Seberapa Penting Pendidikan Kepemimpinan untuk Anak Muda?

19 Desember 2018 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seminar Nasional Education Outlook 2019 (Foto: Agaton/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seminar Nasional Education Outlook 2019 (Foto: Agaton/kumparan)
ADVERTISEMENT
Masa depan bangsa enggak terlepas dari karakter generasi muda. Makanya, pendidikan kepemimpinan dinilai penting dalam pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal itu yang menjadi pembahasan dalam seminar nasional Education Outlook 2019 dengan tema 'Memupuk Jiwa Kepemimpinan dalam Pendidikan' di Universitas Negeri Jakarta, Rabu (19/12). Adian Husaini selaku Ketua Program Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibnu Khaldun sebagai salah satu pembicara menyebut, pendidikan kepemimpinan di Indonesia belum memperhatikan tentang ini.
"Pendidikan kepemimpinan di Indonesia itu belum sampai ke sana. Saya banyak ketemu anak-anak muda hebat di (sekolah) luar negeri itu, bahkan enggak tahu kalau ditanya mau ke mana setelah lulus," ujar Adian.
Sebenarnya Indonesia telah memiliki konsep pendidikan yang bisa melahirkan banyak pemimpin. Adian mencontohkan salah satunya yakni, Ki Hadjar Dewantara yang sejak 1930 sudah mengharuskan pendidikan nasional berbentuk pondok.
"Karena di pondok ditanamkan proses penanaman nilai (selain pengajaran). Perlu juga melakukan penanaman adab, dan kesusilaaan. Itu inti dari pendidikan," terang Adian.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Adian menilai bahwa penanaman nilai, adab, dan kesusilaan menjadi kunci kemajuan pendidikan negara-negara di dunia. Ketiga hal inilah yang terdapat dalam pendidikan karakter.
"Salah satu karakter yang penting adalah jiwa kepemimpinan dan kepeloporan," tutur pembina Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) itu.
Sementara M. Syafii dari Dompet Dhuafa Pendidikan menilai pendidikan kepemimpinan sebagai prioritas berikutnya, setelah semua orang di Indonesia menjadi baik lewat proses pendidikan yang merata.
"Barulah bila sudah merata pendidikannya, maka anak-anak muda baru bisa didik jadi orang yang bisa memperbaiki keadaan sekitarnya," kata dia.
Sebab, Syafii menganggap perlu ada penerapan versi baru di pendidikan Indonesia, yang kompatibel dengan keragaman dari berbagai suku. Syafii melihat bahwa standardisasi pendidikan yang sama rata enggak bisa diterapkan untuk anak-anak yang tinggal di wilayah suku terdalam.
ADVERTISEMENT
"Maka dari itu kita perlu pendidikan yang kompatibel dengan keragaman anak Indonesia dari berbagai macam suku bangsa, dan kemudian memberikan pelayanan pendidikan berkualitas bagi mereka," ujar Syafii.