Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Antara Tauhid dan Fitrah Beragama
24 September 2023 8:33 WIB
Tulisan dari Abdullah Isnan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lahirnya kita ke bumi, tentu mengundang banyak pertanyaan, yang salah satu nya adalah tentang konsep fitrah beragama menurut islam. Fitrah beragama dalam islam sendiri secara umum dapat diartikan sebagai Konsep mengakui ketuhanan yang satu saat lahir nya manusia ke muka bumi. Lantas, penulis disini ingin mengajak para pembaca berdiskusi bahwa, apakah ada korelasi antara Tauhid dan Fitrah bagi seluruh umat manusia?
ADVERTISEMENT
Sebelum memasuki inti pokok artikel ini, alangkah baiknya mari kita memahami terlebih dahulu artian masing-masing istilah.

Tauhid
Tauhid secara bahasa diambil dari bahasa arab yang merupakan isim mashdar dari ”wahhada-yuwahhidu” yang artinya “Men-satu-kan” atau “Meng-esa-kan”. Sedangkan secara istilah mari kita ambil pendapat Syaikh Muhammad ‘Abduh yang berkata :
"Ilmu Tauhid ialah ilmu yang membahas tentang wujud Allah dan sifat-sifat yang wajib ada pada-Nya, dan sifat yang boleh ada pada-Nya dan sifat yang tidak harus ada pada-Nya (Mustahil), ia juga membahas tentang para rosul untuk menegaskan tugas dan risalahnya, sifat-sifat yang wajib ada padanya yang boleh ada padanya (jaiz) dan yang tidak boleh ada padanya (Mustahil)”
Dari sini, kita ketahui secara umum bahwa tauhid adalah Mengakui atas Esa nya Tuhan yaitu Allah S.W.T mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Dia dan menafikan segala sesuatu selain Dia.
Fitrah
Fitrah secara bahasa diambil dari bahasa arab yang secara umum berarti: Sifat;watak dasar;karakter. Dan menurut KBBI, fitrah berarti: Sifat;kesucian;pembawaan. Sedangkan fitrah secara istilah mengandung banyak makna, tergantung konteks apa yang kita pakai mari kita ambil salah satu arti fitrah secara istilah menurut al-quran dan hadist:
ADVERTISEMENT
Fitrah berarti “asal kejadian,kesucian dan agama yang benar”. Fitrah yang berarti asal kejadian ini diambil dari petikan surat al-A’raf:172-173, yang bermaksud menyatakan bahwa, fitrah manusia itu mengakui atas esa nya Tuhan saat di alam arwah. Sedangkan,dalam hadist dikatakan bahwa semua bayi terlahir dalam keadaan fitrah, suci dan tergantung kedua orang tua nya yang akan menjadikan dia sebagai Nasrani, Yahudi, atau Majusi. Sebagaimana hadist berikut:
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah Saw bersabda: Tiada seorang anakpun yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR. Bukhari)”
Sedangkan menurut ulama, disini kita ambil pendapat dari ibnu qayyim yang mengatakan bahwa:
“Fitrah adalah keadaan manusia ketika di alam ruh yang bersaksi atas Tuhan yang satu, dan ketika lahir ke dunia kita diminta untuk mengakui bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik-Nya. Sifat fitrah ini alamiah yang ada dalam setiap individu saat lahir”
Berikut diatas adalah paparan untuk mengenal secara mudah apa itu Tauhid dan apa itu Fitrah.
Dari pengertian keduanya diatas, dapat kita ketahui bahwasannya ada korelasi secara tidak langsung antara Tauhid dan fitrah. Dimana kita ketahui bahwasannya setiap manusia diciptakan dalam keyakinan monoteis atau mengakui atas satu Tuhan ketika di alam ruh, dan ketika lahir ke dunia setiap manusia hakikatnya adalah mengakui satu Tuhan, dan orang tua nya lah yang mempengaruhi agama anak nya. Ibnu qayyim kembali mengemukakan pandangan nya bahwa, fitrah ini memungkinkan manusia untuk memiliki pemahaman awal tentang keberadaan Tuhan yang Esa dan untuk merasa keterikatan dengan-Nya. Namun, lingkungan dan pengaruh sosial dapat memengaruhi atau mengalihkan fitrah ini. Dan yang digaris bawahi oleh beliau adalah pentingnya kita untuk menjaga dan mengembangkan fitrah, agar seseorang dapat menjalani kehidupan yang islami.
Konsep fitrah yang mengarah pada hakikat keyakinan manusia adalah mengakui atas Tuhan yang satu, disuarakan juga oleh seorang Antropolog sekaligus misionaris Austria yaitu Wilhelm Schmidt. Didalam bukunya yang berjudul The origin of The idea of God menuliskan “bahwa telah ada suatu monoteisme primitif sebelum manusia mulai menyembah banyak dewa. Pada awalnya mereka mengakui hanya ada satu Tuhan Tertinggi, yang telah menciptakan dunia dan menata urusan manusia dari kejauhan.” Dari tulisan ini dapat kita pahami bahwa hakikat nya manusia mengakui adanya satu Tuhan (monoteisme) sebelum akhirnya menjadi menyembah banyak dewa (politeisme). Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa manusia diawali dengan politeisme dan diakhiri sebagai monoteisme. Apabila kita kaitkan dengan konsep tauhid islam, maka yang dimaksud berkembang disini adalah bukan dari banyak menjadi satu, atau satu menjadi banyak, akan tetapi yang dimaksud adalah ekspresi seorang mu’min yang menyatakan dirinya bertauhid.
Dapat kita ambil intisari bahwa, fitrahnya manusia adalah ber-tauhid atau mempunyai kepercayaan Tuhan yang satu, sebagaimana dipaparkan teori diatas. Bahkan seorang misionaris pun mengatakan adanya “monoteisme primitif” yang meng-indikasikan bahwa hakikat pengakuan manusia atas Tuhan nya adalah Satu hanya Dia satu-satu nya lalu, ketika di dunia kondisi lingkungan sosial lah yang “memaksa” kita untuk mengubah fitrah kita sendiri. Demikian penulis menyampaikan hal ini agar kita senantiasa dapat ber-muhasabah diri atas hakikat sang pencipta.
ADVERTISEMENT