Tiga Tips Menciptakan Lingkungan Kerja yang Ramah Bagi Milenial

18 Desember 2017 12:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Cari Partner Kerja (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Cari Partner Kerja (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Di masa depan, diprediksi milenial akan membanjiri dunia kerja. Bahkan, berdasarkan data yang dikutip dari Entrepreneur, pada tahun 2020 nanti, diperkirakan sebanyak 46 persen angkatan kerja terdiri dari kalangan milenial.
ADVERTISEMENT
Enggak cuma itu, nyatanya, banyaknya generasi milenial juga berdampak pada standar baru untuk perusahaan di abad 21. Efeknya, enggak jarang beberapa perusahaan justru bingung dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman buat kalangan milenial.
Berikut tiga tips yang bisa digunakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah untuk milenial, dilansir entrepreneur.com.
1. Transparansi
Terbuka Menerima Pengalaman Baru (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Terbuka Menerima Pengalaman Baru (Foto: Thinkstock)
Kemajuan teknologi yang ada saat ini membuat kita terbiasa dengan berbagai hal yang mudah diakses dan terbuka bagi siapa saja. Akibatnya, kalangan milenial juga terbiasa dengan budaya transparansi. Karena zaman di mana 140 karakter mampu menjatuhkan reputasi sebuah perusahaan, kalangan milenial sangat menginginkan semua atasan terbuka kepada mereka, termasuk soal perhitungan gaji. Saat perusahaan enggak menyembunyikan apapun dari karyawannya, maka mereka membangun kepercayaan para pekerja milenial dan loyalitas mereka.
ADVERTISEMENT
2. Sampingkan hierarki
Bos yang baik dan pengertian (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bos yang baik dan pengertian (Foto: Thinkstock)
Dalam dunia kerja, buat milenial, kebebasan dan hubungan yang lebih santai justru menjadi hal yang paling mereka suka. Maka, coba ciptakan lingkungan kerja yang ramah dan enggak ribet terhadap hal-hal terkait hierarki.
Dilansir gsb.stanford.edu, hirarki dalam sebuah perusahaan justru bisa menjadi pemicu munculnya konflik dan pengelompokan dalam bekerja. Untuk meningkatkan kinerja dan mendongkrak potensi terbaik dari kalangan milenial, kamu harus menggunakan sistem hirarki yang enggak kaku.
Contohnya, atasan di berbagai perusahaan harus mempertimbangkan pendapat orang lain, enggak mengabaikan perasaan para pekerja milenial, dan buat mereka enggak merasa terancam dengan konsep kolaboratif dalam bekerja.
3. Buat tim kerja
Jadi bos baik dan pengertian. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jadi bos baik dan pengertian. (Foto: Thinkstock)
Kreativitas dan keterbukaan komunikasi sangat penting dalam perkembangan sebuah perusahaan. Sayangnya, beberapa perusahaan memiliki masalah dalam menyatukan kreativitas pekerja generasi milenial dengan generasi sebelumnya. Hal ini bisa disiasati dengan membangun sebuah tim bekerja di dalam internal perusahaan.
ADVERTISEMENT
Para pekerja senior akan belajar tentang perkembangan tren saat ini, sebaliknya, kalangan milenial juga dapat belajar tentang konsistensi dalam bekerja. Lagipula, membentuk sebuah tim bekerja seperti ini akan membuat sebuah tugas yang diberikan selesai lebih cepat.
Ada banyak cara yang digunakan oleh perusahaan dalam membentuk sebuah tim bekerja, salah satunya bisa dengan menggunakan permainan virtual yang interaktif. Misalnya, Gelling: Akeakami Quest. Ini merupakan sebuah aplikasi yang melibatkan tim di dunia maya. Sebuah permainan petualangan di sebuah pulau yang membutuhkan teknik komunikasi dan kerja sama tim yang baik untuk mencapai tujuan dari tim: kembali ke daerah semula.
Tujuan dari permainan virtual ini adalah untuk menempatkan para pekerja di sebuah lingkugan di mana mereka bisa merasa benar-benar bebas untuk saling berbagi wawasan. Permainan tersebut juga akan mengeluarkan potensi sesungguhnya dari para pekerja yang enggak pernah diketahui oleh pekerja lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gallop menunjukkan bahwa sebesar 21 persen pekerja milenial telah berpindah tempat kerja hanya dalam kurun waktu satu tahun. Dengan tempat bekerja yang banyak diisi oleh kalangan milenial, perusahaan harus beradaptasi dengan sistem kerja mereka. Nah, apakah kamu sudah menciptakan lingkungan kerja yang mendorong saling berbagi dan keterbukaan?