Survei: Mayoritas Generasi Milenial Tak Loyal dalam Bekerja

21 Juli 2018 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Milenial cenderung kritis dalam berpikir (Foto: flickr/@ITUPictures)
zoom-in-whitePerbesar
Milenial cenderung kritis dalam berpikir (Foto: flickr/@ITUPictures)
ADVERTISEMENT
Pada Mei lalu, Deloitte merilis survei yang dilakukan pada 10.455 milenial yang bekerja sebagai karyawan full-time di 36 negara. Survei tiersebut bertujuan untuk mengetahui kebiasaan milenial dalam bekerja, termasuk loyalitas mereka terhadap perusahaan.
ADVERTISEMENT
Hasilnya menunjukkan bahwa 43 persen dari generasi milenial berencana untuk meninggalkan pekerjaan mereka saat ini dalam waktu tak lebih dari dua tahun. Hanya 28 persen yang memiliki rencana untuk tetap pada pekerjaannya sekarang, setidaknya untuk lima tahun ke depan.
Selain gaji yang jadi alasan utama mereka pindah, ternyata faktor-faktor lain juga berperan dalam mempengaruhi keputusan dalam karier. Menurut survei Deloitte, 17 persen generasi milenial yang bekerja di perusahaan swasta telah banyak kehilangan kepercayaan terhadap etika perusahaan selama setahun terakhir dan 16 persennya percaya perusahaan mereka hanya fokus pada agenda mereka sendiri daripada mempertimbangkan masyarakat secara umum.
Mayoritas generasi milenial ingin bekerja dan punya kontribusi terhadap masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa uang bukan menjadi prioritas dalam bekerja. Sedangkan 51 persennya percaya bahwa prioritas nomor satu adalah menghasilkan laba untuk perusahaan.
ADVERTISEMENT
“Hasil survei tahun ini menunjukkan bahwa perubahan sosial, teknologi dan geopolitik yang cepat pada tahun lalu telah berdampak pada generasi milenial. Ini seharusnya menjadi semacam ‘wake up call’ bagi para pemimpin dunia,” ujar Punit Renjen, CEO Deloitte Global.
Renjen menambahkan, generasi milenial ini merasa para pemimpin perusahaan mereka terlalu menaruh ekspektasi yang tinggi pada agenda perusahaan, tanpa mempertimbangkan kontribusi untuk masyarakat.
“Jika sebuah bisnis ingin mempertahankan karyawan milenial, mereka perlu mengidentifikasi cara-cara agar mereka dapat secara positif memengaruhi komunitas tempat mereka bekerja dan fokus pada isu-isu seperti keragaman, bersifat inklusif dan fleksibel. Ya, jika mereka ingin mendapatkan kepercayaan dan kesetiaan para pekerja milenial,” katanya.
Sementara itu, 44 persen dari generasi milenial masih ada yang memiliki keyakinan pada perusahaan mereka untuk melakukan perubahan yang berarti dalam masyarakat dan percaya para pemimpin perusahaan bisa memberikan dampak positif.
ADVERTISEMENT
Penulis: Okke Oscar