Subkultur Preppy: Gaya Hidup Kelas Atas Remaja Amerika Serikat

13 Desember 2017 12:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Preppy 1  (Foto: instagram @racquetsociety)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Preppy 1 (Foto: instagram @racquetsociety)
ADVERTISEMENT
Sosok pria atau wanita yang tampak rapi, bersih, serta cenderung klimis, dibarengi dengan tingkah laku santun dan terdidik yang pernah kalian saksikan tampil menghiasi serial barat, ternyata memiliki sisi yang cukup menarik untuk dibahas.
ADVERTISEMENT
Di Amerika Serikat dan beberapa negara barat lainnya, mereka yang tampil seperti itu, biasanya diketahui mengikuti “paham” yang dikenal dengan nama “preppy.”
Preppy, atau kerap disingkat menjadi “prep”, sebenarnya merupakan sebuah subkultur yang lahir di Amerika Serikat. Subkultur ini biasanya identik dengan karakter orang-orang kelas menengah ke atas yang terdidik, bertingkah laku baik, serta berpakaian cenderung simpel, rapi, namun sebenarnya terbilang cukup mahal.
Kemunculan preppy kerap dikaitan dengan budaya yang ada di sekolah persiapan universitas swasta (private university preparatory school) di bagian timur laut negara paman Sam. Selain itu, melansir dari laman Men’s Flair, subkultur ini disebutkan juga muncul dari gaya hidup pelajar dan alumni yang bersekolah di universitas-universitas papan atas AS (ivy league) seperti Harvard, Princeton, dan Yale.
ADVERTISEMENT
Beberapa hal yang melandasi kemunculan subkultur tersebut di antaranya adalah, pencapaian sosial, keseragaman gaya, sopan santun, dan perbedaan kelas. Namun, satu hal yang sepertinya menjadi kata kunci dari subkultur preppy adalah keeksklusivitasannya.
Ilustrasi Preppy  (Foto: Wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Preppy (Foto: Wikimedia commons)
“Lingkungan ini membantu mereka membuat kultur keeksklusivitasan yang memilki pengaruh nyata. Dengan bersekolah di Andover atau Hotchkiss, kamu bisa mendapatkan akses ke lingkaran sosial yang tepat, atau beragam pesta yang keren,” tulis artikel tersebut.
Hal tersebut membuat Jonathan Roberts dan kawan-kawan menulis sebuah karya bernuansa satire yang diberi judul “The Official Preppy Handbook.” Selain membahas tentang kehidupan para “prepster”, buku tersebut juga memparodikan gaya hidup preppy dengan membahasnya secara cukup mendetil.
Seiring dengan perkembangannya, preppy saat ini cenderung lebih dikenal luas sebagai gaya dalam berpakaian. Beberapa merk terkenal seperti Ralph Lauren, Ray-Ban, dan Brook Brothers, kerap dijadikan sebagai ikon dari gaya fashion preppy.
ADVERTISEMENT
Menambahkan hal tersebut, masih menurut Men’s Flair, saat ini juga gaya hidup preppy cenderung sudah enggak lagi seeksklusif dulu. Gaya hidup tersebut sudah menjadi komoditas yang dapat dibeli dan diimitasi oleh orang semua orang.
“Gaya hidup orang-orang beruntung yang sudah membawa beberapa generasi darah biru berkembang itu, kini merupakan sebuah komoditas untuk dibeli dan diimitasi,” tulisnya.
Jika memang fenomena itu terjadi, maka sepertinya hal itu dirasa cukup wajar. Sebab, dengan kemunculan beragam karya seperti musik dan film yang membawa unsur-unsur sublkutur tersebut ke ranah media komersil, membuat preppy menjadi semakin familiar dan mudah untuk diikuti oleh semua lapisan masyarakat.