Berawal dari Reseller, Kini Flowry Charles Pangkey Owner Bagara Konveksi

Konten Media Partner
10 Maret 2021 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Flowry Charles Pangkey salah satu pengusaha konveksi di Minahasa Utara.(dok/pribadi).
zoom-in-whitePerbesar
Flowry Charles Pangkey salah satu pengusaha konveksi di Minahasa Utara.(dok/pribadi).
ADVERTISEMENT
SULAWESI - Flowry Charles Pangkey salah satu pengusaha konveksi di Minahasa Utara mulai menjalankan bisnis tahun 2011. Berawal dari reseller kini, Flowry telah memiliki usaha sendiri dengan nama Bagara konveksi.
ADVERTISEMENT
Dia memutuskan menekuni bisnis konveksi, lantaran banyak peluang besar untuk tetap bertahan. Menurutnya, bisnis konveksi merupakan salah satu dari kebutuhan pokok.
"Bisnis konveksi adalah produknya tidak akan mati, karena menurut produknya ini kebutuhan pokok bagi setiap orang," terangnya.
Salah satu produk Bagara brand.(dok/pribadi).
Tak hanya itu, dia menyebutkan bahwa konveksi merupakan industri yang unik dan menarik. Sehingga Flowry tertantang untuk menekuni bisnis tersebut. Selama menjalankan sekitar 11 tahun bisnis konveksi, Flory sudah banyak merasakan naik turun dalam berbisnis.
Namun, dia menyadari bahwa bisnis tidak selamanya berada di zona aman, banyak tantangan yang harus dihadapi. Adapun produk yang dikerjakan diantaranya kaos, kemeja, jaket, sweater, hoodie dan topi.
Produk Bagara.(dok/pribadi).
Flowry menyebutkan bahwa maskot dari bisnis tersebut adalah tarsius, salah satu binatang kecil khas Sulawesi Utara kecil, tetapi sulit dilupakan. "Walaupun binatang ini kecil, tapi selalu diingat oleh masyarakat karena keunikannya," bebernya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, konsumen juga disediakan untuk memilih desain sesuai konsep yang diingingkan. Selanjutnya akan dilakukan proses cetak oleh Bagara Konveksi.
Rencananya, untuk mengembangkan bisnis, dia ingin menjadi digital bisnis sablon dan komveksi.
Apa tipsnya sehingga tetap bertahan? Apalagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini. Flowry membagikan tips bisnis, seperti kerja keras, terus belajar dan berkumpul dengan komunitas bisnis.
Sementara itu, untuk mengembangkan bisnisnya dia memilih bergabung dengan komunitas bisnis Tangan Di Atas (TDA), sejak tahun 2021. Meski masih sebentar bergabung, dia telah merasakan banyak manfaat yaitu bertemu dengan mentor bisnis dan bisa menambah jaringan bisnis meskipun dengan latar belakang pembisnis yang berbeda.
"Lebih terarah untuk bisnis kita ke depan seperti apa, dan ada mentor yang selalu membimbing kami," pungkasnya.
ADVERTISEMENT