak program yang dijalani sesuai dengan kebutuhan para penyintas. Salah satu concern dari Rumah Cemara adalah memutus mata rantai penularan melalui jarum suntik yang tidak steril dan sosialisasi pencegahan agar bisa meminimalisasi dampak buruknya.
Mimpi besar yang diusung Rumah Cemara yaitu menciptakan “Indonesia tanpa stigma”, juga menjadi dasar terbentuknya program ‘Bandung Plus Support’. Program ini bertujuan untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi dengan memberikan pendampingan, home visit, dan support system untuk memberi kekuatan, harapan, serta informasi bagi para penyintas.
ADVERTISEMENT
Sejak 2009, Rumah Cemara mulai menyesuaikan kegiatan dan visinya. Salah satunya dengan kampanye melalui medium olahraga. Karena banyaknya teman-teman di Rumah Cemara yang gemar berolahraga, khususnya sepak bola, akhirnya pihak pengurus menjadikan sepak bola sebagai media untuk berkampanye terkait masalah HIV AIDS dan narkoba.
Uji Coba Lapang di Homeless World Cup 2017 (Foto: Dok. Rumah Cemara)
zoom-in-whitePerbesar
Uji Coba Lapang di Homeless World Cup 2017 (Foto: Dok. Rumah Cemara)
Hal inilah yang mendongkrak keinginan mereka untuk berpartisipasi mewakili Indonesia dalam ajang sepak bola, Homeless World Cup tahun 2010 di Rio de Janeiro, Brazil. Namun, karena keterbatasan dana, mereka gagal berangkat, meski sudah coba beragam cara.
Kegagalan tersebut nampaknya tidak membuat Rumah Cemara patah arang. Mereka kembali mengikuti ajang tersebut pada 2011 dan berhasil berangkat ke Paris, Prancis, bersama Ginan.
Keberhasilan mengikuti ajang tersebut bertambah manis dengan disematkannya tiga penghargaan untuk Indonesia yaitu ‘The Best New Comer’, peringkat keenam dan pemain terbaik untuk Ginan. Sebuah prestasi yang tentu saja membanggakan.
ADVERTISEMENT
“Ginan sendiri menjadi pemain terbaik dan Alhamdulillah sejak saat itu setiap tahun kita selalu mengirimkan perwakilan ke Homeless World Cup,” papar Jimmy.
Tak hanya sepak bola, Rumah Cemara pun kemudian mengembangkan program lain yang fokus dalam bidang olahraga, yaitu Rumah Cemara Boxing Camp.
“Jadi kami mulai mengembangkan ke arah olahraga yang membutuhkan cardio besar seperti tinju,” ujar Jimmy.
Selain itu, Rumah Cemara juga mengembangkan beberapa program seperti advokasi, penguatan kelompok di daerah-daerah, dan bermitra dengan beberapa provinsi yang ada di Indonesia.
Semua hal itu tidak mungkin bisa berjalan tanpa adanya keinginan sederhana yang mulia dari seorang Ginan Koesmayadi. Ginan punya andil cukup besar dan banyak dalam setiap program yang didirikan oleh Rumah Cemara.
ADVERTISEMENT
Kenangan terhadap sosok Ginan pun terpatri amat baik dalam pandangan Jimmy dan rekan-rekan lain. Bagi Jimmy, Ginan lebih dari seorang sahabat, dia adalah seorang guru yang selalu mengajarkan bagaimana caranya menghargai satu orang lain.
“Dengan melihat Ginan, kami jadi punya mindset bahwa nilai-nilai kemanusiaan itu di atas segalanya,” Jimmy menambahkan.
Di mata rekan-rekannya, Ginan adalah pelita dalam gelap yang selalu punya inovasi baru dalam mengembangkan Rumah Cemara. Segala upaya yang pernah dia lakukan punya dampak yang luar biasa.
Kini, biarlah segala kebaikan yang pernah Ginan lakukan menjadi seterang-terangnya suluh dalam perjalanan panjangnya menemui Yang Maha Kuasa.
Selamat jalan, Kang Ginan. Jasamu bersemayam abadi.