news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Satu Rekening Satu Pelajar, Gerakan Agar Pelajar di Kota Malang Melek Finansial

Konten Media Partner
2 Oktober 2020 9:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Dibuka oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

dari kanan, Kepala Bank Jatim Malang Bambang Ismono, Wali Kota Malang Sutiaji, dan Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri. foto: feni yustia
zoom-in-whitePerbesar
dari kanan, Kepala Bank Jatim Malang Bambang Ismono, Wali Kota Malang Sutiaji, dan Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri. foto: feni yustia
ADVERTISEMENT
Untuk mengedukasi anak tentang pengelolaan keuangan secara baik dan tepat. Kota Malang turut andil dalam terealisasinya gerakan untuk membiasakan pelajar menabung.
ADVERTISEMENT
Gerakan bernama Program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) itu diresmikan serentak se-Jawa Timur oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa secara virtual, Kamis (1/10)
Menurut Wali Kota Malang, Sutiaji ini menjadi upaya pembiasaan pada para pelajar untuk konsisten mengatur keuangan."Mau sukses harus belajar (memanage) tertib. Yakin menabung itu menguntungkan, dan itu diperlukan keajegan," katanya di kompleks SMA Tugu, Kota Malang.
Hal tersebut dikarenakan jika disiplin menabung maka akan lebih mudah merencanakan masa depan. Ia juga berpesan agar para pelajar dapat turut andil mengembangkan industri kreatif yang sedang mendunia."Itu kesempatan baik, dengan memanfaatkan tabungan dan kreativitas yang dimiliki, maka tidak menutup kemungkinan anak-anak kita ini dapat membuka lapangan kerja baru," tambah Sutiaji.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Bank Jatim Cabang Malang, Bambang Ismono menjelaskan bahwa selain pembiasaan juga akan menjadi penopang pola fikir dalam berinvestasi sehingga terbentuk jiwa-jiwa yang mandiri
Tak jauh berbeda, Sugiarto Kasmuri, Kepala OJK Malang, menginformasikan bahwa tahun 2024 akan menjadi target untuk masyarakat lebih melek literasi keuangan dan perbankan.
Hal ini didasarkan pada data 76 persen warga di Jawa Timur sudah mengakses bank maupun kelembagaan. Namun, hal tersebut tidak dibarengi dengan literasi tentang keuangan yang masih mencapai 38 persen. "Ketimpangan ini yang menjadikan banyak warga tertipu oleh jasa perbankan ilegal," tutupnya
Apalagi diketahui nahwa OJK Malang baru saja menutup 126 pinjaman online dan 38 perusahaan investasi ilegal. Sehingga gerakan ini diharapkan mampu mendongkrak literasi keuangan agar tak ada lagi pihak yang dirugikan.
ADVERTISEMENT
Feni Yusnia