Hanya di Korea Selatan, WNI Punya Lebih 50 Masjid

Tidak banyak berkoar-koar, WNI di Korea Selatan "punya" puluhan masjid. Bahkan lima di antaranya dibeli dengan nilai 40 miliar rupiah.

TKI yang sering dianggap kaum marginal, ternyata punya kekuatan yang luar biasa. TKI di Korea Selatan, misalnya, mereka mengelola lebih dari 50 masjid dan musala. Umumnya tempat suci itu disewa dengan harga kisaran 15-an juta rupiah per bulan.

Selain itu, mereka sudah membeli gedung dan tanah untuk lima masjid yang nilainya tidak kurang 40 miliar rupiah. Meskipun lokasinya tidak di kota Seoul, tetap saja hal itu merupakan sesuatu yang luar biasa.

Jangan kaget, para pekerja itu juga suka melakukan pengajian akbar dengan mengundang dai kondang dari Indonesia. Sekali kumpul pengajian bisa ratusan hingga ribuan WNI datang dari berbagai penjuru Korea Selatan. Semua aman tenteram.

Kok bisa?

Hal itu terjadi karena ada simbiosis mutualisme antara TKI dan pemerintah Korea. Para TKI yang jumlahnya lebih dari 30 ribu itu rata-rata adalah kaum santri yang taat agama. Di sisi lain, pemerintah Korea memberikan keleluasaan para imigran untuk menjalankan keyakinannya selama tidak mengganggu pekerjaan.

Para pendulang devisa yang rata-rata per bulan bisa mengantongi kisaran 20 juta rupiah itu menyisihkan sebagian pendapatannya untuk sarana ibadah. Mereka tetap ingin bercumbu dengan Tuhan-nya seperti di kampung halamannya.

Tidak hanya itu, masjid-masjid milik warga Indonesia itu adalah tempat singgah yang baik bagi kaum pelancong. Ketika ada kesulitan dalam perjalanan dan jauh dari KBRI, maka pertolongan dapat mereka berikan dalam batas-batas yang bisa diusahakan.

Menjelang bulan puasa ini, aktivitas transendental mereka pusatkan di masjid dan musala tersebut. Bila ingin berkunjung ke masjid WNI, silakan unduh aplikasi m-KBRI Seoul yang antara lain berisi alamat masjid dan musala WNI.

Selamat berpuasa sambil bertandang ke negeri Kimchi!