news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

SBMPTN 2019 Ditutup, Pendaftar Jurusan Kuliah Saintek Lebih Banyak

25 Juni 2019 9:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ujian SBMPTN Foto: UGM
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ujian SBMPTN Foto: UGM
ADVERTISEMENT
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 telah ditutup pada 24 Juni 2019 pukul 22.00 WIB. Sampai batas akhir penutupan tercatat jumlah peserta yang mendaftar SBMPTN 2019 sebanyak 714.652 peserta.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah tersebut, peserta yang memilih kelompok jurusan kuliah Saintek lebih banyak dibandingkan Soshum. Pendaftar Saintek yakni sebanyak 360.329 orang atau sekitar 50,42 persen dari total peserta.
Sedangkan yang memilih Soshum sebanyak 345.896 peserta, atau sekitar 48,40 persennya. Di sisi lain peserta yang memilih campuran yaitu Saintek dan Soshum sebanyak 8.427 orang saja.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 541.339 orang merupakan pendaftar reguler, sedangkan 173.313 peserta beasiswa Bidikmisi.
Pengumumannya bisa kamu lihat pada 9 Juli 2019 pukul 13.00 WIB di laman resmi SBMPTN.
Sebelumnya, sempat beredar kabar tentang pembobotan sub-tes nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk bisa masuk atau memilih ke program studi tertentu di suatu PTN.
Misalkan, jika kamu ingin masuk jurusan kuliah Kedokteran, maka nilai yang diperhitungkan adalah Tes Potensi Skolastik, Biologi, dan Kimia. Menanggapinya, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) memastikan kalau kabar itu adalah hoaks.
ADVERTISEMENT
"Dipastikan informasi tersebut adalah tidak benar. Yang benar adalah nilai sub-tes akan diperhitungkan terkait program studi pilihan. Lalu nilai UTBK paket tes merupakan paket kesatuan. Dan peserta yang memiliki dua nilai UTBK akan dipilih oleh sistem secara otomatis yang tertinggi, sesuai prodi pilihan," jelas Ravik Karsidi selaku Ketua LTMPT, dalam rilis yang diterima kumparan.
Perlu juga kamu catat bahwa sampai kini LTMPT dan rektor tiap PTN enggak pernah mengeluarkan passing grade untuk setiap program studi.
"Sehingga kepada masyarakat agar tidak mudah mempercayai informasi yang tidak bertanggung jawab," lanjut Ravik.