Analisis: Lewat Umpan Silang, Kroasia ke Final

12 Juli 2018 10:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Mario Mandzukic dkk. usai mencetak gol kedua ke gawang Inggris. (Foto: Carl Recine/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Mario Mandzukic dkk. usai mencetak gol kedua ke gawang Inggris. (Foto: Carl Recine/Reuters)
ADVERTISEMENT
Satu tiket final Piala Dunia 2018 akhirnya jadi milik Kroasia. Menghadapi Inggris dalam partai semifinal di Luzhniki Stadium, Kamis (12/7/2018) dini hari WIB, Luka Modric dkk. berhasil menutup laga dengan kemenangan 2-1.
ADVERTISEMENT
Inggris sebenarnya unggul lebih dulu melalui gol Kieran Trippier di menit kelima. Namun, keunggulan tersebut tak bertahan hingga laga usai setelah Ivan Perisic dan Mario Mandzukic mencetak gol di menit ke-68 dan 109.
Gol hanyalah satu dari sekian keunggulan Kroasia atas Inggris. Dari segi penguasaan bola, mereka mengungguli The Three Lions dengan persentase 55% berbanding 45%. Begitu pula dengan percobaan yang mencapai 22 berbanding 11.
Ketika Inggris Memutuskan Bermain Pragmatis
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic tak mengubah susunan utama skuatnya untuk pertandingan ini. Ia tetap menggunakan pola 4-3-3 dengan menurunkan trio Luka Modric, Ivan Rakitic, dan Marcelo Brozovic di lini tengah.
Hal serupa juga dilakukan oleh Inggris. Gareth Southgate tetap memilih pola 3-5-2 sebagai formasi dasar dengan menurunkan Harry Kane dan Raheem Sterling di lini depan. Keduanya didukung oleh Kieran Trippier di pos sayap kanan dan Ashley Young di kiri.
ADVERTISEMENT
Di awal laga, kedua kesebelasan sama-sama punya inisiatif untuk bermain menekan. Bagi Inggris, hal tersebut memberikan mereka keuntungan saat Modric melakukan pelanggaran di menit ketiga dan dimanfaatkan oleh Trippier untuk mencetak gol.
Pemain Inggris merayakan gol Trippier. (Foto: REUTERS/Darren Staples)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Inggris merayakan gol Trippier. (Foto: REUTERS/Darren Staples)
Usai gol tersebut, Inggris bermain lebih pragmatis. Saat tak memegang bola, enam pemainnya berada di daerah permainan sendiri, terutama sebelum memasuki sepertiga akhir. Hal tersebut membuat ruang kerja trio gelandang Kroasia jadi menyempit.
Keputusan tersebut berakhir tepat. Dari total 23 kali Kroasia kehilangan bola, 14 di antaranya terjadi di area tersebut. Saat mendapatkan bola, Inggris langsung melancarkan umpan jauh yang ditujukan ke Sterling. Tercatat, ada 20 umpan dari pertahanan Inggris yang diarahkan ke Sterling.
Perlahan, Kroasia membaca skema yang diterapkan oleh Inggris. Sadar bahwa Sterling cukup susah untuk dimatikan sendirian, Dalic lantas menginstruksikan pemainnya untuk memutus aliran bola kepada Sterling.
ADVERTISEMENT
Kroasia Menekan Lewat Umpan Silang
Ketika area tengah daerah permainan Inggris begitu rapat, serangan via sisi lapangan akhirnya jadi pilihan Kroasia. Skema ini diwujudkan dengan tingginya overlap bek sayap mereka dan dominasi umpan ke sisi lapangan saat memasuki sepertiga akhir pertahanan Inggris.
Setelah memasuki pertahanan Inggris, pilihan Kroasia hanyalah umpan silang. Memilih umpan silang sebagai tumpuan serangan dilakukan karena banyak alasan, di antaranya adalah buruknya blok bek sayap Inggris dan postur Mandzukic serta Perisic yang tinggi menjulang.
Bek sayap kiri Inggris, Ashley Young, terbilang buruk saat diharuskan untuk memblok bola. Alih-alih menutup umpan silang lawan, Young cenderung reaktif saat melihat lawan bergerak di daerah permainannya.
Hal tersebut berdampak pada mudahnya pemain sayap Kroasia memasuki sisi kiri pertahanan Inggris. Tercatat, ada 23 sentuhan bola yang dilakukan oleh Ante Rebic dkk. di area kerja pemain berusia 33 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Gol Ivan Perisic ke gawang Inggris. (Foto: REUTERS/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Gol Ivan Perisic ke gawang Inggris. (Foto: REUTERS/Carl Recine)
Selain buruknya antisipasi bek kiri Inggris, Kroasia menjadikan umpan silang sebagai poros serangan karena faktor Mandzukic. Jika melihat dari postur, dengan tinggi yang mencapai 190 cm, Mandzukic hanya kalah dari Harry Maguire, yang tingginya mencapai 194 cm.
Di luar dua faktor di atas, permasalahan Inggris adalah banyaknya kesalahan mereka lakukan jelang menghadapi umpan silang. Salah satunya adalah jarak yang terlalu jauh dan miskoordinasi antarpemain yang berada di dalam kotak penalti.
Hal tersebut lantas membuat umpan silang terus menerus dilepaskan oleh Kroasia dari setiap sisi lapangan. Jika ditotal, dalam laga ini, Kroasia melepaskan 33 umpan silang di mana 17 diciptakan lewat sisi kanan dan 16 dilepaskan dari sisi kiri.
ADVERTISEMENT
Cara tersebut manjur membuat lini belakang Inggris kerepotan. Tiga percobaan Kroasia yang diawali oleh umpan silang berhasil mengenai sasaran dan dua di antaranya berbuah gol. Inggris pulang, Kroasia melenggang.