Westbike Messenger, Bisnis yang Berawal dari Pecinta Fixie di Jakarta

2 April 2018 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Westbike Messenger Service (Foto: Dok. Westbike Messenger Service)
zoom-in-whitePerbesar
Westbike Messenger Service (Foto: Dok. Westbike Messenger Service)
ADVERTISEMENT
Sejak pertama dirilis pada 2012 silam, Premium Rush bisa dibilang jadi salah satu film action yang cukup ‘unik’. Saat film action lain di era itu menggunakan mobil mewah lengkap dengan adegan kebut-kebutan di jalan raya, film yang dibintangi oleh Joseph Gordon-Levitt justru melakukan hal yang berbeda. Yap, di film itu, kita akan melihat aksi bagaimana seorang kurir sepeda berusaha untuk mengantarkan barang, sekaligus menumpas kejahatan.
ADVERTISEMENT
Dalam Premium Rush, kita bisa melihat bagimana serunya kehidupan para kurir sepeda di New York. ‘Adu kebut’ di gang-gang sempit, hingga bersepeda di antara celah kendaraan dilakoni untuk bisa mengantarkan barang kiriman tepat waktu untuk para pelanggannya.
Keren? Banget. Menegangkan? Sudah pasti.
Namun, kalau kamu pikir hal seperti itu cuma ada di dunia film Hollywood saja, kamu salah besar. Sebab, sadar atau enggak, di beberapa kota di Indonesia juga punya pemandangan yang sama. Adalah Hendi Rahmat (41), founder dari Wesbike Messenger Service (WMS), yang coba menghidupkan kultur tersebut di Indonesia.
Ditemui di kantornya di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Barat, Hendi mulanya sempat menjelaskan bagaimana bisnis kurir sepeda tersebut berkembang dari kecintaannya terhadap dunia sepeda.
ADVERTISEMENT
"Tahun 2010 dulu, di sini saya bikin toko sepeda fixed gear (fixie). Lalu tahun 2012 mulai terbentuk komunitas Westbike. Ya, yang namanya toko sepeda, biasalah suka ada aja yang nongkrong," ucap Hendi kepada kumparan (kumparan.com).
West bike messenger (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
West bike messenger (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
Selang dua tahun dari pembukaan toko sepedanya, Hendi menyadari bahwa skena sepeda fixie di Jakarta mulai meredup. Berbekal keinginan untuk tetap bisa mempertahakan eksistensi skena tersebut, mulailah tercetus ide di pikiran Hendi untuk mendirikan jasa kurir sepeda.
"Setelah saya pelajari selama satu tahun, akhirnya ketemu bisnis kurir sepeda. Kami coba-coba, lalu sempat trial juga. Akhirnya pada Oktober 2013 kami luncurkan brand Westbike Messenger Service," Lengkapnya.
Hendi tak memungkiri bahwa bisnis kurir sepedanya yang kini sudah memiliki 55 rider (sebutan untuk para kurirnya) itu, tak bisa dibandingkan apple to apple dengan layanan ojol yang kini begitu populer, meski layanan yang ditawarkan keduanya memiliki kesamaan, yakni mengantarkan barang.
ADVERTISEMENT
Namun, berbekal keuletan para rider dalam 'membuat' jalurnya sendiri untuk mencapai tujuan, Hendi optimis bahwa jasa yang ditawarkan WMS mampu bersaing dalam hal kecepatan pelayanan.
"Meski harus diakui ketika 2013 kami booming, 2015 kami drop dengan kehadiran mereka (ojol). Karena mereka punya modal dan promosi yang besar, kami enggak mungkin melawan pada saat itu," ucap Hendi.
Westbike Messenger Service (Foto: Dok. Westbike Messenger Service)
zoom-in-whitePerbesar
Westbike Messenger Service (Foto: Dok. Westbike Messenger Service)
Meski begitu, pria yang akrab disapa Om Hendi ini menambahkan bahwa ada beberapa alasan kenapa bisnis kurir sepeda yang ia dirikan masih bertahan hingga sekarang.
"Di daerah perkantoran yang wilayahnya sudah padat transportasi, sepeda memiliki keunggulan karena rambu-rambunya sendiri masih 'abu-abu'. Misalnya, ada beberapa area yang enggak bisa dilalui motor, itu masih bisa kami lewati," ujarnya.
ADVERTISEMENT
WMS pun seolah semakin mendapat jalan untuk mengembangkan daya saingnya. Hasilnya, di tahun 2016 lalu, WMS digaet oleh salah satu perusahaan ekspedisi, JNE, untuk membentuk sebuah layanan kurir yang ramah lingkungan.
West bike messenger (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
West bike messenger (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
Meski berawal dan cukup kental dengan image sepeda fixie, hal itu tak lantas membuat Hendi membatasi para ridernya untuk mengendari sepeda tertentu dalam mengantarkan barang sehari-hari
"Untuk apa saja kami buka. Saya pikir juga, kan, mereka yang lebih banyak menjalakan tugas di jalan, kalau sepedanya harus saya atur, lalu merasa tidak nyaman, performanya bisa menurun. Kalau menurun, otomatis paket kami banyak yang terhambat. Jadi apa saja kami open," tuntasnya.
Westbike Messenger Service (Foto: Dok. Westbike Messenger Service)
zoom-in-whitePerbesar
Westbike Messenger Service (Foto: Dok. Westbike Messenger Service)
Sadar akan tingginya risiko kecelakaan saat bertugas, WMS memastikan bahwa setiap ridernya memahami pengetahuan safety riding, sembari memberikan asuransi kecelakaan serta BPJS kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Karena saya juga pengguna sepeda, jadi bisa merasakan perasaan mereka jalan siang-siang bawa paket. Kami enggak mungkin bayar murah (para rider)," ucap Hendi menyinggung soal pendapatan rider.
Selain layanannya sudah berekspansi ke Bandung dan Surabaya, WMS saat ini juga sedang bersiap untuk menghelat Cycle Messenger World Championship (CMWC), yang rancananya akan digelar pada September 2019 mendatang di Jakarta.