Terkadang Keputusan di Luar Kapasitas Itu Perlu

Abdul Latif
Jurnalis Liputan Khusus Kumparan
Konten dari Pengguna
6 Desember 2017 0:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdul Latif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pilihan (Foto: Shutterstock/3D_creation)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pilihan (Foto: Shutterstock/3D_creation)
ADVERTISEMENT
Penugasan kali ini rupanya melanjutkan kasus apartemen di kota Depok. Belajar dari pengalaman sebelumnya, aku mencoba mempersiapkan semua peralatan secara lengkap, namun tetap saja charger Hp tertinggal.
ADVERTISEMENT
Efeknya sebagian orang kantor tidak bisa menghubungiku sampai sekitar pukul 10.15 WIB. Kesimpulannya terkadang ketika kita telah merasa semuanya sudah lengkap dan aman, ada saja hal yang luput dari ingatan.
We must accepted human error as inevitable and design around that fact.” Kutipan dari Donal Brewick.
Sesampainya di lokasi, sudah ada tiga orang ibu-ibu sedang asik bercerita di warung dekat lokasi apartemen. Aku diam, masuk memesan minuman teh hangat, setidaknya untuk membuat pikiran lebih ringan.
Aku membaca sedikit berita melalui smartphone, dan juga mencari informasi tentang Depok. Bagiku, hal termudah untuk riset sebuah daerah adalah dengan bantuan ‘Google’ dan kalian akan mendapatkannya.
Hampir lebih 3 jam aku duduk di warung tersebut, segelas teh panasku perlahan mulai habis. Lalu-lalang hanya segelintir orang saja, belum ada tanda-tanda baru. Sampai pada satu titik aku menanyai diriku sendiri, pertanyaan itu terbesit setelah melihat berbagai macam berita telah muncul di salah satu aplikasi online news di gadget.
ADVERTISEMENT
Jujur saja, aku meminta arahan kepada atasan kantor karena aku merasa malu. Malu karena tidak mendapatkan berita sama sekali sampai siang hari. Meski sebenarnya pada jadwal tertera pada pukul 17.00 WIB.
Mungkin saja ini hanya sebuah kebetulan karena kadang kita juga sangat malas ketika melakukan pekerjaan yang bukan dalam kapasitas kita. Tetapi satu hal mendorongku untuk selalu memberikan sesuatu hal kepada diriku sendiri. Aku tak memikirkan orang lain apa yang akan mereka pikir. Menurutku, jujur pada diri sendiri adalah sebuah langkah yang baik.
Selanjutnya, setelah mendapatkan informasi tentang kota Belimbing ini, aku menemukan sebuah masjid khas. Interior yang cukup menarik dan salah satu tempat wisata di kota itu. Pada waktu itu, aku hanya ingin membuat sebuah tulisan. Aku tidak tahu apa yang akan aku tulis. Hanya feature clue yang paling jelas dalam benakku.
ADVERTISEMENT
Setelah diizinkan oleh atasan untuk berkunjung ke sana, aku bergegas meninggalkan area apartemen.
Masjid Kubah Emas
Terkadang Keputusan di Luar Kapasitas Itu Perlu (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ketika sampai, ada hal yang aneh menurutku. Pertama, dengan jarak yang cukup jauh antara masjid dan gerbang utama, pengunjung hanya dibolehkan berhenti di parkiran awal dekat dengan gerbang. Jadi, setiap orang diwajibkan jalan kaki dengan jarak 800 meter hingga 1 kilometer menuju masjid.
“Pak, apa boleh motor saya masuk?” tanyaku pada driver ojek online yang aku sewa.
“Tidak boleh mas, di sini parkirnya,” jawabnya setelah aku bertanya dua kali.
Akhirnya, aku jalan lumayan jauh. Pada saat yang sama, cuaca siang itu cukup panas. Setidaknya keindahan masjid masih memberikan kesejukan. Selang beberapa menit aku berjalan, terlihat seseorang menawarkan jasa ojek di sampingku.
ADVERTISEMENT
“Mas, ngojek mas?” tawarnya sambil mengurangi kecepatan.
Aku tidak bisa menjawab karena cukup lelah dan panas sekali. Bersyukur komunikasi nonverbal membantuku, yaitu dengan sedikit mengerakkan telapak tanganku ke arahnya sambil tersenyum. Hal itu tentu saja menandakan tidak, ya tentu saja.
Terkadang Keputusan di Luar Kapasitas Itu Perlu (2)
zoom-in-whitePerbesar
Ternyata keanehan terjawab sudah. Mungkin memang adanya aturan parkir di area dekat gerbang utama adalah untuk memberikan kesempatan para pekerja jasa ojek ini.
Tak lama aku melangkah menuju lantai marmer masjid yang panas dan menuju tempat wudu. Siraman air siang itu benar-benar berharga. Menuju tempat penitipan barang menitipkan sepatu yang sudah jelek ini, kusam tapi tidak bau.
Setelah beribadah, aku keluar masjid, melihat sekitar, dan membeli segelas jus Mangga di area masjid Dian AL-Mahri ini. Alhamdulilah, meski tak begitu nikmat setidaknya buah memang menggiurkan.
ADVERTISEMENT
Mengambil foto-foto menarik, berbincang dengan orang-orang sekitar, dan mendengar shalawat yang terdengar kalem.
Terkadang Keputusan di Luar Kapasitas Itu Perlu (3)
zoom-in-whitePerbesar
Siang itu, ibu-ibu mulia itu menjadi saksi bahwa aku pernah mendengar ceritanya, yang mungkin tidak setiap orang mengetahui di balik indahnya area masjid Kubah Emas.
Terima kasih untuk hari ini.