Sekolah di AS Ini Cuma Punya 1 Guru dan 1 Siswa

28 November 2018 20:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lisa Geary mengajari murid satu-satunya Corinne Gaby di SD Notch Peak, Wyoming, AS. (Foto: Facebook/Ireneusz Miler)
zoom-in-whitePerbesar
Lisa Geary mengajari murid satu-satunya Corinne Gaby di SD Notch Peak, Wyoming, AS. (Foto: Facebook/Ireneusz Miler)
ADVERTISEMENT
Kalau kamu sering mendengar kisah pilu soal mirisnya kondisi guru dan siswa di pelosok atau perbatasan Indonesia, ternyata negara maju seperti Amerika Serikat (AS) punya kejadian serupa.
ADVERTISEMENT
Salah satu sekolah di Negara Bagian Wyoming bahkan hanya punya 1 guru dan 1 murid. Sekolah itu dibangun karena di sekitar rumah keluarga Corinne Gaby yang baru pindah ke lokasi itu, sekolah terdekat berjarak sekitar 1,5 jam menggunakan kendaraan.
Sedangkan orang tua Corinne merasa tidak mampu untuk mengajari anak perempuan itu sendiri. Menyikapi hal tersebut, pemerintah setempat mendirikan SD Notch Peak yang bertempat di loteng kandang kuda rumahnya hanya untuk Corrine seorang.
Sejumlah guru pernah direkrut untuk mengajari Corinne. Ada dua yang sudah mengajar dan semuanya berhenti setelah 1 atau 2 tahun. Kemudian Lisa Geary, seorang guru perempuan dari Colorado tertarik mengajar.
“Mengajar di sini tidaklah mudah pada awalnya,” kata Geary kepada VOA.
ADVERTISEMENT
Oleh pemerintah, Geary diberi tempat tinggal berupa hunian bergerak di sekitar rumah keluarga Corinne. Di tahun pertama mengajar, ia mengaku kondisinya sulit karena merasa kesepian dan tak cocok dengan cuaca sekitar.
Selain itu, Geary juga punya masalah dengan murid satu-satunya itu. Tahun pertama mengajar Corinne, Geary bahkan sempat mengira ia tidak ingin diajari. Namun setelah menginjak kelas 5, Corrine mengakui bahwa Geary adalah guru yang spesial.
“Dia adalah guru segalanya. Aku tak paham jika ada anak yang tidak ingin guru seperti dirinya,” ujar Corinne.
Soal kurikulum mengajar di sekolah ini pun enggak beda jauh dengan sekolah biasa. Ada pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Sosial, Kesenian, dan Pendidikan Jasmani. Satu guru, Geary, mengajar semuanya.
ADVERTISEMENT
“Kami memulai waktu sekolah dari jam 08.00 sampai jam 15.00. Dan aku sering berkata, aku harap kami punya lebih banyak waktu,” kata Geary saking antusiasnya mengajar.
Namun Geary tidak bisa mengajari Corinne setelah melalui kelas enam. Soalnya ia sendiri harus mendapat latihan tambahan dan sertifikasi sebagai guru.
“Aku akan terus berhubungan dengan Corinne. Bahkan setelah aku meninggalkannya di kelas enam, dia akan selalu menjadi bagian hidupku,” tandasnya.