Tanoto Foundation: Kualitas Guru Pengaruhi Kualitas Pendidikan Siswa

15 November 2018 18:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Murid-murid dan guru mereka. (Foto: indonesiamengajar.org)
zoom-in-whitePerbesar
Murid-murid dan guru mereka. (Foto: indonesiamengajar.org)
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah kunci untuk memperbaiki kehidupan suatu generasi di masa depan. Salah satu aspek yang turut disoroti dalam menunjang sistem pendidikan tersebut adalah kualitas guru sebagai pendidik generasi bangsa.
ADVERTISEMENT
“Banyak pengaruh kualitas guru dalam memengaruhi pencapaian prestasi siswa,” ujar Margaretha Ari Widowati, Deputi Direktur Progam Tanoto Foundation, pada acara Filantropi Indonesia Festival (FIFest) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (15/11).
Menurut perempuan yang kerap disapa Ari ini, di dalam sistem pendidikan Indonesia ada kemungkinan siswa mendapat kesempatan berbeda untuk berprestasi bergantung pada kualitas guru yang mengajar.
“Saya kasih simulasi, kalau misalnya ada anak kelas VIII dapat guru yang bagus, 3 tahun kemudian ketika dia kelas XI maka anaknya akan berada di tingkat teratas 10 persen siswa yang berprestasi,” tutur Ari.
“Tapi kalau dia apes, gurunya punya prinsip yang penting masuk, mengajar, absen, maka sang anak akan kehilangan peluang menjadi siswa yang berprestasi,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Perbedaan kualitas guru dalam memberikan pendidikan terhadap siswa tersebut membuat kemampuan anak Indonesia pun jadi tak merata.
Margaretha Ari Widowati, Deputi Direktur Progam Tanoto Foundation, mengatakan bahwa kualitas pendidikan siswa dipengaruhi oleh kualitas gurunya. (Foto: Agaton Kenshanahan)
zoom-in-whitePerbesar
Margaretha Ari Widowati, Deputi Direktur Progam Tanoto Foundation, mengatakan bahwa kualitas pendidikan siswa dipengaruhi oleh kualitas gurunya. (Foto: Agaton Kenshanahan)
“Tahun 2015 ada studi penilaian dari PISA tentang kemampuan matematika, kemampuan membaca, kemampuan sains anak Indonesia. Indonesia menempati urutan 65 dari sekitar 70 negara,” kata Ari.
Sebuah studi dari World Bank pada 2017 juga menyebutkan bahwa skor evaluasi guru yang lebih tinggi 10 persen dapat menghasilkan skor siswa yang lebih tinggi 1,7 persen pada evaluasi post-test. Menurut amatan Tanoto Foundation, hal itu menunjukkan betapa pentingnya kualitas pendidik dalam meningkatkan pembelajaran siswa.
“Oleh karenanya kami bergerak dalam kegiatan yang bersifat pengembangan soft skill kepala sekolah dan guru, tidak yang lainnya,” terang Ari.
Menurut studi yang dirilis Asia Philanthropy Circle (APC) Indonesia menempati sistem pendidikan yang kompleks di mana terdapat 250 ribu sekolah, 2,6 juta guru, serta 50 juta murid. Tanoto Foundation berharap kompleksnya sistem pendidikan ini dapat diperbaiki ekosistemnya.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin memperbaiki ekosistem pendidikan, dari level kepala sekolah, guru, hingga level masyarakatnya. Harapannya sekolah-sekolah tersebut menimbulkan semangat belajar, anak tidak stres, dan guru tidak selalu menjadi seseorang paling tahu karena guru adalah fasilitator bagi anak untuk belajar,” pungkas Ari.