news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jika Tak Ada Ronaldo dan Messi, Siapa Layak Jadi Pemain Terbaik Dunia?

24 Oktober 2017 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Neymar di Best FIFA Football Awards 2017. (Foto: Glyn Kirk/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Neymar di Best FIFA Football Awards 2017. (Foto: Glyn Kirk/AFP)
ADVERTISEMENT
Bertempat di London Palladium, London, dalam ajang bertajuk The Best FIFA Football Awards 2017, Selasa (24/10/2017) dini hari WIB, Cristiano Ronaldo meraih kategori Pemain Terbaik Dunia 2017 (khusus untuk sepak bola pria) versi FIFA.
ADVERTISEMENT
Kemenangan Ronaldo pada ajang tersebut bukan hanya soal gelar individunya, tetapi juga, untuk kesekian kalinya, ia bertarung dengan Lionel Messi. Hampir di semua penghargaan sepak bola kategori individu kelas dunia, keduanya nyaris selalu masuk nominasi.
Akibat persaingan yang itu-itu saja, beberapa pihak pun merasa bosan. Menyikapi hal tersebut, kumparan (kumparan.com) coba memberikan daftar soal siapa saja pemain yang layak menggantikan keduanya di daftar pemain terbaik dunia, jika tidak ada keduanya. Berikut di antaranya:
Neymar
Tak ada yang perlu diragukan dari Neymar. Dia berlabel bintang, bergaji mahal, dan tentunya, jadi pesaing Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi di The Best FIFA Football Awards 2017. Melihat hal tersebut, apakah Neymar tidak pantas?
ADVERTISEMENT
Bersama Paris Saint-Germain pada musim ini, Neymar membukukan total 10 gol dan tujuh assist dari 11 pertandingan. Catatan tersebut bisa jadi lebih baik mengingat musim ini belum berjalan setengahnya.
Oh, iya... Neymar sesungguhnya bukan cuma soal skill ciamik dan catatan jumlah gol serta assist saja. Jika diminta untuk menjadi kreator peluang utama tim pun dia bisa. Ini ditunjukkannya kala ia menjadi pemain dengan jumlah kreasi kans terbanyak untuk Barcelona di La Liga musim lalu.
Selain itu, ya, apalagi kalau bukan brand "Neymar" yang semakin hari semakin besar, seperti halnya Messi dan Ronaldo.
Antoine Griezmann
Antoine Griezmann menutup musim 2016/17 dengan begitu sempurna: bermain 38 kali untuk Atletico Madrid di La Liga dan 13 kali di Liga Champions dan menjadi pencetak gol terbanyak tim.
ADVERTISEMENT
Sebelum itu, Griezmann tampil sebagai pemain paling berpengaruh untuk Tim Nasional Prancis di Euro 2016 dan menjadi pemain terbaik kompetisi tersebut. Melihat catatan tersebut, bagaimana Griezmann tidak difavoritkan?
Oke, ketika terakhir kali masuk nominasi The Best FIFA Football Awards, pemain berusia 26 tahun ini memang kalah dari Ronaldo dan Messi (ya, siapa, sih, yang tidak kalah kalau disandingkan dengan dua pemain itu?). Namun, melihat bagaimana Griezmann terbiasa jadi bintang utama di level kub dan internasional, bukan tidak mungkin pengaruhnya bakal makin besar di kemudian hari.
Paul Pogba
Ketika tampil apik untuk Tim Nasional Prancis di Piala Dunia FIFA U-20, 2013 lalu, banyak yang memprediksi bahwa Paul Pogba bakal bersinar. Benar saja, bersama Juventus dan Manchester United, Pogba menjadi kunci permainan.
ADVERTISEMENT
Bersama Manchester United musim ini, Pogba berperan atas empat gol yang telah diciptakan “Setan Merah”. Di usia yang baru mencapai 24 tahun dan peran yang sudah sedemikian pentingnya untuk Manchester United, Pogba jelas memiliki potensi untuk menjadi yang terbaik di dunia.
Pogba punya segalanya: ia atletis, punya teknik bagus, dan tidak gampang goyah jika mendapatkan tekanan dari lawan. Segala atribut itu membuatnya dengan mudah menjadi sosok penting di lini tengah tim yang dibelanya. Yang kurang hanyalah gelar untuk United. Musim lalu, raihan gelarnya baru sebatas Piala Liga Inggris dan Liga Europa. Untuk jadi pemain terbaik, tentunya perlu gelar-gelar yang lebih bergengsi, bukan?
Harry Kane
Hanya bermain untuk Tottenham Hotspur bukan menjadi persoalan bagi Harry Kane untuk membuat namanya menjadi harum. Justru bersama Spurs-lah, Kane bahkan berkembang menjadi kelas satu.
ADVERTISEMENT
13 gol dari 12 pertandingan menjadi catatan Kane musim ini. Dengan segala kemampuan yang ia miliki, Kane hanya butuh waktu untuk berada satu level dengan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Dalam tiga musim sebelum ini, Kane dua kali mencetak lebih dari 30 gol dalam semusim. Ini sudah cukup untuk membuktikan betapa tajamnya dia. Konsistensi tersebut, jika melihat torehan golnya sejauh musim ini berjalan, rasa-rasanya masih akan terjaga.
Oh, iya... Kalau melihat kualitas Kane dan kesuburannya, bolehlah kita menganggap dirinya sebagai talenta asli Inggris yang paling dekat dengan label "kelas dunia" saat ini.
Harry Kane merayakan gol ke-100 bersama Spurs. (Foto: Andrew Yates/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Harry Kane merayakan gol ke-100 bersama Spurs. (Foto: Andrew Yates/REUTERS)
Paulo Dybala
Sama-sama berasal dari Argentina, memiliki aksi individu yang aduhai, dan menjadi kunci permainan utama tim—dengan 10 gol dan satu assist sejauh ini—sudah cukup membuat Paulo Dybala disamakan dengan Lionel Messi.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut belum terhitung dengan usia yang masih 23 tahun hingga kesebelasannya saat ini, Juventus, yang memungkinkannya meraih penghargaan pemain terbaik dunia. Setelah disamakan, apa Dybala bisa benar-benar mewarisi takhta La Pulga?
Eits, nanti dulu... Dybala memang tokcer. Selain itu, dia juga terbiasa untuk jadi protagonis utama tim. Namun, perkara konsistensi juga mesti diperhatikan. Ambil contoh bagaimana ia "menghilang" ketika final Liga Champions 2017. Tentunya, untuk jadi pemain terbaik dunia, ia juga harus bisa tampil apik di laga-laga besar dan menentukan.
Isco Alarcon
Sebenarnya kami ingin menaruh Eden Hazard di urutan terakhir daftar ini, tetapi setelah menimbang beberapa alasan, muncul sebuah pertanyaan: “Mengapa bukan Isco yang masuk ke daftar ini?”
ADVERTISEMENT
Oke, Hazard memang tidak jelek. Di Chelsea, dia adalah bintang utama. Dia juga sudah pernah membawa The Blues dua kali menjadi juara Premier League (Liga Champions belum, lho, ya). Namun, seandainya Hazard bermain di kesebelasan penuh bintang seperti Real Madrid, apakah Anda bisa menjamin pendarnya tidak akan tertutupi bintang-bintang lain?
Masuklah Isco. Selain sudah terbukti kalau pendarnya tidak kalah dengan bintang-bintang Madrid lainnya, ia juga terbukti bisa dijadikan tumpuan tim.
Dalam beberapa kesempatan, ketika Cristiano Ronaldo tidak tampil, Isco mencuri perhatian. Ditopang oleh trio Casemiro-Toni Kroos-Luka Modric, ia berkreasi dengan bebas di lini tengah Madrid. Tidak percaya? Simak ketika Madrid menjuarai Piala Super Eropa 2017 dengan mengalahkan Manchester United. Amati baik-baik betapa cairnya Isco bergerak sebagai gelandang dan pengatur serangan.
ADVERTISEMENT
Isco, bintang kemenangan Madrid. (Foto: Peter Cziborra/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Isco, bintang kemenangan Madrid. (Foto: Peter Cziborra/Reuters)