Hentikan Polemik Penanganan COVID-19

BRORIVAI CENTER
Institute of Development Research and Social Response
Konten dari Pengguna
2 April 2020 1:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BRORIVAI CENTER tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
CEO Brorivai Center dan Tim Kesehatan - Aksi BRC Melawan Covid-19, dr. Dwi Nindya Ayu, MS. (Foto Ist. BRC).
zoom-in-whitePerbesar
CEO Brorivai Center dan Tim Kesehatan - Aksi BRC Melawan Covid-19, dr. Dwi Nindya Ayu, MS. (Foto Ist. BRC).
ADVERTISEMENT
Kumparan.com., Jakarta - Pemerintah memastikan tak memberlakukan karantina wilayah atau lockdown, tetapi menerapkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSSB) untuk menekan penyebaran corona, sebagaimana hasil rapat terbatas yang digelar Presiden Joko Widodo, Senin (30/03).
ADVERTISEMENT
Langkah pemerintah sudah menekankan bahwa tidak akan menerapkan status lockdown guna dalam penanganan COVID-19. Sebagai gantinya, pemerintah mengambil kebijakan PSSB yang akan diiringi dengan kebijakan Darurat Sipil (DS) bila keadaan semakin memburuk dan dianggap perlu. Hal ini merupakan opsi kebijakan terpilih yang akan dilakukan pemerintah agar “lebih tegas, lebih disiplin dan lebih efektif “.
Menurut Tim Kesehatan Aksi BRC Lawan Corona Virus-19, dr. Dwi Nindya Ayu, MS., saatnya kita hentikan polemik yang banyak menyita enerji, dan kita fokus membantu pemerintah pusat dan daerah untuk menangani derita rakyat dan segera melawan COVID-19 secara total. “Apapun keputusan pemerintah, kita yakini adalah kebijakan terbaik bagi rakyat dan bangsa ini, meskipun disadari tidak mungkin semua langkah pemerintah itu dapat mengakomodasi semua harapan rakyat,” ungkap CEO Brorivai Center melalui teleconference meeting dari kantor Riset dan Jaringan BRC Respons di Jakarta, Rabu (01/04).
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui perkembangan terbaru dari pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona atau COVID-19 di Indonesia per hari ini menembus 1.677 kasus. Tren jumlah pasien yang terjangkit kembali bertambah dan semakin hari terus bertambah, dan entah kapan mulai menurun. Berdasarkan data nasional, jumlah yang meninggal 157 dan yang baru berhasil disembuhkan 103 orang. “Kita belum tahu berapa jumlah lagi esok dan seterusnya, selain itu kita juga harus hati-hati dengan silent carrier karena secara faktual masih banyak masyarakat yang merasa sehat, padahal sudah tertular tanpa sadar dan tidak ada gejala sama sekali, serta masih tetap beraktivitas seperti biasa, lalu kemudian menularkan orang lain lagi,” terang sang Dokter, Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja itu.
ADVERTISEMENT
Ia berharap, saat ini semua pihak bersabar tinggal di rumah, membatasi kontak fisik dan terus berdoa, serta mendorong pihak pemerintah, tenaga medis, relawan dan penegak hukum dapat bekerja efektif dalam memutus rantai sebaran COVID-19. Begitu pula bagi semua pihak segera dapat melaporkan diri bila terasa terjangkit. Tidak perlu menutup diri atau tidak jujur karena enggan menjadi aib baginya. “Semua pihak, pejabat pemerintah maupun masyarakat luas harus jujur, terbuka dan tidak perlu takut melaporkan dan menyatakan diri bila terjangkit virus corona karena akan lebih membahayakan orang lain dan sulit dikendalikan.” pungkasnya. (*)