Leadership Team, Hal yang Sering Dilupakan Namun Sangat Penting

Abdul Bari
a life long learner, saat ini berkarir sebagai Direktur Kelembagaan dan Layanan di PT Jaminan Kredit Indonesia (PT Jamkrindo)
Konten dari Pengguna
9 Januari 2022 21:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdul Bari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak yang bilang kebahagian membawa produktivitas, atau happiness inspires productivity. Di liburan akhir pekan ini saya mencoba melakukan hal-hal yang membuat saya bahagia antara lain berkumpul dengan teman-teman sejawat, meluangkan waktu untuk hobi baru saya melihat-lihat mobil mobil klasik, serta membaca buku atau majalah ditemani seduhan kopi dan terkadang teh di pagi hari.
ADVERTISEMENT
Senang sekali rasanya bertemu dengan teman-teman lama di perusahaan saya terdahulu-perusahaan Third Party Assistance di bidang jasa asuransi kesehatan-. Sejak tahun 2014 memutuskan untuk berpetualang di perusahaan baru, sampai saat ini hubungan kami masih terjalin dengan lancar. Kami masih sering bertemu untuk sekedar bertukar pikiran dan sharing pengalaman berharga yang mungkin dapat membantu kami di kehidupan atau karir masing-masing.
Pada siang itu, meskipun tidak banyak yang datang, namun banyak hal bermanfaat kami bicarakan mulai dari strategi membangun kolaborasi di tempat kerja, memotivasi diri untuk berkomitmen dalam pencapaian kinerja, hingga hal-hal lain yang sifatnya umum seperti peluang bisnis di tengah kondisi pandemi dan lain-lain. Berhubung saat ini, rekan-rekan saya tersebut telah berpencar ke berbagai industri, maka waktu untuk berbagi cerita menjadi hal menarik dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Pada pertemuan singkat itu, saya coba berbagi mengenai dampak luar biasa dari kebiasaan morning briefing sebelum memulai pekerjaan. Meskipun saat ini pertemuan sifatnya terbatas secara offline, namun kebiasaan morning briefing memiliki efek yang sangat luar biasa pada aspek kolaborasi tim.
Seperti diketahui, saat ini mungkin kebiasaan morning briefing sudah mulai ditinggalkan seiring dengan majunya teknologi. Koordinasi yang mudah lewat whatsapp group, terkadang membuat koordinasi via whatsapp saja sudah dirasa cukup.
Namun saya pribadi melihat morning briefing, masih tetap relevan dilaksanakan secara hybrid dan terbukti sangat efektif dalam membangun kolaborasi tim. Dengan morning briefing ini maka koordinasi yang terjalin semakin intens, dan setiap orang jadi mengetahui apa yang timnya lakukan, sehingga pola kerja untuk saling melengkapi berjalan efektif. Begitu juga motivasi dan komitmen terhadap pencapaian tujuan menjadi lebih kuat karena sistem monitoring yang berjalan lancar di kesempatan morning briefing.
ADVERTISEMENT
Singkatnya, morning briefing ini memungkinakan setiap tim mengetahui hal-hal urgent apa yang harus dilakukan, dan pengendalian apa yang dibutuhkan dari segi efektivitas waktu dan model penyelesaian pekerjaan apa yang dikedepankan.
Sepulang dari mini reuni tersebut kemudian saya pergi untuk melihat-lihat mobil klasik. Ini merupakan hobi baru saya, yang akhir-akhir ini saya rasa cukup menarik minat saya. Kebetulan mentor saya pun punya hobi yang hampir sama, sehingga kami pun pergi bersama-sama untuk melihat pameran mobil klasik.
Di minggu pagi nya, saya menyempatkan diri membaca Harvard Business Review terbaru. Saya sangat tertarik karena sampul di majalah tersebut membicarakan bagaimana cara membangun kepemimpinan tim untuk menjawab transformasi atau Build a Leadership Team for Transformation.
ADVERTISEMENT
Jujur saja, cukup membaca sampulnya, tanpa membaca keseluruhan isi majalah yang kurang lebih sekitar 160 halaman itu, cukup membuat saya berpikir dan merefleksikan kembali kata leadership. Kenapa demikian? Karena mungkin selama ini saya melewatkan hal krusial yaitu kata team yang mengiringi kata leadership. Selama ini mungkin saya lebih banyak berfokus bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik, pemimpin yang efektif serta mengembangkan karyawan saya untuk bisa memiliki mental leadership yang dibutuhkan.
Namun, belum optimal mengelaborasi lebih jauh mengenai leadership itu bukan hanya melekat kepada orang-orang atau individu saja, namun juga ia melekat dalam sebuah tim sebagai hal yang berbentuk “kolektif”.
Dalam salah salah satu artikelnya, majalah tersebut menyoroti bahwa ketika perusahaan berusaha membangun keunggulan kompetitif di dunia yang terobsesi dengan digitalisasi, mereka menemukan bahwa apa yang mereka butuhkan dari para pemimpin berubah.
ADVERTISEMENT
Para pemimpin dituntut untuk membayangkan kembali model bisnis mereka serta tempat mereka dalam percaturan bisnis dan mengubah organisasi untuk memenuhi tujuan yang lebih ambisius. Itu berarti perubahan mendasar tidak hanya pada eksekutif itu sendiri tetapi juga dalam cara mereka mengelola dan memimpin perusahaan secara kolektif.
Dalam artikelnya HBR setidaknya menunjukan beberapa komponen utama membangun leadership team yang siap menghadapi tantangan.
● Pertama, mengidentifikasi peran kepemimpinan yang diperlukan untuk mengubah perusahaan di masa depan. Agar perusahaan tetap relevan, diperlukan kapabilitas berbeda yang memungkinkannya mencapai tujuannya,. Posisi apa yang Anda butuhkan dalam tim? Hal itu bisa dimulai dengan mengumpulkan orang yang tepat.
● Kedua, setelah mengidentifikasi peran yang dibutuhkan tim, selanjutnya ialah memikirkan siapa yang paling baik mengisinya. Individu mana yang harus dikumpulkan sehingga tim memiliki bakat dan keragaman yang diperlukan untuk menghasilkan ide-ide baru, menantang pemikiran tradisional, dan berkolaborasi untuk perubahan yang berarti
ADVERTISEMENT
● Ketiga, ialah memfokuskan leadership team untuk mendorong transformasi perusahaan. Kita perlu memajukan agenda perusahaan—dan itu berarti menghabiskan energi dan waktu untuk prioritas besar di masa depan, bukan hanya menanggapi tuntutan organisasi saat ini. Perlu dipikirkan struktur dan mekanisme apa yang akan membantu memimpin perusahaan ke tujuan barunya.
● Keempat ialah memastikan adanya kepemilikan atas perilaku bersama. Membangun kemampuan khusus yang akan memungkinkan penciptaan keuntungan nyata memerlukan tingkat kolaborasi yang tinggi dan komitmen untuk mengembangkan mentalitas tim sehingga bagian-bagian yang berbeda dari organisasi beroperasi sebagai satu kesatuan yang harmonis. Hal itu ialah mengenai bagaimana membangun kepercayaan dan budaya yang mendukung keberhasilan kolektif organisasi
Jujur, sampai dengan tulisan ini saya tulis, saya masih terus belajar mengenai bagaimana membangun kepemimpinan tim, setidaknya bacaan tersebut cukup mencerahkan saya kembali mengenai esensi leadership. Di mana leadership tidak boleh hanya dimaknai sesuatu yang sifatnya personal atau individu, namun juga harus menyangkut hal-hal yang sifatnya kolektif, yang sifatnya membutuhkan orkestrasi sama lain. Karena keuanggulan tidak dibangun dari kepemimpinan individu saja, namun juga kepemimpinan sebuah tim.
ADVERTISEMENT
Apa yang saya baca rupanya saling berkesinambungan dengan pembahasan yang sebelumnya saya bahas bersama dengan rekan-rekan saya di perusahaan lama. Bagaimana sebuah kolaborasi, komitmen bersama sebagai sebuah tim, merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan organisasi. Orkestrasi di dalam hal tersebut merupakan hal yang akan menjadi pembeda, dimana sebuah perusahaan berhasil menghasilkan transformasi yang berkesinambungan.
Pada kesimpulannya, saya sangat senang akhir pekan ini saya habiskan dengan hal-hal yang sangat produktif. Banyak sekali insight-insight yang saya dapatkan di akhir pekan ini.