Ujian Mandiri, Alternatif Menuju PTN Favorit

15 Mei 2018 20:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SBMPTN 2017 (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SBMPTN 2017 (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jika kamu adalah pelajar kelas 12 SMA, maka kamu sedang berada dalam tahap mulai “sibuk-sibuknya” menata masa depan. Dimulai dari memilih kampus atau universitas yang ingin dituju.
ADVERTISEMENT
Mengejar kesempatan untuk menjadi mahasiswa di perguruan tinggi negeri (PTN) pun nampaknya masih jadi target utama para pelajar kelas 12 SMA. Bagaimana tidak, sebanyak 860.001 peserta mengikuti ujian SBMPTN tertulis. Jumlah ini meningkat sekitar 15 persen dari total peserta SBMPTN tahun lalu.
Segala cara ditempuh demi menjadi mahasiswa di salah satu PTN. Mulai dari SNMPTN yang diseleksi melalui nilai rapor, SBMPTN, hingga ujian mandiri. Rentetan jalan panjang menuju kampus impian.
Rusti (18), pelajar asal SMAN 2 Temanggung, Jawa Tengah ini adalah salah satu dari sekian banyak pelajar yang menaruh harap pada PTN. Ilmu Komunikasi UNS dan Ilmu Komunikasi UPN Yogyakarta adalah jurusan yang menjadi pilihannya.
Memiliki impian bekerja di televisi, Rusti sudah berniat untuk mengembangkan minat dan bakatnya di ranah komunikasi.
com-kuliah jurusan komunikasi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-kuliah jurusan komunikasi (Foto: Thinkstock)
“Sejak SMP aku pengin kuliah ilmu komunikasi. Makanya SMA pun aku langsung pilih IPS, dan aku udh jadi jurnalis sekolah 6 tahun,” curhatnya pada kumparan.
ADVERTISEMENT
Keinginannya menjadi mahasiswa ilmu komunikasi memang sudah mantap ditentukan oleh Rusti. Bahkan, saat ujian SBMPTN kemarin, Rusti tetap memilih jurusan yang sama dengan ujian mandiri, yaitu ilmu komunikasi.
Tidak hanya soal jurusan, kampus yang dituju pun masih sama, UNS dan UPN Yogyakarta.
“Dua kampus itu punya stasiun TV dan anak ilmu komunikasi yangg mengelola. Jadi aku pengin banget. Terus UPN letaknya di Yogyakarta, jadi dekat. Kalau UNS karena di sana jurusan ilmu komunikasinya terbaik di wilayah 2 yaitu Yogyakarta - Jawa Tengah,” kata Rusti mengungkap alasannya memilih dua kampus tersebut.
Konsistensi untuk memilih jurusan yang sama juga dilakukan oleh Rofha (20). Sebelum resmi diterima menjadi mahasiswi di jurusan Kimia Universitas Indonesia, Rofha memang fokus untuk mengambil kimia murni saat mengikuti serangkaian ujian masuk PTN.
ADVERTISEMENT
Universitas Indonesia (UI). (Foto: Facebook Universitas Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Indonesia (UI). (Foto: Facebook Universitas Indonesia)
“Karena merasa bisa di bidang itu sih, juga ngeliat peluang ini jurusan gimana prospek untuk ke depannya,” Rofha menjelaskan alasannya.
Ujian mandiri menjadi tombak harapan terakhir bagi yang ingin masuk PTN. Walau terdapat perbedaan biaya untuk pendaftaran serta biaya kuliah, masih banyak pelajar yang antusias mengikuti ujian mandiri setiap tahunnya.
Perbedaan biaya kuliah yang cukup signifikan ini dialami oleh Aditya Wardana, alumni Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran (Unpad) yang pada 2011 masuk melalui jalur mandiri Unpad atau yang lebih dikenal dengan nama SMUP. Kini, SMUP memang sudah ditiadakan. Namun, Adit bercerita saat itu untuk biaya masuk ada perbedaan yang terlampau jauh antara jalur reguler dan mandiri.
“Di jalur reguler biaya gedung hanya Rp 6 juta, tapi di jalur mandiri biayanya bisa sampai Rp 42 juta, belum lagi ditambah biaya sumbangan (minimal Rp 5 juta). Tapi, kalau semesterannya sama aja kok kayak jalur reguler (Rp 2 juta per semester),” paparnya.
Gedung Rektorat Unpad Jatinangor (Foto: unpad.ac.id)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Rektorat Unpad Jatinangor (Foto: unpad.ac.id)
Biaya yang lebih mahal memang tidak disangkal oleh Rofha, yang juga menempuh jalur mandiri saat 2016 lalu. Jalur mandiri di Universitas Indonesia atau yang biasa disebut SIMAK UI saat itu menyediakan dua kelas yaitu reguler dan paralel.
ADVERTISEMENT
“Reguler itu harga semesternya sama kayak yang masuk lewat jalur SBMPTN (bisa minta kurang) tapi karena reguler lebih banyak peminatnya, jadi peluang untuk diterima lebih kecil. Makanya aku masuk kelas paralel, biaya per semester juga ditentukan sama UI, mutlak enggak bisa ngajuin banding (dikurangin),” ujarnya.
Rofha menuturkan, setiap fakultas memiliki biaya yang berbeda. Karena dia masuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), biaya masuknya pada 2016 adalah sebesar Rp 15 juta dengan biaya per semester sebesar Rp 8 juta.
“Tapi mulai tahun ini, masuk UI lewat mandiri cuma bisa milih kelas paralel, enggak bisa reguler,” kata Rofha menambahkan.
Nah, buat kamu yang masih harap-harap cemas menanti pengumuman SBMPTN, jangan khawatir. Jika kamu enggak diterima lewat jalur SBMPTN, mungkin masih ada celah buat kamu lewat jalur mandiri ini. Tapi, apapun hasilnya, kumparan tetap doakan yang terbaik kok, buat kamu!
ADVERTISEMENT
Enggak perlu takut juga masalah biaya yang katanya lebih mahal dari jalur masuk PTN lainnya. Nikmati saja dulu rasanya jadi mahasiswa, nanti ketika ada pembukaan beasiswa, kamu juga bisa tetap apply, kok.
Selamat memperjuangkan pilihanmu, calon mahasiswa!