news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sekolah "Ibu Rumah Tangga" di China Ditutup Paksa Pemerintah

5 Desember 2017 22:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan menulis (Foto: tanvimalik)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan menulis (Foto: tanvimalik)
ADVERTISEMENT
Sejumlah wanita di China dikirim oleh suaminya untuk belajar di sebuah sekolah. Berbeda dengan sekolah lainnya, sekolah tersebut mengajari ketaatan wanita seperti berbicara lebih sedikit dan bekerja lebih banyak. Namun kini sekolah tersebut telah ditutup oleh pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
Guru di sekolah tersebut mengecam wanita bila memakai make-up atau memiliki ambisi dalam karier mereka. Para wanita di China juga diberitahu mereka akan mati bila mereka berhubungan seks dengan lebih dari tiga orang dan mereka dilarang keras bila memesan makanan secara takeaway.
Dikutip dari Telegraph, Selasa (5/12) sekolah tersebut didirikan oleh Kang Jinsheng, ia terinspirasi oleh ajaran tentang "nilai budaya tradisional Tiongkok". Jinsheng mendirikan Asosiasi Nilai Tradisional Fushun di Provinsi Liaoning utara pada tahun 2011 dan sejak itu telah mendirikan tiga cabang lainnya di China.
Guru di sekolah Fushun memerintahkan para wanita untuk memulai delapan jam menjalani tugas rumah tangga yang intens dimulai pukul 04:30. Kaum wanita diajarkan untuk tidak membalas bila disakiti oleh pria, sebagai contoh tidak boleh memukul balik bila dipukul.
ADVERTISEMENT
Sekolah tersebut akhirnya menjadi perhatian pihak yang berwenang setelah video ceramah di sekolah tersebut beredar di media sosial China. Departemen pendidikan Fushun mengatakan dalam sebuah media sosial bahwa ajarannya bertentangan dengan nilai-nilai sosial.
Media China melaporkan bahwa pejabat setempat telah mengizinkan institut tersebut dibentuk sebagai 'asosiasi' namun tidak diberi izin untuk mengajar para siswa. Surat kabar The Global Times juga melaporkan sejumlah sekolah yang mengajarkan "kebajikan feminin tradisional" telah didirikan di China dalam beberapa tahun terakhir.
Surat kabar tersebut mengatakan alih-alih mempromosikan kesetaraan gender, sekolah-sekolah ini memberi tahu siswa bahwa 'seorang wanita harus menghormati ayahnya, suami dan anak laki-laki tanpa syarat dan wanita harus berada di bawah laki-laki.
Beberapa wanita dikirim ke institut tersebut oleh suami mereka sementara yang lain dikirim oleh atasan perusahaan mereka. Seorang karyawan sekolah Fushun mengatakan kepada Global Times bahwa video tersebut merupakan "salah tafsir" tentang apa yang terjadi di sekolah tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sekolah telah dibuka selama tujuh atau delapan tahun, dan tidak dipungut biaya," kata karyawan di sekolah tersebut.
"Orang yang menerima pendidikan di sini selalu berterima kasih kepada kami," tambahnya.